Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Pertempuran Samarinda

Battle of Samarinda
Bagian dari Perang Dunia II, Perang Pasifik,
Kampanye Hindia Belanda

Samarinda sebelum perang, di sepanjang Sungai Mahakam
Tanggal29 Januari–8 Maret 1942
(Samarinda ditaklukkan pada 3 Februari)
LokasiSamarinda, timur Pulau Kalimantan
Hasil Kemenangan Jepang
Pihak terlibat
 Belanda  Jepang
Tokoh dan pemimpin
Belanda G.A.C. Monteiro  Menyerah Kekaisaran Jepang Motozō Kume
Kekuatan
sekitar 350-400[1] sekitar 1.000[2]
Korban
Tidak diketahui Tidak diketahui

Pertempuran Samarinda (29 Januari–8 Maret 1942) adalah sebuah operasi dalam serangkaian serangan Jepang untuk menaklukkan Hindia Belanda. Setelah menaklukkan kilang minyak di Balikpapan, pasukan Jepang maju ke utara untuk menaklukkan tempat pengeboran minyak strategis di dalam dan sekitar Samarinda dan jalur-jalur pipa yang menghubungkan kedua kota tersebut.

Latar Belakang

Sebelum Perang Dunia II, Samarinda memiliki kepentingan strategis karena keberadaan ladang-ladang minyak milik Bataafse Petroleum Maatschappij (BPM; Perusahaan Petroleum Batavia) yang terletak di utara dan selatan Sungai Mahakam. Lokasi pengeboran di Sanga Sanga (bernama "Louise"), khususnya, memasok sejumlah besar minyak untuk kilang di Balikpapan. Minyak dari Sanga Sanga disalurkan melewati pipa sepanjang 70 km melalui Sambodja (Samboja) ke Balikpapan. Selain dari itu, Belanda juga mendirikan tambang batu bara di daerah Loakoeloe (Loa Kulu), yang dimiliki oleh Oost Borneo Maatschappij (OBM; Perusahaan Kalimantan Timur).[3]

Jepang juga menyadari pentingnya Samarinda sebagai pusat produksi minyak dan batubara, di samping pelabuhannya dan fasilitas pengisian ulangnya. Maka dari itu, Samarinda menjadi salah satu target penyitaan utama Jepang dalam rencananya untuk mencaplok Hindia Belanda.[4]

Susunan Pasukan

Jepang

Pasukan Darat

Detasemen Kume (Komandan: Letnan Kolonel Motozō Kume):[5]

  • Batalion Ke-1, Resimen Infantri Ke-146 (minus Kompi Ke-2 dan Ke-4)
  • Satu peleton insinyur
  • Satu regu radio

Belanda

Pasukan Darat

Detasemen Samarinda (Komandan: Kapten G.A.C. Monteiro):[6][7]

  • Staf Komando (Komandan: Letnan J.P. Scheltens)
  • Satu kompi berisi 23x Grup Senapan Mesin Karabin (4 serdadu per grup) yang dipersenjatai senapan mesin Madsen
  • Mobiele Eenheid / Unit Mobil (Komandan: Sersan Mayor A.E. Hillebrandt):
    • Sekitar 25 tentara
    • Dua mobil lapis baja overvalwagens
    • Satu sepeda motor
  • 2x Seksi Senapan Mesin (Komandan: Sersan Mayor. H.A. Gorter):
    • 3x senapan mesin Vickers 6,5 mm per seksi
  • 2x Seksi Mortar (Komandan: Sersan Tomasoa):
    • 3x mortar 80 mm per seksi
  • 3x meriam (non-mobil) 75 mm di Sungai Mariam (Komandan: Asisten Perwira B. van Brussel)
  • Detasemen zeni beranggotakan enam orang, didukung oleh 60 karyawan BPM wamil
  • 40 milisi dan wajib militer Landwacht, 15 di antaranya adalah karyawan OBM dan ditugaskan untuk penghancuran fasilitas penting
  • Staf rumah sakit enam orang, dan sekitar 35 orang staf Palang Merah

Rencana Belanda

Pasukan KNIL troops berbaris/parade di Samarinda, 1935

Pada bulan Desember 1941, Markas Besar di Bandung memberikan Detasemen Samarinda tugas-tugas berikut:[7]

  1. Mencegah pendaratan musuh di Sanga Sanga dan Anggana
  2. Cegah lokasi pengeboran di Sanga Sanga dan Anggana agar tidak jatuh ke tangan musuh
  3. Menghadapi musuh yang unggul secara numerik, lakukan perang gerilya yang berfokus pada melemahkan pekerjaan perbaikan musuh di lokasi pengeboran.

Karena lokasi pengeboran Sanga Sanga dapat diakses dari laut melalui sejumlah besar saluran delta Mahakam dengan mudah, Belanda telah menempatkan beberapa langkah pertahanan dan detektor dalam pendekatan ke Sungai Mahakam. Untuk memberi sinyal jika ada gerakan kapal yang mencurigakan, Monteiro menyiapkan pos-pos telepon di berbagai mulut delta yang akan memberi tahu dia tentang pergerakan kapal apa pun. Baterai 3x meriam 75 mm juga dipasang di dekat Sungai Mariam untuk mencegah kapal musuh mendekati mulut Sungai Sanga Sanga.[8]

Di persimpangan Sungai Sanga Sanga dan Mahakam (Sanga Sanga Moeara (Muara)), Belanda juga mendirikan gardu pertahanan beton sebagai bagian dari posisi defensif untuk memukul mundur pendaratan musuh di dekat mulut sungai. Selain itu, Monteiro juga menempatkan pasukan penjaga di jembatan Kali Dondang di Sungai Tiram, dekat tempat pipa minyak ke Balikpapan berada. Untuk membantu mencegah situs pengeboran minyak ditangkap secara utuh, Belanda telah menyiapkan rencana penghancuran sejak awal Januari 1942 dan telah mengevakuasi keluarga staf BPM di Sanga Sanga dan Anggana ke Samarinda.[9][10]

Rencana Jepang

Meskipun ladang minyaknya bersifat penting bagi rencana mereka, pihak Jepang hanya berencana untuk menangkap Samarinda dengan sumber daya yang lebih kecil. Awalnya, pasukan Jepang berencana memasuki Samarinda melalui pendaratan di Delta Mahakam. Namun, pada akhir Januari, rencana itu diubah menjadi manuver untuk merebut Sanga Sanga dan Samarinda lewat gerakan darat.[11]

Untuk operasi ini, bagian dari Detasemen Kume akan bergerak dari Balikpapan melalui Mentawir ke Loa Djanan (Loa Janan) di utara, sementara Kume dan pasukan utamanya akan bergerak di sepanjang jalan Balikpapan - Sambodja (Samboja) - Samarinda dan mengusir pasukan Belanda yang bertahan disana.[5]

Pertempuran

Ladang Minyak Sanga Sanga sebelum perang

Penghancuran Ladang Minyak Sanga Sanga

Pada 18 Januari, Kolonel C. van den Hoogenband, komandan pasukan Belanda di Balikpapan menelepon Monteiro dan memberitahukan kepadanya bahwa penghancuran ladang minyak di Balikpapan akan dimulai, setelah pesawat pengintai Belanda menemukan armada invasi Jepang di dekat Tanjung Mangkalihat. Berdasarkan perbincangan di telepon ini, Monteiro memutuskan untuk memulai proses pengahncuran ladang minyak Sanga Sanga. Di bawah komando Letnan Naber, dan dibantu oleh karyawan BPM yang telah diwamilkan, proses penghancuran dimulai pukul 09:00 tanggal 20 Januari. Karena rencana pelaksanaannya telah terorganisasi dengan baik dan dilaksanakan dengan tenang, pada pukul 18:00, ladang minyak Sanga Sanga telah dihancurkan secara menyeluruh dan sistematis. Tim zeni yang terlibat kemudian diberangkatkan ke Lapangan Terbang Samarinda II, lalu dievakuasi ke Jawa.[12][13]

Penyusunan Ulang Pertahanan Belanda

Kapal Patroli P-3 dari Kelas P-1. Galangan Angkatan Laut di Surabaya membuat 4 kapal kelas ini sepanjang tahun 1939

Pada 22 Januari, Markas Besar Umum (AHK) di Bandung memerintahkan Monteiro untuk meninggalkan 4 brigade (masing-masing sekitar 15-18 orang) di Sanga Sanga untuk mencegah pendaratan musuh di sepanjang Sungai Mahakam. Monteiro merasa bahwa karena dia tidak memiliki jumlah pasukan yang cukup untuk melaksanakan perintah ini, ia menyarankan agar pasukannya tetap mempertahankan jalan yang membentang dari Sungai Mahakam hingga Samarinda II (panjang 2,5 km). AHK mengabaikan sarannnya, dan menekankan bahwa perintah awal yang mereka berikan harus dilakukan. Tapi kemudian, AHK mengklarifikasi posisi mereka lagi, dan menginstruksikan Monteiro untuk menahan pergerakan pasukan Jepang di sepanjang Sungai Mahakam, menggunakan kapal. Pada saat itu, Monteiro hanya memiliki dua kapal yang tersedia untuk tugas ini: Triton (kapal Gouvernementsmarine) dan kapal patroli P-1 yang melarikan diri dari Tarakan dan tiba pada 19 Januari.[14]

Monteiro memerintahkan Sersan. Mayor J. Schrander untuk tinggal bersama 80 serdadu dan beberapa zeni yang tersisa di Sanga Sanga. Setelah melakukan penghancuran ladang minyak terakhir, Detasemen Schrander harus menahan serangan Jepang yang menimbulkan korban sebanyak mungkin. Sementara itu, Monteiro menyita semua kapal layar yang ia bisa temukan- sekitar empat puluh kapal, mulai dari kapal motor kecil hingga kapal pantai 100 ton - dan membaginya menjadi empat kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan sekitar 250 orang di bawah satu komandan. Monteiro juga memindahkan markas besarnya dari Sanga Sanga ke Samarinda dan menugaskan Letnan Hoogendorn untuk menghancurkan pipa minyak di sepanjang aliran Dondang. Pasukan tersisa yang tidak cocok untuk melakukan pertempuran disepanjang Sungai Mahakam ditarik ke Samarinda II.[14]

Tanggal 24 Januari, Hoogenband mengevakuasi pasukannya dari Balikpapan, mengakibatkan Monteiro harus mengandalkan laporan warga sipil untuk sumber informasi. Meskipun laporan mereka memberikan gambaran yang tidak jelas tentang situasi di Balikpapan, mereka masih menunjukkan bahwa pasukan Jepang berniat untuk bergerak melalui jalur pipa dari Balikpapan ke Sanga Sanga dan juga bergerak melalui laut, dengan harapan bahwa mereka akan tiba di Samarinda pada bulan Februari.[15]

Peta Kalimantan Timur 1942. Panah hitam menunjukkan pergerakan mundur pasukan Belanda dari Balikpapan di akhir bulan Januari tahun itu.

Pergerakan Detasemen Kume

Pada tanggal 29 Januari, Monteiro diberi tahu bahwa Detasemen Kume mulai menyeberangi Sungai Doendang. Dia segera menginstruksikan Schrander untuk melakukan penghancuran fasiitas yang masih berfungsi di Sanga Sanga, dan mengambil tindakan ofensif terhadap musuh. Tak lama setelah memberikan perintah ini, koneksi dengan Sanga Sanga terputus. Segera setelah pertempuran di Sanga Sanga dimulai, Schrander dengan cepat kehilangan kendali atas empat brigade-nya, karena para komandan brigade telah kehilangan kendali juga. Tidak lama kemudian, pasukan Schrander telah kalah dan mundur kacau balau ke Loa Djanan di arah barat. Monteiro segera menyadari, bahwa Detasemen Kume akan bergerak di sepanjang jalan yang baru selesai dibangun sebagian, yang membentang dari Balikpapan ke Loa Djanan. Pada 31 Januari, pasukannya membakar Samarinda dan Monteiro memindahkan markasnya ke Loa Djanan.[5][12]

Tanggal 1 Februari, pasukan yang tersisa dari Detasemen Schrander mencapai Loa Djanan dan memberi tahu Monteiro bahwa Detasemen Kume telah memukul mundur mereka. Mereka juga memberi tahu bahwa sehari sbelumnya, Kume dan pasukannya telah menyeberangi Sungai Tiram dari selatan. Monteiro mengirim patroli ke Sanga Sanga untuk menemukan Schrander, tetapi tidak berhasil. Laporan warga sipil juga menunjukkan bahwa ada pertempuran sengit di Sanga Sanga. Karena itulah Monteiro menyadari bahwa mempertahankan baterai Belanda di Sungai Marian tidak akan membawa dampak apa-apa. Dia memerintahkan van Brussel, komandan dari baterai, untuk menghancurkan meriam-meriamnya dan mundur ke Loa Djanan.[12]

Di 2 Februari, pasukan penjaga Belanda yang ditempatkan 12 km dari Loa Djanan bertempur dengan satu barisan pasukan Jepang yang telah bergerak dari Balikpapan ke Mentawir. Karena jumlah mereka lebih sedikit, para pasukan penjaga itu dipukuli mundur ke Loa Djanan saat malam tiba, memaksakan Monteiro untuk memindahkan markasnya ke Tenggarong di utara untuk melanjutkan penahanan Detasemen Kume di sepanjang Sungai Mahakam ke Samarinda II. Di Loa Koeloe, pasukan Belanda menghancurkan tambang batubara OBM, sebelum menerima informasi bahwa pasukan Kume telah menduduki Loa Djanan. Tanpa jeda, Kume menggerakan pasukannya ke timur dan merebut Samarinda di tanggal 3 Februari. Seiring pergerakan mereka, pasukan Jepang mencoba menembus sungai Mahakam melalui laut tetapi gagal, saat dua kapal perusak mereka kandas di salah satu sungai delta.[12]


Aksi Penahanan Monteiro

Kapal Gouvernementsmarine Triton ditambat di Samarinda, 1935

Untuk melakukan tindakan penahanan di sungai, Belanda melengkapi Triton dengan sebuah meriam, sepasang senapan mesin, dan menambahkan lempengan baja buatan ke lambungnya. Kapal itu meninggalkan Tenggarong tanggal 3 Februari jam 04:00 pagi untuk mengintai daerah Loa Djanan. Lima jam kemudian,Triton kembali dengan informasi bahwa pasukan Jepang telah menduduki kota itu. Badan kapal itu berbekas banyak tembakan senapan mesin, namun aksinya menyebabkan banyak korban di pasukan Jepang, hanya dengan dua awak yang terluka setelah pertempuran berakhir.[2]

Dari perspektifnya, karena Kume belum berniat untuk maju lebih jauh ke pedalaman setelah menduduki Samarinda, Monteiro berencana menggunakan pasukannya yang tersisa untuk melakukan serangan kejut ke Samarinda. Sekali lagi, AHK menolak rencananya karena dia bahkan tidak memiliki pasukan yang cukup untuk menunda kemajuan musuh, yang akhirnya terjadi tanggal 8 Februari, ketika Detasemen Kume mulai bergerak menuju Tenggarong. Sebelum kota itu diduduki pada sore dihari yang sama, Monteiro sudah memindahkan markasnya lagi 15 menit lebih jauh ke hulu.[16]

Kapal Triton, sekarang di bawah komando Letnan Scheltens, berlayar ke Tenggarong pada tanggal 10 Februari dan segera bertempur lagi dengan pasukan Jepang. Selama pertempuran ini, banyak awak sipilnya melompat ke sungai, dan kapal mulai terhanyut tanpa arah. Scheltens mengambil kemudi dan mengendalikan haluan kapal kembali. Sepanjang baku tembak yang berlangsung selama 20 menit, ia berhasil mencegah panik diantara awak kapal yang tersisa dan memimpin arah tembakan mereka. Namun demikian, pertempuran ini menciptakan suasana gangguan mental di antara awak sipil yang tersisa. Ketika mereka mulai desersi dari pertempuran, moral di antara pasukan Belanda yang ada mulai tegang, terutama saat pasukan penduduk asli melakukan hal yang sama dan kembali ke keluarga mereka di Samarinda. Untuk menjaga agar aksi penahanan tetap berlangsung, AHK mengirim personil angkatan laut pengganti dari Jawa.[17]

Saat15 Februari tiba, sisa dari Detasemen Samarinda telah berbasis di Kota Bangoen (Kota Bangun) dan mengirim 4 brigade di bawah Scheltens ke Benua Baroe (Benua Baru) di selatan untuk menutup rute dari Tenggarong ke Kota Bangoen. Namun, Monteiro hanya memiliki tiga kapal tempur bersenjata seadanya untuk menunda serangan Jepang dari sungai. Selain Triton, ada juga Mahakam, mantan kapal milik Binnenlands Bestuur (BB; Administrasi Interior). Pasukan Belanda mempersenjatai Mahakam dengan meriam 20 mm dan beberapa senapan mesin. Namun, struktur P-1 yang bercacat membuatnya tidak berfungsi saat ini. Monteiro juga telah mengevakuasi keluarga para tentara ke arah barat untuk mencegah desersi lebih lanjut.[18]

Untuk mengambil kembali inisiatif, ia mengirim mata-mata ke Samarinda dan Tenggarong untuk mengumpulkan intelijen tentang kemungkinan serangan Jepang;[16] Scheltens bahkan menyamar sebagai Haji Arab dan mengumpulkan informasi dari mengunjungi banyak kampung. Sementara itu, komandan Lanud Samarinda II, Mayor Gerard du Rij van Beest Holle ditunjuk sebagai komandan penjabat semua pasukan militer Belanda di Kalimantan. Monteiro segera mendesaknya untuk menyampaikan kesia-siaan tindakan penundaan dan kebutuhan untuk menyerang Samarinda ke AHK, karena beberapa faktor:[18]

  • Dari Kota Bangoen ke Moeara Moentai dan seterusnya, Sungai Mahakam hanya dapat dilayari oleh kapal perang kecil
  • Monteiro hanya memiliki tiga kapal untuk melanjutkan perintah AHK
  • Serangan terhadap Samarinda akan lebih membahayakan posisi Jepang dan memastikan penghancuran fasilitas vital yang tersisa

Meski begitu, van Beest Holle tetap bersikukuh untuk melanjutkan pertarungan di sepanjang sungai untuk memastikan keselamatan Samarinda II. Pada 1 Maret, bagaimanapun, AHK menyetujui rencana Monteiro, jika dia setuju untuk melanjutkan aksi di sungai jika rencananya gagal. Namun karena ia hanya memiliki sedikit pasukan yang tersisa, Monteiro tidak dapat memenuhi persyaratan ini; dia meminta untuk setidaknya dua kompi lagi didatangkan, tetapi tidak berhasil. Pada 5 Maret, mata-matanya mengirim laporan tentang serangan Jepang yang akan segera terjadi di Kota Bangoen melalui darat dan sungai.[16][18]

Keesokan harinya, patroli Belanda dari Benua Baroe bertemu dengan patroli Jepang dan segera mundur kembali ke kota itu; pasukan Jepang membuat kemah hanya satu jam dari posisi Belanda. Saat fajar muncul di 7 Maret, Tenggarong diserang. Pertempuran berlanjut selama tiga jam hingga pukul 10:00, ketika tembakan senapan mesin dan mortir Jepang memaksa pasukan Belanda mundur secara panik dan kacau dari Kota Bangoen. Dari 80 tentara di Benua Baroe, 10 dari mereka, dan komandan mereka Letnan Van Mossel tidak mencapa kota itu pada pukul 02:00 pagi di hari berikutnya. Monteiro menginstruksikan Triton, sebuah kapal penarik milik OBM dan sebuah speedboat untuk menunggunya sampai pukul 06:00, sebelum mereka mundur kembali ke hulu.[16][19]

Kol. H.A Reemer memberi Mayor. G.A.C. Monteiro (tengah) dengan medali tanda kehormatan Singa Perunggu, Bandung, 1948.

Ketika pasukan Belanda dari Benua Baroe mencapai Kota Bangoen, mereka segera naik kapal yang ada bersama dengan pasukan dibawah komando Monteiro dan mundur ke Moeara Moentai (Muara Muntai) di bawah perlindungan ketiga kapal diatas. Setelah konvoi kapal ini merapat di Moeara Moentai, Monteiro mendirikan markasnya di kota itu pada pukul 05:00 di bawah suara tembakan dari jauh. Dua jam kemudian, beberapa tentara Belanda tiba dengan sang speedboat yang sudah rusak dan memberi tahu Monteiro bahwa kapal-kapal tempur di Kota Bangoen telah bertempur dengan kapal sloop lapis baja Jepang. Dengan Triton yang rusak berat dan kapal penarik OBM juga tidak bisa digunakan lagi karena pertempuran ini, kapal Mahakam, bersama dengan pasukan KNIL yang tidak terorganisir diatas kapal-kapal kayu adalah semua yang tersisa dari pasukan penahan Belanda di Sungai Mahakam.[20]

Monteiro memutuskan untuk mengorganisir perlawanan terakhir di Lanud Samarinda II dan segera menuju kesana untuk menginformasikan kondisinya kepada van Beest Holle. Saat dalam perjalanan, ia menerima telegram tentang negosiasi yang sedang berlangsung antara komandan Belanda dan Jepang di Jawa pada pukul 09:00. Pada siang hari, radio mengumumkan penyerahan tanpa syarat semua pasukan Belanda di Hindia Belanda. Monteiro terpaksa harus menyerah kepada Jepang, dan dengan itu, mengakhiri perlawanan terorganisir terakhir di Kalimantan Timur.[16]

Pasca-Pertempuran

Letnan Van Hossel bergerak secara sembunyi-sembunyi sampai tanggal 11 Maret, ketika pasukan Jepang berhasil menawannya di Moeara Moentai. Tanggal 19 Maret, pasukan Jepang telah mengumpulkan semua pasukan Belanda dan menahan mereka di Samarinda. Mayor van Beest Holle meninggal dalam tahanan di Tarakan tanggal 4 Juni 1944. Setelah perang, militer Belanda menganugerahi Kapten Monteiro dengan Medali Singa Perunggu dan Letnan Scheltens dengan Medali Salib Perunggu.[21]

Pembebasan

Samarinda berada di bawah pendudukan Jepang hingga September 1945, ketika kota itu dibebaskan oleh Batalion ke-2 Divisi ke-7 Australia.


Catatan

  1. ^ Nortier (1981), pp. 319
  2. ^ a b Nortier (1981), pp. 327
  3. ^ Nortier (1981), pp. 318
  4. ^ Remmelink (2018), pp. 21
  5. ^ a b c Nortier (1981), pp. 326
  6. ^ Nortier (1981), pp. 319-320
  7. ^ a b Koninklijke Nederlands Indische Leger (1948), pp. 637
  8. ^ Nortier (1981), pp. 638
  9. ^ Koninklijke Nederlands Indische Leger (1948), pp. 638
  10. ^ Nortier (1981), pp. 321
  11. ^ Remmelink (2015), pp. 221
  12. ^ a b c d Koninklijke Nederlands Indische Leger (1948), pp. 639
  13. ^ Nortier (1981), pp. 323
  14. ^ a b Nortier (1981), pp. 324
  15. ^ Nortier (1981), pp. 325
  16. ^ a b c d e Koninklijke Nederlands Indische Leger (1948), pp. 641
  17. ^ Nortier (1981), pp. 328
  18. ^ a b c Nortier (1981), pp. 329
  19. ^ Nortier (1980), pp. 330
  20. ^ Nortier (1981), pp. 330
  21. ^ Nortier (1981), pp. 331

Referensi

Read other articles:

2010 non-fiction book by Deborah Blum The Poisoner's Handbook AuthorDeborah BlumCover artistMarysarah QuinnCountryUnited StatesLanguageEnglishGenreScience, True crime, historyPublisherPenguin PressPublication date2010Media typePrint (Paperback), hardcoverPages336 ppISBN978-1594202438OCLC2009026461 The Poisoner's Handbook: Murder and the Birth of Forensic Medicine in Jazz Age New York is a New York Times best-selling non-fiction book by Pulitzer Prize-winning science writer Deborah Blum…

AangAangPengisi suaraMitchel Musso (dalam episode pilot saja)Zach Tyler EisenInformasiJenis kelaminLaki-lakiJabatanTokoh utamaKewarganegaraanPengembara Udara(Kuil Udara Selatan) Aang adalah nama salah satu tokoh fiktif dalam serial animasi televisi Nickelodeon berjudul Avatar: The Legend of Aang. Pengisi suaranya adalah Zach Tyler Eisen. Sebagai tokoh utama, Aang selalu muncul dalam episode, kecuali satu, yaitu episode Zuko Alone. Aang juga muncul dalam media lain, seperti misalnya kartu permain…

Johanna van Gogh-BongerJohanna van Gogh-Bonger pada 1889LahirJohanna Gezina Bonger(1862-10-04)4 Oktober 1862Amsterdam, BelandaMeninggal2 September 1925(1925-09-02) (umur 62)Laren, BelandaSuami/istriTheo van Gogh ​ ​(m. 1889; invalid reason 1891)​ Johan Cohen Gosschalk ​ ​(m. 1901; invalid reason 1912)​AnakVincent Willem van Gogh Johanna Gezina Jo van Gogh-Bonger (4 Oktober 1862 – …

Untuk kebijakan Wikipedia mengenai konflik kepentingan, lihat Wikipedia:Konflik kepentingan. Salah satu aturan untuk menghindari konflik kepentingan, pejabat publik dilarang untuk menyalahgunakan wewenang serta mengambil keuntungan pribadi atau kelompok dengan cara menjadi penyambung kepentingan. Larangan tersebut dimuat dalam PP No. 53 Tahun 2010.[1] Konflik kepentingan harus dihindari oleh pejabat publik dikarenakan mampu mempengaruhi netralitas dan kualitas dalam penentuan kebijakan y…

Artikel ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. Tolong bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak. Tulisan tanpa sumber dapat dipertanyakan dan dihapus sewaktu-waktu.Cari sumber: Pekan Olahraga Daerah Sulawesi Selatan 1986 – berita · surat kabar · buku · cendekiawan · JSTORPekan Olahraga Daerah Sulawesi Selatan VII/1986ᨄᨛᨀ ᨕᨚᨒᨑᨁ ᨉᨕᨙᨑ ᨔᨘᨒᨓᨙᨔᨗ ᨔ…

.sk

.skJenis TLDTLD kode negara InternetStatusAktifRegistriSK-NICSponsorSK-NICPemakaian yang diinginkanEntitas yang terhubung dengan  SlovakiaPemakaian aktualDigunakan di SlovakiaDomain terdaftar380.408 (2018-08-24)[1]PembatasanTak adaStrukturRegistrasi dilakukan secara langsung di tingkat kedua dan ketigaSitus webSK-NIC .sk adalah top-level domain kode negara Internet untuk Slowakia. lbsRanah tingkat teratas kode negara (ccTLD)ISO 3166-1 A .ac .ad .ae .af .ag .ai .al .am .ao .aq .…

Untuk kegunaan lain, lihat Twivortiare. TwivortiarePoster filmSutradaraBenni SetiawanProduserManoj PunjabiSkenario Alim Sudio Benni Setiawan BerdasarkanTwivortiareoleh Ika NatassaPemeran Reza Rahadian Raihaanun Arifin Putra Denny Sumargo Citra Kirana Anggika Bolsterli Dimas Aditya Boris Bokir Penata musikTya SubiaktoSinematograferYudi DatauPenyunting Cesa David Luckmansyah Apriady Fathullah Sikumbang PerusahaanproduksiMD PicturesDistributor MD Pictures Disney+ Hotstar Viu Tanggal rilis 29 …

Запрос «Киплинг» перенаправляется сюда; см. также другие значения. Редьярд Киплингангл. Rudyard Kipling Имя при рождении Джозеф Редьярд Киплинг (Joseph Rudyard Kipling) Дата рождения 30 декабря 1865(1865-12-30)[1][2][…] Место рождения Бомбей, Британская Индия Дата смерти 18 января 1936(1936-01-1…

A. H. M. JonesNama dalam bahasa asli(anp) Arnold Hugh Martin Jones BiografiKelahiran9 Maret 1904 Birkenhead (en) Kematian9 April 1970 (66 tahun)Thessaloniki Penyebab kematianSerangan jantung Tempat pemakamanFirst Cemetery of Athens (en) Galat: Kedua parameter tahun harus terisi! KegiatanSpesialisasiRomawi Kuno, Abad Kuno Akhir, sejarah, Era Klasik dan sejarah kuno Pekerjaansejarawan, dosen, classical scholar (en) Bekerja diUniversity College London Penghargaan(1947)  Fellow of the B…

Asosiasi Sepak Bola FinlandiaUEFADidirikan19 May 1907; 116 tahun lalu (19 May 1907)Kantor pusatArena BoltBergabung dengan FIFA1908Bergabung dengan UEFA1954PresidenAri LahtiWebsitehttps://www.palloliitto.fi/ Asosiasi Sepak Bola Finlandia (bahasa Finlandia: Suomen Palloliitto, abbr. SPL; bahasa Swedia: Finlands Bollförbund) adalah badan pengendali sepak bola di Finlandia. Latar Belakang SPL memiliki lebih dari 1.000 klub anggota dan sekitar 140.000 pemain terdaftar. Survei Gallup Fin…

Sculpture gallery in the Bronx, New York United States historic placeHall of Fame ComplexU.S. National Register of Historic PlacesNew York City Landmark No. 0113 View of the Hall of Fame for Great AmericansLocationBronx Community College campus, The Bronx, New YorkCoordinates40°51′31.7″N 73°54′50.9″W / 40.858806°N 73.914139°W / 40.858806; -73.914139Area2 acres (0.81 ha)Built1901ArchitectStanford WhiteArchitectural styleClassical Revival, Be…

For student outdoors societies, see Outing club. United States historic placeOuting ClubU.S. National Register of Historic PlacesU.S. Historic districtContributing property Outing Club in 2013Show map of IowaShow map of the United StatesLocation2109 Brady StreetDavenport, IowaCoordinates41°32′27″N 90°34′21″W / 41.54083°N 90.57250°W / 41.54083; -90.57250Arealess than one acreBuilt1905ArchitectParke T. BurrowsArchitectural styleColonial RevivalPart ofVander…

Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini.Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala.Tag ini diberikan pada Desember 2022. Quintus Caecilius (lahir skt. 475 SM) merupakan seorang Tribunus pada tahun 439 SM. Sumber CAEC0227 Q. Caecilius (19), romanrepublic.ac.uk Lihat pula Caecilia (gens) Artikel bertopik Romawi ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan…

Pour un article plus général, voir Tour d'Espagne 2021. 14e étape du Tour d'Espagne 2021 GénéralitésCourse14e étape، Tour d'Espagne 2021Type Étape de montagneDate28 août 2021Distance165,7 kmPays EspagneLieu de départDon BenitoLieu d'arrivéeLa VilluercaVitesse moyenne38,15 km/hDénivelé3 448 mRésultats de l’étape1er Romain Bardet4 h 20 min 36 s(Team DSM)2e Jesús Herrada+ 44 s3e Jay Vine+ 44 s Daniel Navarro(Burgos-BH)Classement général à l’issue de l’étape Odd Chris…

Fairy tale from Russia Skazka redirects here. For the 2022 film, see Fairytale (film). Ivan Tsarevich and the Grey Wolf (Zvorykin) A Russian fairy tale or folktale (Russian: ска́зка; skazka; story; plural Russian: ска́зки, romanized: skazki) is a fairy tale from Russia. Various sub-genres of skazka exist. A volshebnaya skazka [волше́бная ска́зка] (literally magical tale) is considered a magical tale.[1][need quotation to verify] Skazki o zhivot…

This article has multiple issues. Please help improve it or discuss these issues on the talk page. (Learn how and when to remove these template messages) This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: The Journal of Popular Culture – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (November 2010) (Learn how and wh…

This article is about the 1917 Sinclair Lewis novel. For the 1998 novel, see Douglas Kennedy (writer). The Job First editionAuthorSinclair LewisCountryUnited StatesLanguageEnglishPublisherHarper & BrothersPublication date1917Pages326 pp.OCLC29478586 The Job is an early work by American novelist Sinclair Lewis. It is considered an early declaration of the rights of working women. The focus is on the main character, Una Golden, and her desire to establish herself in a legitimate occupation whi…

Italian painter (1571–1610) For other uses, see Caravaggio (disambiguation). CaravaggioChalk portrait of Caravaggio, c. 1621BornMichelangelo Merisi (or Amerighi) da Caravaggio29 September 1571Milan, Duchy of Milan, Spanish Empire[1]Died18 July 1610(1610-07-18) (aged 38)Porto Ercole, State of the Presidi, Spanish EmpireEducationSimone PeterzanoKnown forPaintingNotable workList of paintings by CaravaggioPatron(s)Cardinal Francesco Maria del MonteAlof de Wignacourt Signatu…

Australian federal electoral division This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: Division of Moreton – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (April 2024) (Learn how and when to remove this message) MoretonAustralian House of Representatives DivisionMapInteractive map of boundariesCreated1901MPGraham …

Douglas Kennedy in Gunsmoke Douglas Richards Kennedy (New York, 14 settembre 1915 – Honolulu, 10 agosto 1973) è stato un attore statunitense. Ha recitato in oltre 110 film dal 1935 al 1968 ed è apparso in quasi 80 produzioni televisive dal 1952 al 1973. È stato accreditato anche con i nomi Keith Douglas, Douglas R. Kennedy e Doug Kennedy.[1] Indice 1 Biografia 2 Filmografia 2.1 Cinema 2.2 Televisione 3 Doppiatori italiani 4 Note 5 Altri progetti 6 Collegamenti esterni Biografia Doug…

Kembali kehalaman sebelumnya