Pondok Pesantren Bahrul Ulum (Tambakberas)
SejarahAwal mulaPondok Pesantren Bahrul Ulum didirikan oleh K.H. Abdus Salam atau sering dikenal Mbah Soihah pada tahun 1838 M di desa Tambakberas (Tambakrejo), 5 km sebelah utara kota Jombang, Jawa Timur. K.H. Abdul Salam meninggalkan kampung halamannya menuju Tambakberas untuk bersembunyi menghindari kejaran tentara Belanda. Saat itu Tambakberas masih berupa hutan belantara penuh dengan binatang buas dan dikenal sebagai daerah angker. K.H. Abdul Salam bersama 25 orang pengikutnya membangun surau, langgar (mushalla), dan pondok. Karena itulah, pondok pesantren ini pada awalnya dikenal sebagai pondok selawe (dua puluh lima). K.H. Abdus Salam sendiri merupakan keturunan dari Raja Brawijaya (Kerajaan Majapahit), putra dari Kiai Abdul Jabbar bin Kiai Abdul Halim (Pangeran Benowo) bin Kiai Abdurrahman (Joko Tingkir).[2] Periode keduaSetelah K.H. Abdus Salam (Mbah Soihah) berusia lanjut, maka kepimpinan Pondok Selawe diserahkan kepada dua menantunya yang juga santrinya sendiri. Kedua menantunya tersebut adalah Kiai Utsman dan Kiai Sa’id. Dengan mendapat restu dari mertuanya, mereka mendirikan pondok cabang karena jumlah santri yang semakin bertambah banyak. Kiai Utsman mengembangkan pondok di Dusun Gedang yang tidak jauh dari pesantren ayah mertuanya yaitu di sebelah timur sungai pondok pesantren, sedangkan Kiai Sa’id mengembangkan pesantren di sebelah barat sungai. Dalam penataan manajemen pendidikan pesantren yang diasuhnya, Kiai Ustman lebih berkonsentrasi mengajarkan ilmu-ilmu thariqah dan tasawuf, sedangkan Kiai Sa’id lebih berkonsentrasi mengajarkan ilmu-ilmu syari’at. Perubahan namaSebagaimana dikisahkan sebelumnya, pondok ini pada awal didirikannya dinamakan Pondok Selawe. Hingga pada masa kepemimpinan K H. Hasbulloh (putra Kiai Sa'id), pondok pesantren ini diubah namanya menjadi Pondok Pesantren Tambakberas. Kemudian pada masa kepemimpinan K.H. Abdul Wahab Hasbullah (putra K.H. Hasbullah) pada tahun 1965, empat santri beliau dipanggil menghadap K.H. Abdul Wahab, keempat santri beliau tersebut adalah Ahmad Junaid, Masrur Dimyati, Abdulloh Yazid Sulaiman, dan Syamsul Huda. Keempat santri beliau ini diberi tugas untuk mengajukan alternatif nama pondok pesantren. Alhasil keempat santri ini mengajukan tiga nama alternatif yaitu: Bahrul Ulum, Darul Hikmah, dan Mambaul Ulum. Kemudian dari ketiga nama yang diajukan itu, K.H. Abdul Wahab Hasbullah melaksanakan istikharah dan mendapatkan petunjuk dari Allah untuk memilih nama Bahrul Ulum yang berarti “Lautan Ilmu” dengan harapan kelak pesantren ini benar-benar menjadi lautan ilmu bagi mereka yang ingin melakukan thalabul 'ilmi. Setelah memilih nama, beliau mengadakan sayembara pembuatan logo/lambang pesantren. Pemenang sayembara tersebut adalah Abdullah Yazid dan K.H. Abdul Wahab Hasbullah meminta pada logo/lambang pondok pesantren disisipkan ayat Al-Qur’an surat Al-Kahfi ayat 109. Bahkan untuk prosesi ritualnya Kiai Abdul Wahab memerintahkan salah seorang santri bernama Djamaluddin Ahmad untuk membacakan manaqib. Kemudian sejak tahun 1967 hingga saat ini nama dan lambang tersebut abadi menjadi identitas resmi Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang. PerkembanganSejak tahun 1987 M, kepemimpinan Pondok Pesantren Bahrul Ulum dipegang secara kolektif oleh Dewan Pengasuh yang diketuai oleh K.H. M. Sholeh Abdul Hamid. Para petinggi pondok juga mendirikan Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum yang diketuai oleh K.H. Ahmad Fatih Abdul Rohim. Para kiai yang mengasuh Pondok Pesantren Bahrul Ulum itu diantaranya, K.H. M. Sholeh Abdul Hamid, K.H. Amanullah, K.H. M. Hasib Abdul Wahab. Dibawah kepemimpinan K.H. M. Sholeh, Pondok Pesantren Bahrul Ulum mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya santri yang belajar dan telah banyak menghasilkan tokoh, ulama, hingga politisi, seperti contoh K.H. Abdurrahman Wahid mantan presiden ke 4 RI juga alumni Pondok Pesantren Bahrul Ulum. Santri yang belajar di Pondok Pesantren Bahrul Ulum tidak hanya datang dari daerah Jombang dan Indonesia saja, melainkan juga banyak yang berasal dari Brunei Darussalam, Malaysia, dan lain-lain. Arti lambang
Daftar unit asramaHingga saat ini, Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum memiliki 46 unit asrama (ribath), yaitu:
Referensi
|