Sungai Woyla
HidrologiMengalir ke pantai barat Sumatra, Sungai Woyla sangat dipengaruhi oleh gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004. Muara yang lebih kecil di sebelah utara merupakan muara tertutup sebelum tsunami, menjadi terbuka pada bulan April 2005, tetapi tertutup kembali pada bulan Juni 2006. Muara selatan yang lebih besar, yang telah ada sebelum tsunami dan diperlebar olehnya, bermigrasi ke utara karena tepian utaranya terkikis sementara sedimen terdeposit di sepanjang tepi selatannya.[2] EkologiKeanekaragaman ikan tergolong rendah di Sungai Woyla, tetapi merupakan habitat Keureling, ikan populer di Aceh yang dikenal sebagai "raja sungai", yaitu dari genus Tor terutama T. tambroid di aliran hilir sungai.[3] GeografiSungai ini mengalir di wilayah utara pulau Sumatra yang beriklim hutan hujan tropis (kode: Af menurut klasifikasi iklim Köppen-Geiger).[4] Suhu rata-rata setahun sekitar 23 °C. Bulan terpanas adalah Februari, dengan suhu rata-rata 24 °C, and terdingin Juni, sekitar 22 °C.[5] Curah hujan rata-rata tahunan adalah 3355 mm. Bulan dengan curah hujan tertinggi adalah November, dengan rata-rata 431 mm, dan yang terendah Juli, rata-rata 133 mm.[6] Lihat pula
Referensi
|