Halaman ini berisi artikel tentang sejarah model atom. Untuk sejarah penelitian penggabungan atom untuk membentuk molekul, lihat Sejarah teori molekul.
Dalam ilmu kimia dan fisika, teori atom adalah teori ilmiah terkait sifat alamiah materi yang menyatakan bahwa materi tersusun atas partikel terkecil yang disebut atom. Pernyataan ini bermula dari sebuah konsep filosofis pada masa Yunani kuno yang masuk dan menjadi menjadi arus utama ilmu sains pada awal abad ke-19 ketika ilmu kimia membuktikan bahwa materi berperilaku seperti tersusun atas atom-atom.
Istilah atom berasal dari kata sifat dari bahasa Yunani Kuno, atomos, yang berarti "tidak dapat dibagi".[1] Para kimiawan pada abad ke-19 mulai menggunakan istilah ini untuk menjelaskan berat relatif dari satuan massa pada setiap unsur kimia, setiap kelipatannya membentuk sebuah rumus yang menentukan susunan gravimetri dari molekul yang ada pada senyawa kimia. Sekitar masa pergantian abad ke-20, para fisikawan menemukan bahwa apa yang disebut "atom yang tidak dapat dipecah" sebenarnya adalah gabungan berbagai partikel subatom (terutama, elektron, proton dan neutron) yang dapat ada secara terpisah dari satu sama lain melalui berbagai eksperimen menggunakan elektromagnetisme dan peluruhan radioaktif. Bahkan, pada suatu keadaan ekstrem tertentu, seperti bintang neutron yang memiliki suhu dan tekanan ekstrem, atom tidak dapat terbentuk sama sekali. Karena atom yang ditemukan dapat dibagi, fisikawan kemudian menciptakan istilah "partikel elementer" untuk menyebut partikel yang "tak bisa dibagi". Bidang ilmu yang mempelajari partikel subatomik adalah fisika partikel, dan di bidang ini para fisikawan berharap dapat menemukan sifat dasar sejati suatu materi.
Kata "atom" (bahasa Yunani: ἄτομος; atomos) yang memiliki makna "tidak dapat dibagi". Gagasan bahwa materi terdiri dari unit diskret adalah gagasan yang sudah ada sejak lama yang terus muncul dalam banyak kebudayaan kuno seperti Yunani dan India. Gagasan ini dikembangkan oleh Filsuf pra-Sokrates, Leukippos dan muridnya Demokritos (460 – 370 sebelum masehi). Demokritos menyatakan, bahwa atom berjumlah tidak terbatas, tidak dapat diciptakan, abadi dan sifat dari suatu objek ditentukan dari atom yang menyusun objek tersebut.[2][3] Atomisme oleh Demokritos dikembangkan lebih detil dan dielaborasi kembali oleh filsuf Yunani, Epikuros(341–270 sebelum masehi) dan penyair Romawi, Lucretius (ca.99–ca.55 sebelum masehi).[4] Pada abad pertengahan awal, atomisme sudah mulai banyak terlupakan di Eropa barat dan mulai dikenal kembali melalui tulisan Aristoteles yang baru ditemukan pada abad ke-12.[3]
Pada abad ke-14, penemuan-penemuan karya besar yang menjelaskan tentang atomisme, seperti De rerum natura oleh Lucretius dan Lives and Opinions of Eminent Philosophers oleh Diogenes Laërtius kembali meningkatkan perhatian akademis terhadap topik ini. Meskipun begitu, dikarenakan atomisme diasosiasikan dengan filsafat Epikureanisme yang berlawanan dengan ajaran Kristen ortodoks, kepercayaan tentang atom tidak dapat diterima oleh mayoritas filsuf eropa pada masa itu. Lalu, seorang pendeta Katolik, Pierre Gassendi (1592–1655) membangkitkan kembali atomisme Epikurean dengan perubahan yang berargumen bahwa atom diciptakan oleh Tuhan yang walaupun berjumlah banyak, tetapi tidak terbatas. Teori Gassendi dipopulerkan oleh dokter, François Bernier (1620–1688) di Prancis dan filsuf ilmu alam, Walter Charleton (1619–1707) di Inggris. Kimiawan, Robert Boyle (1627–1691) dan fisikawan Isaac Newton (1642–1727) mempertahankan atomisme hingga akhir abad 17 sehingga dapat diterima oleh sebagian komunitas saintis.[3]
John Dalton
Menjelang akhir abad ke-18, dua kaidah tentang reaksi kimia muncul tanpa mengacu pada gagasan teori atom. Pertama adalah hukum kekekalan massa, yang dirumuskan oleh Antoine Lavoisier pada tahun 1789, yang menyatakan bahwa total massa dalam reaksi kimia bersifat konstan (massa reaktan sama dengan produk).[5] Kaidah kedua adalah hukum perbandingan tetap. Kaidah ini pertama kali dibuktikan oleh kimiawan Prancis Joseph Louis Proust pada tahun 1797. Hukum ini menyatakan bahwa jika suatu senyawa diurai menjadi unsur-unsur penyusunnya, maka massa konstituen akan selalu memiliki perbandingan yang sama, terlepas dari kuantitas atau sumber senyawanya .[6]
John Dalton mempelajari dan mengembangkan hasil karya sebelumnya dan mengembangka hukum perbandingan berganda pada tahun 1803 yang menyatakan bahwa jika dua unsur dapat digabungkan untuk membentuk suatu senyawa, maka perbandingan massa unsur kedua yang bergabung terhadap massa tetap unsur pertama adalah perbandingan bilangan bulat sederhana.[7] Kaidah ini dapat dilihat dari eksperimen Dalton yang mencatat bahwa 100 g timah akan bergabung baik dengan 13,5 g atau 27 g oksigen sehingga berdasarkan eksperimen ini disimpulkan maka satu atom timah akan bergabung dengan satu atau dua atom oksigen.[8]
Dalton juga percaya teori atom dapat menjelaskan mengapa air menyerap gas yang berbeda dalam proporsi yang berbeda, misalnya membuktikan bahwa air jauh lebih baik menyerap karbon dioksida daripada menyerap nitrogen. Hipotesis Dalton adalah karena perbedaan dalam massa dan kompleksitas partikel masing-masing gas.[9]
Pada tahun 1803, Dalton secara lisan menyajikan daftar massa relatif atom untuk beberapa zat. Makalah ini diterbitkan pada tahun 1805, namun mengalami beberapa kontroversi karena tidak menjelaskan metode untuk mendapatkan hasil tersebut.[10][11] Akhirnya, metode terungkap pada tahun 1807 oleh koleganya, Thomas Thomson di dalam buku teks Thomson edisi ketiga, Sistem Kimia (A System of Chemistry). Akhirnya, Dalton menerbitkan laporan lengkap dalam buku teksnya sendiri yang berjudul Sistem Baru Filsafat Kimia (A New System of Chemical Philosophy), pada tahun 1808 dan 1810.[12]
Dalton memperkirakan berat atom berdasarkan rasio massa ketika mereka bergabung dengan atom hidrogen diambil sebagai kesatuan. Namun, Dalton tidak berfikir bahwa terdapat beberapa unsur atom yang ada dalam bentuk molekul, seperti oksigen murni ada dalam bentuk O. Dia juga salah kaprah bahwa senyawa paling sederhana antara dua unsur selalu hanya terdiri dari masing-masing satu atom (jadi dia berpendapat air adalah HO, bukan H).[13] Dikarenakan peralatannya yang belum mendukung, hasil dalton mengalami kesalahan. Misalnya, pada tahun 1803, ia yakin bahwa atom oksigen memiliki berat 5,5 kali daripada atom hidrogen karena dalam air ia mengukur 5,5 gram oksigen untuk setiap 1 gram hidrogen dan meyakini rumus untuk air adalah HO. Dengan mengadopsi data yang lebih baik, pada tahun 1806 ia menyimpulkan bahwa berat atom oksigen yang sebenarnya adalah 7 bukannya 5,5, dan dia mempertahankan berat ini selama sisa hidupnya. Ilmuwan lain pada masa itu sudah menyimpulkan bahwa berat atom oksigen seharusnya 8 relatif terhadap hidrogen yang sama dengan 1, jika diasumsikan rumus Dalton untuk molekul air adalah HO, atau 16 jika diasumsikan menggunakan rumus air modern H.[14][15]
Avogadro
Kekeliruan teori Dalton diperbaiki secara mendasar pada tahun 1811 oleh Amedeo Avogadro. Avogadro mengusulkan bahwa volume yang sama dari dua gas, pada temperatur dan tekanan yang sama, mengandung jumlah molekul yang sama (dengan kata lain, massa partikel gas tidak mempengaruhi volume yang menempati).[16]Hukum Avogadro memungkinkannya untuk menyimpulkan sifat diatomik dari berbagai gas dengan mempelajari volume di mana mereka bereaksi. Misalnya: karena dua liter hidrogen akan bereaksi dengan hanya satu liter oksigen untuk menghasilkan dua liter uap air (pada tekanan dan temperatur konstan), maka itu berarti molekul oksigen tunggal terbagi menjadi dua untuk membentuk dua partikel air. Dengan demikian, Avogadro mampu menawarkan perkiraan yang lebih akurat dari massa atom oksigen dan berbagai unsur lainnya, serta membuat pembeda yang jelas antara molekul dan atom.[17]
Gerak Brown
Pada 1827, ahli botani Inggris Robert Brown mengamati bahwa partikel debu di dalam serbuk sari yang mengambang di air terus bergoyang-goyang tanpa alasan yang jelas. Pada tahun 1905, Albert Einstein berteori bahwa gerak Brown ini disebabkan oleh molekul air terus menerus mengetuk butiran-butiran, dan mengembangkan model matematika hipotetis untuk menggambarkan hal itu.[18] Model ini divalidasi secara eksperimental pada tahun 1908 oleh fisikawan Prancis Jean Perrin, sehingga memberikan validasi tambahan untuk teori partikel (dan dengan perluasan teori atom).[19]
Sinar katode (biru) yang dipancarkan dari katode, dipertajam menjadi sorot dengan menggunakan celah, kemudian dibelokkan ketika melewati antara dua lempeng listrik.
Sebuah tabung Crookes adalah wadah kaca tertutup di mana dua elektrode dipisahkan oleh ruang hampa. Sinar katode dihasilkan ketika tegangan diterapkan di seluruh elektrode, menciptakan partikel bersinar yang menyerang kaca di ujung tabung yang berlawanan. Melalui eksperimen, Thomson menemukan bahwa sinar dapat dibelokkan oleh medan listrik (selain medan magnet, yang sudah dikenal). Dia menyimpulkan bahwa sinar ini, bukannya bentuk cahaya, melainkan sesuatu yang terdiri dari partikel bermuatan negatif yang sangat ringan yang ia sebut "corpuscles" (kelak diganti namanya menjadi elektron oleh ilmuwan lain). Ia mengukur rasio massa terhadap muatan dan menemukan itu 1800 kali lebih kecil daripada hidrogen, atom terkecil. Corpuscles ini tidak seperti partikel lain yang telah dikenal sebelumnya.[21]
Thomson menyatakan bahwa atom dapat dibagi, dan bahwa corpuscles adalah balok-balok bangunannya.[22] Untuk menjelaskan muatan netral keseluruhan atom, ia mengajukan teori bahwa corpuscles didistribusikan dalam lautan muatan positif yang seragam; ini adalah model puding prem[23] karena elektron tertanam dalam muatan positif seperti prem dalam puding prem (meskipun dalam model Thomson mereka tidak dalam kondisi stasioner).
Pada tahun 1909, model puding prem Thomson dibantah oleh salah seorang mantan mahasiswanya, Ernest Rutherford, yang menemukan bahwa sebagian besar massa dan muatan positif atom terkonsentrasi di sebagian kecil dari volume, yang diasumsikan berada di pusat atom.[24]
Dalam percobaan Geiger–Marsden, Hans Geiger dan Ernest Marsden (rekan dari Rutherford yang bekerja mewakilinya) menembakkan partikel alfa pada lembaran tipis logam dan diukur defleksi mereka menggunakan layar fluoresen.[25] Mengingat massa elektron yang sangat kecil, momentum tinggi partikel alfa, dan rendahnya konsentrasi muatan positif pada model puding prem, sang peneliti mengharapkan semua partikel alfa dapat melewati kertas logam tanpa pembelokan yang bermakna. Ternyata mereka menemukan hal yang mencengangkan. Sebagian kecil dari partikel alfa mengalami pembelokan tajam. Rutherford menyimpulkan bahwa muatan positif di dalam atom harus terkonsentrasi dalam volume yang sangat kecil agar dapat menghasilkan medan listrik yang cukup kuat untuk membelokkan partikel alfa dengan sebegitu kuat.[26]
Hal ini menyebabkan Rutherford mengajukan teori model planet di mana awan elektron mengelilingi inti kecil dan kompak yang bermuatan positif. Hanya konsentrasi muatan semacam itulah yang bisa menghasilkan medan listrik cukup kuat untuk menyebabkan pembelokan tajam.[26]
Model atom planet memiliki dua kekurangan yang signifikan. Pertama adalah bahwa, tidak seperti planet mengorbit matahari, elektron adalah partikel bermuatan. Muatan listrik yang dipercepat diketahui memancarkan gelombang elektromagnetik menurut rumus Larmor dalam elektromagnetisme klasik. Muatan yang mengorbit, logikanya akan terus kehilangan energi dan bergerak spiral menuju inti, bertabrakan dengan inti dalam hitungan detik. Masalah kedua adalah bahwa model planet tidak bisa menjelaskan emisi puncak dan penyerapan spektrum atom yang diamati.[27]
Teori kuantum merevolusi fisika di awal abad ke-20, ketika Max Planck dan Albert Einstein mendalilkan bahwa energi cahaya dipancarkan atau diserap dalam jumlah diskret yang diketahui sebagai kuanta (tunggal, kuantum). Pada tahun 1913, Niels Bohr memasukkan ide ini ke dalam model atom Bohr, di mana sebuah elektron hanya bisa mengorbit inti dalam orbit lingkaran tertentu dengan momentum sudut dan energi tetap, jarak dari inti (yaitu, jari-jari atom) sebanding dengan energinya.[28] Dengan model ini elektron tidak bisa bergerak spiral ke dalam inti karena tidak kehilangan energi secara terus menerus; sebaliknya, hal itu hanya bisa membuat "lompatan kuantum" seketika antar tingkat energi yang ditetapkan.[28] Ketika ini terjadi, cahaya dipancarkan atau diserap pada frekuensi yang sebanding dengan perubahan energi (maka penyerapan dan emisi cahaya merupakan spektrum diskrit).[28]
Model Bohr tidak sempurna lantaran hanya bisa memprediksi garis spektrum hidrogen; dan tidak bisa memprediksi atom multielektron. Lebih buruk lagi, tatkala teknologi spektrografik ditingkatkan, teramati garis spektrum tambahan dalam hidrogen, yang tidak dapat dijelaskan menggunakan model Bohr. Pada tahun 1916, Arnold Sommerfeld menambahkan orbit elips dengan model Bohr untuk menjelaskan garis emisi tambahan tersebut, tetapi ini membuat model menjadi sangat sulit untuk digunakan, dan masih tidak dapat menjelaskan atom yang lebih kompleks.[29][30]
Niels Bohr memandang bahwa elektron juga memiliki sifat gelombang. Sehingga apabila kita membuat model sederhana, yaitu lintasan elektron berbentuk lingkaran, maka panjang keliling lintasan yang dilalui elektron merupakan kelipatan dari panjang gelombang elektronnya, sehingga gambar yang terbentuk berupa lukisan yang stabil. Namun jika panjang keliling lingkaran yang dilalui elektron bukan kelipatan panjang gelombang elektronnya, maka lukisan yang terbentuk tyda stabil. Oleh karena itu, dapat diambil sebuah hipotesis bahwa elektron hanya mengelilingi proton dalam lintasan lingkaran yang merupakan kelipatan dari panjang elektronnya[31].
Pada tahun yang sama, J.J. Thomson melakukan percobaan di mana ia menyalurkan aliran ionneon melalui medan magnet dan listrik, kemudian menghantam plat fotografi di ujung lain. Dia mengamati dua partikel bercahaya di plat tersebut, yang menunjukkan dua lintasan defleksi yang berbeda. Thomson menyimpulkan ini karena beberapa ion neon memiliki massa yang berbeda.[33] Sifat massa yang berbeda ini kelak dijelaskan oleh penemuan neutron pada tahun 1932.[34]
Pada tahun 1917 Rutherford membombardir gas nitrogen dengan partikel alfa dan mengamati inti hidrogen yang dipancarkan dari gas (Rutherford menyadari hal ini, karena ia sebelumnya telah memperolehnya melalui bombardir hidrogen dengan partikel alfa, dan mengamati inti hidrogen di dalam produk). Rutherford menyimpulkan bahwa inti hidrogen muncul dari inti atom nitrogen sendiri (artinya, ia telah memecah nitrogen).[35]
Dari karyanya sendiri dan karya murid-muridnya Bohr dan Henry Moseley, Rutherford mengetahui bahwa muatan positif dari setiap atom selalu bisa disamakan dengan jumlah inti hidrogen. Ini, digabung dengan massa atom dari banyak unsur yang kira-kira setara dengan jumlah dari atom hidrogen - yang kemudian diasumsikan partikel paling ringan - membuatnya menyimpulkan bahwa inti hidrogen adalah partikel tunggal dan konstituen dasar dari semua inti atom. Dia menamakan partikel tersebut sebagai proton. Eksperimen lanjutan yang dilakukan oleh Rutherford menemukan bahwa massa nuklir kebanyakan atom melebihi jumlah proton yang dimilikinya; ia berspekulasi bahwa kelebihan massa ini terdiri dari partikel bermuatan netral yang hingga saat itu belum diketahui. Julukan sementara untuk partikel ini pada saat itu adalah "neutron".[34]
Pada tahun 1928, Walter Bothe mengamati bahwa berilium memancarkan radiasi elektrik netral berdaya tembus besar ketika dibombardir dengan partikel alfa. Terungkap pula di kemudian hari bahwa radiasi ini dapat mengusir atom hidrogen dari paraffin wax. Awalnya itu disangka sebagai radiasi gamma berenergi tinggi, karena radiasi gamma memberi efek serupa pada elektron di dalam logam. Akan tetapi, James Chadwick menemukan bahwa dampak ionisasi yang ditimbulkan terlalu kuat untuk suatu radiasi elektromagnetik, sepanjang energi dan momentumnya konstan dalam interaksi tersebut. Pada tahun 1932, Chadwick memapar berbagai unsur, seperti hidrogen dan nitrogen, dengan "radiasi berilium". Berdasarkan pengukuran energi partikel bermuatan, ia menyimpulkan bahwa radiasi sejatinya terbentuk dari parikel netral yang bermassa mirip dengan proton (sementara sinar gamma adalah partikel nirmassa bermuatan netral). Chadwick menegaskan partikel ini sebagai neutron Rutherford.[34] Pada tahun 1935 Chadwick menerima Anugerah Nobel atas karyanya mengungkap keberadaan neutron.[36]
Pada tahun 1924, Louis de Broglie mengajukan teori bahwa semua partikel bergerak—terutama partikel subatomik seperti elektron—menunjukkan perilaku mirip gelombang. Erwin Schrödinger, yang terkesan dengan ide ini, menggali lebih jauh kebenaran bahwa gerak elektron dalam atom dapat dijelaskan lebih baik sebagai gelombang daripada sebagai partikel. Persamaan Schrödinger, dipublikasikan tahun 1926,[37] menjelaskan elektron sebagai fungsi gelombang dan bukan sebagai partikel. Pendekatan ini dengan elegan memprediksi banyak fenomena spektrum yang gagal dijelaskan oleh model Bohr. Meskipun konsep ini mudah secara matematis, namun sulit divisualisasikan, dan menghadapi penentangan.[38] Salah satu kritik, Max Born, mengusulkan sebaliknya bahwa fungsi gelombang Schrödinger menjelaskan tidak hanya elektron saja melainkan semua kondisi yang mungkin terjadi, dan dengan demikian dapat digunakan untuk menghitung probabilitas menemukan elektron pada setiap lokasi tertentu di sekitar inti.[39] Ini merekonsiliasi dua teori yang bertentangan elektron sebagai partikel vs gelombang sekaligus melahirkan ide dualisme gelombang-partikel. Teori ini menyatakan bahwa elektron memiliki sifat seperti gelombang sekaligus partikel. Contohnya, ia dapat dihamburkan seperti gelombang, dan memiliki massa seperti partikel.[40]
Konsekuensi penjabaran elektron sebagai bentuk gelombang adalah bahwa tidak memungkinkan secara matematis untuk menurunkan secara simultan posisi dan momentum suatu elektron. Ini kemudian dikenal sebagai prinsip ketidakpastian Heisenberg setelah ahli fisika teori Werner Heisenberg menjelaskan dan mempublikasikannya pertama kali tahun 1927.[41] Ini membuat model Bohr menjadi tidak valid lagi. Model atom modern menjelaskan posisi elektron dalam atom sebagai suatu probabilitas. Sebuah elektron dapat ditemukan pada jarak berapapun dari inti atom, tetapi, tergantung tingkat energinya, berada lebih sering pada region tertentu daripada region lainnya. Pola ini yang dirujuk sebagai orbital atom. Orbital berada dalam bentuk yang bervariasi sferis, barbel, torus, dsb. dengan inti atom berada di tengah.[42]
^Berryman, Sylvia (23 Agustus 2005). "Ancient Atomism". plato.stanford.edu (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-08-31.
^Kenny, Anthony (2004). Ancient philosophy. Oxford: Clarendon Press. hlm. 26–28. ISBN978-0-19-152497-4. OCLC171039729.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Rovnyak, David. "Avogadro's Hypothesis". Science World Wolfram. Diakses tanggal 3 Februari 2016.
^Einstein, A. (1905). "Über die von der molekularkinetischen Theorie der Wärme geforderte Bewegung von in ruhenden Flüssigkeiten suspendierten Teilchen". Annalen der Physik. 322 (8): 549. Bibcode:1905AnP...322..549E. doi:10.1002/andp.19053220806.
^Akhlesh Lakhtakia (Ed.); Salpeter, Edwin Ε. (1996). "Models and Modelers of Hydrogen". American Journal of Physics. World Scientific. 65 (9): 933. Bibcode:1997AmJPh..65..933L. doi:10.1119/1.18691. ISBN981-02-2302-1.Pemeliharaan CS1: Teks tambahan: authors list (link)
^Brotosiswojo, B. S. (2008). Fisika Kuantum(PDF). Tangerang Selatan: Universitas Terbuka. hlm. 1.20. ISBN9796898551.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Andrew G. van Melsen (1960) [First published 1952]. From Atomos to Atom: The History of the Concept Atom. Diterjemahkan oleh Henry J. Koren. Dover Publications. ISBN0-486-49584-1.
J. P. Millington (1906). John Dalton. J. M. Dent & Co. (London); E. P. Dutton & Co. (New York).
Jaume Navarro (2012). A History of the Electron: J. J. and G. P. Thomson. Cambridge University Press. ISBN978-1-107-00522-8.
Bacaan lebih lanjut
Bernard Pullman (1998) The Atom in the History of Human Thought, trans. by Axel Reisinger. Oxford Univ. Press.
Eric Scerri (2007) The Periodic Table, Its Story and Its Significance, Oxford University Press, New York.
Kenta Mukuhara Informasi pribadiNama lengkap Kenta MukuharaTanggal lahir 6 Juli 1989 (umur 34)Tempat lahir Tokyo, JepangPosisi bermain BekKarier senior*Tahun Tim Tampil (Gol)2008-2014 FC Tokyo 2013 →Cerezo Osaka 2015- Cerezo Osaka * Penampilan dan gol di klub senior hanya dihitung dari liga domestik Kenta Mukuhara (lahir 6 Juli 1989) adalah pemain sepak bola asal Jepang. Karier Kenta Mukuhara pernah bermain untuk FC Tokyo dan Cerezo Osaka. Pranala luar (Jepang) Profil dan statistik di sit…
Deal Deal seafront Population 30,917 (2021 census Deal Urban Area) Ref. grid OS TR375525 - London 83.9mi District Dover County shire Kent Wilayah South East Negara konstituen England Negara berdaulat Britania Raya Kota pos DEAL Distrik kode pos CT14 Kode telepon 01304 Polisi Pemadam kebakaran Ambulans Parlemen UE Parlemen Britania Dover Daftar tempat: Britania Deal adalah sebuah kota p…
Proposed towns in the UK following WWII The new towns in the United Kingdom were planned under the powers of the New Towns Act 1946 and later acts to relocate populations in poor or bombed-out housing following the Second World War. They were developed in three waves. Later developments included the expanded towns: existing towns which were substantially expanded to accommodate what was called the overspill population from densely populated areas of deprivation. Designated new towns were removed…
En France, l’administration centrale (ou les administrations publiques centrales), aussi désignée par le sigle APUC, regroupe l’ensemble formé par[1] : l’État au sens strict : le pouvoir exécutif (Gouvernement), le pouvoir législatif (Parlement) et l’autorité judiciaire (Magistrature) ; les organismes divers d'administration centrale (ODAC). Pour désigner cet ensemble, on emploie parfois le terme d’administration centrale. L'autorité centrale de l'État est cons…
ESA programme monitoring polar ice using satellites CryoSat is an ESA programme to monitor variations in the extent and thickness of polar ice through use of a satellite in low Earth orbit. The information provided about the behaviour of coastal glaciers that drain thinning ice sheets will be key to better predictions of future sea level rise. The CryoSat-1 spacecraft was lost in a launch failure in 2005,[1] however the programme was resumed with the successful launch of a replacement, C…
Christian Brentano Christian Brentano (24 Januari 1784, Frankfurt – 27 Oktober 1851, Frankfurt) adalah seorang penulis Jerman dan wartawan Katolik. Dia adalah saudara Clemens Brentano dan Bettina von Arnim, penulis Jerman terkenal dari sekolah Romantisisme, dan ayahanda filsuf Franz Brentano. Brentano terkenal karena mengedit dan menerbitkan sembilan volume karya saudaranya pada 1851–55. Saudaranya Clemens meninggal pada 1842 ketika mengunjungi Christian di Aschaffenburg. Referensi Rochus vo…
Vous lisez un « article de qualité » labellisé en 2009. Pour les articles homonymes, voir Charolais. Charolaise Taureau charolais Région d’origine Région Charolais et Brionnais, deux régions de Bourgogne en France Caractéristiques Taille Grande Robe Unie beige (blanche pour Verena) Autre Diffusion Mondiale Utilisation Bouchère modifier La charolaise Écouter est une race de vaches françaises, originaire de la région de Charolles en Bourgogne, spécifiquement sélecti…
Eugène de ChambureFonctionConseiller général de la Nièvre1848-1871BiographieNaissance 4 mars 1813ParisDécès 6 avril 1897 (à 84 ans)Nom de naissance Eugène Pelletier de ChambureNationalité françaiseActivités Poète, linguisteFamille Famille Pelletier de ChambureParentèle Laurent Augustin Pelletier de Chambure (cousin germain)Autres informationsPropriétaire de Château de la ChauxDistinction Prix Archon-Despérouses (1879)modifier - modifier le code - modifier Wikidata Eugè…
Japanese manga Jōkyō MonogatariTankōbon volume cover上京ものがたり MangaWritten byRieko SaibaraPublished byShogakukanMagazineBig Comic SuperiorDemographicSeinenOriginal run2003 – 2004Volumes1 Live-action filmDirected byToshiyuki MoriokaWritten byToshiyuki MoriokaReleasedAugust 2013 (2013-08) Jōkyō Monogatari (上京ものがたり, Going to Tokyo Story) is a Japanese autobiographical manga written and illustrated by Rieko Saibara. It was serialized in …
Lampu sorot (atau lampu tembak) adalah lampu yang menyorotkan sinarnya ke satu arah saja.[1] Alat ini memproyeksikan cahaya yang bersumber biasanya dari Lampu busur karbon, dengan sebuah cermin reflektor parabola. Cahaya yang dilepaskan sejajar dan menuju suatu titik dalam arah tertentu, dan biasanya dirancang agar bisa berputar. Catatan ^ Setiawan, Ebta. Arti kata lampu - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online. kbbi.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2018-02-28. lbsPencahayaanKo…
American politician (born 1956)This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: Betsy Markey – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (April 2024) (Learn how and when to remove this message)Betsy MarkeyU.S. Assistant Secretary of Homeland Security for Intergovernmental AffairsIn office2011–2013PresidentBa…
Pour les articles homonymes, voir Tortues Ninja (homonymie). Si ce bandeau n'est plus pertinent, retirez-le. Cliquez ici pour en savoir plus. Cet article ne cite pas suffisamment ses sources (avril 2013). Si vous disposez d'ouvrages ou d'articles de référence ou si vous connaissez des sites web de qualité traitant du thème abordé ici, merci de compléter l'article en donnant les références utiles à sa vérifiabilité et en les liant à la section « Notes et références ». En…
Educational agency in India BSE, OdishaBoard of Secondary Education, OdishaFormationNovember 3, 1994 (1994-11-03)TypeState Governmental Board of School EducationHeadquartersBajrakabati Road, Cuttack, Odisha, IndiaOfficial language Odia & EnglishPresidentSri Jyoti Prakash Das (IAS)Vice PresidentDr. Nihar Ranjan Mohanty, OES (SAG)Parent organisationDepartment of School and Mass Education, Government of OdishaWebsitewww.bseodisha.ac.in The Board of Secondary Education, Odisha (ab…
American playwright, librettist and theater director Moss HartHart in 1940Born(1904-10-24)October 24, 1904New York City, U.S.DiedDecember 20, 1961(1961-12-20) (aged 57)Palm Springs, California, U.S.Resting placeFerncliff CemeteryOccupationsPlaywrightlibrettisttheater directorSpouse Kitty Carlisle (m. 1946)Children2RelativesBarney Aaron (great-grandfather) Moss Hart (October 24, 1904 – December 20, 1961) was an American playwright, librettist, and theater dir…
This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: Farewell Andromeda – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (December 2014) (Learn how and when to remove this message) 1973 studio album by John DenverFarewell AndromedaStudio album by John DenverReleasedJune 1973Recorded1973StudioRCA, New York CityG…
United States historic placeEvergreen CemeteryU.S. National Register of Historic Places The main entranceShow map of ArizonaShow map of the United StatesLocationBisbee, ArizonaCoordinates31°25′54″N 109°53′26″W / 31.43167°N 109.89056°W / 31.43167; -109.89056Area14.3 acres (5.8 ha)NRHP reference No.04001071[1]Added to NRHPOctober 7, 2005 Evergreen Cemetery is a cemetery in Bisbee, Arizona, located in the Lowell area of the city, along old …
American college basketball season 2019–20 Marshall Thundering Herd men's basketballConferenceConference USARecord17–15 (10–8 C-USA)Head coachDan D'Antoni (6th season)Assistant coaches Mark Cline Scott Rigot Cornelius Jackson Home arenaCam Henderson CenterSeasons← 2018–192020–21 → 2019–20 Conference USA men's basketball standings vte Conf Overall Team W L PCT W L PCT North Texas 14 – 4 .778 20 – 11 …