Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Alun-alun

Wringin kurung kembar atau dua pohon beringin kembar di tengah alun-alun utara Yogyakarta, circa 1857

Alun-alun (dulu ditulis aloen-aloen atau aloon-aloon dan dengan keliru alon-alon) adalah suatu lapangan terbuka yang luas dan berumput yang dikelilingi oleh jalan dan dapat digunakan kegiatan masyarakat yang beragam. Menurut Van Romondt (Haryoto, 1986:386), pada dasarnya alun-alun itu merupakan halaman depan rumah, tetapi dalam ukuran yang lebih besar. Penguasa bisa berarti raja, bupati, wedana, dan camat bahkan kepala desa yang memiliki halaman paling luas di depan Istana atau pendopo tempat kediamannya, yang dijadikan sebagai pusat kegiatan masyarakat sehari-hari dalam ikwal pemerintahan militer, perdagangan, kerajinan dan pendidikan. Lebih jauh Thomas Nix (1949:105-114) menjelaskan bahwa alun-alun merupakan lahan terbuka dan terbentuk dengan membuat jarak antara bangunan-bangunan gedung. Jadi dalam hal ini, bangunan gedung merupakan titik awal dan merupakan hal yang utama bagi terbentuknya alun-alun. Tetapi kalau adanya lahan terbuka yang dibiarkan tersisa dan berupa alun-alun, hal demikian bukan merupakan alun-alun yang sebenarnya.

Jadi alun-alun bisa di desa, kecamatan, kota maupun pusat kabupaten.

Pada awalnya Alun-alun merupakan tempat berlatih perang (gladi yudha) bagi prajurit kerajaan, tempat penyelenggaraan sayembara dan penyampaian titah (sabda) raja kepada kawula (rakyat), pusat perdagangan rakyat, juga hiburan seperti rampokan macan, yaitu acara yang menarik dan paling mendebarkan yaitu dilepaskannya seekor harimau yang dikelilingi oleh prajurit bersenjata.

Sejarah

Alun-alun Batusangkar, Indonesia, 1938

Perkembangan alun-alun sangat tergantung dari evolusi pada budaya masyarakatnya yang meliputi tata nilai, pemerintahan, kepercayaan, perekonomian dan lain-lain.

Zaman Hindu-Budha, alun-alun telah ada (Buku Negara Kertagama, menyatakan di Trowulan terdapat alun-alun) asal usulnya ialah dari kepercayaan masyarakat tani yang setiap kali ingin menggunakan tanah untuk bercocok tanam, maka haruslah dibuat upacara minta izin kepada “dewi tanah”. Yaitu dengan jalan membuat sebuah lapangan “tanah sakral” yang berbentuk “persegi empat” yang selanjutnya dikenal sebagai alun-alun.

Masa kerajaan Mataram, di Alun-alun depan istana secara rutin rakyat Mataram “seba” menghadap Penguasa (lihat Keraton Surakarta dan Keraton Yogyakarta). Alun-alun pada masa ini sudah berfungsi sebagai pusat administratif dan sosial budaya bagi penduduk pribumi.

  • Fungsi administratif: masyarakat berdatangan ke alun-alun untuk memenuhi panggilan ataupun mendengarkan pengumuman atau melihat unjuk kekuatan berupa peragaan bala prajurit dari penguasa setempat.
  • Fungsi sosial budaya dapat dilihat dari kehidupan masyarakat dalam berinteraksi satu sama lain, apakah dalam perdagangan, pertunjukan hiburan ataupun olahraga. Untuk memenuhi seluruh aktivitas dan kegiatan tersebut alun-alun hanya berupa hamparan lapangan rumput yang memungkinkan berbagai aktivitas dapat dilakukan.

Masa masuknya Islam, bangunan masjid dibangun di sekitar alun-alun. Alun-alun juga digunakan sebagai tempat kegiatan-kegiatan hari besar Islam termasuk Salat Idul Fitri. Pada saat ini banyak alun-alun yang digunakan sebagai perluasan dari masjid seperti Alun-alun Kota Bandung. Konsep alun-alun menurut Islam adalah sebagai ruang terbuka perluasan halaman masjid untuk menampung luapan jamaah dan merupakan halaman depan dari keraton. Siar Islam telah membawa perubahan dalam perancangan pusat kota, sehingga alun-alun, keraton dan masjid berada dalam satu kawasan yang di dekatnya terdapat jalur transportasi.[1]

Aloon-Aloon Magelang Big Stove, Water Container 1925. Indonesia

Periode kekuasaan Belanda di Nusantara, ikut memberi warna bentuk baru dalam tata lingkungan alun-alun. Hal ini terlihat dengan didirikannya bangunan penjara pada sisi lain alun-alun, termasuk di alun-alun Surakarta Yogyakarta. Pendirikan bangunan-bangunan untuk kepentingan Belanda sekaligus mengurangi fungsi simbolis alun-alun, kewibawaan penguasa setempat (penguasa pribumi). Pada periode berikutnya kehadiran kekuasaan Belanda di Nusantara, ikut memberi warna bentuk baru dalam tata lingkungan alun-alun. Hal ini terlihat dengan didirikannya bangunan penjara pada sisi lain alun-alun, termasuk di alun-alun Surakarta Yogyakarta. Pendirikan bangunan-bangunan untuk kepentingan Belanda sekaligus mengurangi fungsi simbolis alun-alun, kewibawaan penguasa setempat (penguasa pribumi).

Kawasan Alun – alun Magelang memiliki sejarah yaitu ketika Kerajaan Inggris mulai mengambil alih Hindia Belanda dari Jajahan kerajaan Belanda, seorang Letnan Gubernur Sir Thomas Stamford Raffles mengangkat Mas Ngabei Danuringrat sebagai bupati Magelang pertama serta mendapat gelar Adipati Danuningrat I, setelah Hindia Belanda kembali ke pangkuan Kerajaan Belanda tahun 1813, Magelang menjadi daerah kolonial Belanda. Belanda mulai mengembangkan Magelang dengan mendirikan beberapa bangunan seperti Klenteng Ling Hok Bio, Gereja Santo Ignatius, Middelbare Opleiding School voor Inlandsche Ambtenaren, dan Menara air.[2]

Periode zaman kemerdekaan, banyak alun-alun yang berubah bentuk. Salah satunya alun-alun Malang. Faktor pendorong pertumbuhan ini macam-macam di antaranya kebijakan pemerintah, aktivitas masyarakat, Perdagangan dan Pencapaian (Dadang Ahdiat, 1993).

Fungsi

Alun-Alun Serene di Johor, Malaysia.

Jo Santoso dalam Arsitektur Kota Jawa: Kosmos, Kultur & Kuasa (2008), menjelaskan betapa pentingnya alun-alun karena menyangkut beberapa aspek. Pertama, alun-alun melambangkan ditegakkannya suatu sistem kekuasaan atas suatu wilayah tertentu, sekaligus menggambarkan tujuan dari harmonisasi antara dunia nyata (mikrokosmos) dan universum (makrokosmos). Kedua, berfungsi sebagai tempat perayaan ritual atau keagamaan. Ketiga, tempat mempertunjukkan kekuasaan militer yang bersifat profan dan merupakan instrumen kekuasaan dalam mempraktikkan kekuasaan sakral dari sang penguasa.

Alun Alun Klaten, telah mengalami transformasi [3]

Penjelasan di atas tentu saja masih harus ditambahkan bahwa keberadaan alun-alun berfungsi pula sebagai ruang publik terbuka di mana rakyat saling bertemu dan fungsi pengaduan rakyat pada raja. Sebagai ruang publik, alun-alun adalah tempat pertemuan rakyat untuk bercakap-cakap, berdiskusi, melakukan pesta rakyat dll. Bahkan istilah Plaza yang saat ini menjadi ikon modernitas di setiap kota, disinyalir oleh Romo Mudji Sutrisno dalam bukunya, Ruang Publik: Melacak Partisipasi Demokratis dari Polis sampai Cyberspace (2010) sebagai bentuk ruang publik yang telah mengalami pergeseran makna yang dahulunya adalah alun-alun[4]. B. Herry Priyono dalam bukunya Republik Tanpa Ruang Publik (2005) memberi peringatan akan dampak pergeseran makna Plaza yang semula adalah Alun-alun sebagai aktivitas ruang publik yang dinamis sbb: “ketika ruang publik telah menjelma menjadi komoditas komersial suatu masyarakat, maka pemaknaan ‘kewarganegaraan’ sebagai makhluk sosial, telah berganti menjadi pemaknaan bahwa masyarakat itu adalah konsumen belaka”.

Sebagai tempat pengaduan rakyat, alun-alun berfungsi sebagai tempat curhat dan protesnya masyarakat terhadap sebuah kebijakan pemerintahan dalam hal ini raja atau istana. Di alun-alun Yogyakarta pada zaman kolonial, tepat di mana berdirinya wringin kurung (pohon beringin yang dibatasi pagar) jika seseorang mengalami keberatan atau sebuah kebijakkan maka mereka akan duduk bersila seharian di sana dengan menggunakan tutup kepala putih dan pakaian putih. Tata cara ini disebut dengan pepe. Jika raja melihat keberadaan orang tersebut maka raja akan memerintahkan untuk membawa orang tersebut menghadap dan mengadukan persoalannya secara langsung.

Dalam buku Tahta Untuk Rakyat dikatakan, “Adanya cara ber-pepe ini menunjukkan bahwa pada zaman dulu sudah ada forum untuk memperjuangkan hak asasi manusia sehingga jelas itu bukan barang baru atau barang yang diimpor dari negara lain”

Alun-alun pada zaman pra kolonialis

Handinoto, Staf Pengajar Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Arsitektur Universitas Kristen Petra, menguraikan bahwa keberadaan Alun-alun telah ada pada zaman Majapahit (Hindu-Budha) dan zaman Mataram (Islam).

Menurut Kitab Negarakertagama karya Empu Prapanca, disebutkan bahwa pada zaman Majapahit, alun-alun memiliki fungsi sakral dan fungsi profan. Yang dimaksudkan fungsi sakral adalah upacara-upacara religius dan penetapan jabatan pemerintahan. Sementara fungsi profan adalah untuk kegiatan pesta rakyat dan perayaan-perayaan tahunan. Ada dua alun-alun yang menjalankan kedua fungsi di atas yaitu Alun-alun Bubat (menjalankan fungsi profan) dan Alun-alun Wiguntur (menjalankan fungsi sakral).

Pola ini dilanjutkan baik dalam pemerintahan Mataram baik Yogyakarta maupun Surakarta yang memiliki dua alun-alun yaitu Alun-alun Lor dan Alun-alun Kidul. Di alun-alun Surakarta dan Yogyakarta ditempatkan pohon beringin kembar. Di zaman Mataram Islam ditambahkan keberadaan Masjid sebagai pengganti candi.

Alun-alun pada zaman kolonialis

Pada zaman kolonial, alun-alun tidak hanya menjadi bagian dari sebuah keraton yang dikepalai oleh seorang raja melainkan oleh para bupati sebagai bawahan raja. Pemerintah kolonial Belanda dalam memerintah Nusantara selain menggunakan pejabat resmi seperti Gubernur Jenderal, Residen, Asisten Residen, Kontrolir dan sebagainya, juga menggunakan pejabat Pribumi untuk berhubungan langsung dengan rakyat, seperti Bupati, Patih, Wedana, Camat dan lainnya. Unsur pemerintahan Pribumi ini biasanya disebut sebagai Pangreh Praja (yang berkuasa atas kerajaan - orang Belanda memakai istilah Inlandsch Bestuur). Dalam sistem pemerintahan Inlandsch Bestuur pejabat Pribumi yang tertinggi adalah Regent atau biasa disebut sebagai Bupati, yang membawahi sebuah Kabupaten. Rumah Bupati di Jawa selalu dibangun untuk menjadi miniatur Kraton di Surakarta dan Yogyakarta. Di depan rumah Bupati juga terdapat pendopo yang berhadapan langsung dengan alun-alun, yang sengaja diciptakan oleh para Bupati untuk bisa menjadi miniatur dari Kraton Surakarta atau Yogyakarta.

Alun-alun pada zaman pasca kolonialis

Handinoto melihat adanya pergeseran signifikan mengenai eksistensi alun-alun paska kolonialisme, “Pada awal abad ke 20, terjadi ‘westernisasi’ kota-kota di Nusantara. Kebudayaan ‘Indisch’, yang pada abad ke 19 berkembang subur di Nusantara, terlihat menghilang disapu oleh kebudayaan Barat modern yang dibawa oleh para pendatang baru pada awal abad ke 20. Sejak awal abad ke 20 inilah mulai kelihatan rusaknya alun-alun sebagai ciri khas kota-kota di Jawa”.

Handinoto juga mengungkapkan keprihatanannya sbb: “Sesudah kemerdekaan Indonesia nasib alun-alun kota bertambah parah lagi. Banyak pengambil keputusan atau kebijakan pembangunan kota ragu-ragu atau bahkan tidak mengerti mau difungsikan untuk apa alun-alun ini. Banyak alun-alun yang sekarang digunakan untuk tempat olahraga sepak bola, tenis, basket, ada pula yang sekarang difungsikan sebagai taman kota. Bahkan banyak yang sekarang tidak jelas fungsinya, karena pusat kotanya sudah bergeser ke lain lokasi. Yang paling tragis lagi ada alun-alun kota yang diincar investor untuk dibeli karena letaknya yang strategis di pusat kota. Semuanya ini sebagai akibat belum adanya suatu konsensus budaya yang jelas secara nasional, untuk bisa dipakai sebagai pegangan dalam menangani alun-alun yang ada sekarang, sehingga wajar kalau timbul kebingungan dalam menangani pembangunan nya. Jadi seperti apa yang dilihat sekarang pada alun-alun kota, ingin meninggalkan pola tradisional, tetapi belum menemukan struktur-struktur baru yang mantap. Sesudah zaman pasca kolonial ini alun-alun kelihatan seperti ‘hidup segan matipun enggan”

Filosofi

Sebagaimana dikatakan sebelumnya bahwa Alun-alun memiliki makna[4] sakral dan profan, maka keberadaannya tidak lepas dengan sejumlah filosofi dan makna yang terkandung di dalamnya.

Suwardjoko P Warpani SAPPK-Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota menuliskan, "Alun-alun merupakan salah satu bentuk ruang terbuka kota yang keberadaannya menyandang filosofi dan tampil dengan ciri-ciri khas. Ciri-ciri sebidang alun-alun yang sudah hilang barangkali sangat sulit dikembalikan, atau setidak-tidaknya memerlukan waktu cukup lama. Metamorfosa alun-alun nyaris tak bisa dicegah, walaupun fungsi sebagai ruang terbuka masih tampil kuat bahkan kadang-kadang berlebihan. Banyak anggota masyarakat yang kebablasan memaknai ruang terbuka umum dengan paham berhak melakukan apa saja".

Khairudin H. Dalam bukunya Filsafat Kota Yogyakarta menjelaskan filosofi alun-alun sbb: "Alun-alun utara ini menurut K.P.H. Brotodiningrat (1978:20) adalah gambaran suasana yang sangat nglangut, suasana tanpa tepi, suasana hati kita dalam semadi. Dalam melakukan semadi, sujud kepada Tuhan Yang Maha Kuasa biasanya penuh dengan godaan-godaan, yang tercermin dari luasnya alun-alun. Alun-alun juga penggambaran luasnya masyarakat dengan berbagai bentuk dan sifat yang siap mempengaruhi iman seseorang untuk madep kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Alun-alun menurut KRT. Puspodiningrat (1984:2) berasal dari kata alun 9 gelombang). Gelombang yang mengayun-ayunkan hidup manusia di dalam samudra masyarakat. Gelombang ini digerakkan oleh angin (beringin) dari segala penjuru yang tumbuh di sekeliling alun-alun. Agin ini ibarat berbagai aliran yang membawa pengaruh kepada manusia, misalnya ideologi, agama, science, kepercayaan dan sebagainya. Sedangkan beringin yang ada di tengah alun-alun yang berjumlah dua buah menggambarkan kesatuan antara mikrokosmos dan makrokosmos".

Referensi

  1. ^ "Alun-alun". 13 Juli 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-12-01. Diakses tanggal 2012-07-14. 
  2. ^ Refranisa, Refranisa (2021-10-17). "POLA PEMANFAATAN ALUN-ALUN SEBAGAI RUANG TERBUKA PUBLIK DI KOTA MAGELANG". LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR. 8 (2): 75. doi:10.26418/lantang.v8i2.42458. ISSN 2550-1194. 
  3. ^ Jamilatun, Makhabbah (2022-08-04). "Pembagian Masker di Alun-Alun Kota Klaten sebagai Upaya Pencegahan Peningkatan Covid-19". Abdimas Mandalika. 2 (1): 32. doi:10.31764/am.v2i1.9962. ISSN 2807-5943. 
  4. ^ http://www.historyandlegacy-kebumen.blogspot.co.id/2013/04/memaksimalkan-fungsi-alun-alun-sebagai_25.html
Baca informasi lainnya:

Grand Prix AzerbaijanSirkuit Kota Baku(2017–2019, 2021–Sekarang)Informasi lombaJumlah gelaran6Pertama digelar2017Terbanyak menang (pembalap) Sergio Pérez (2)Terbanyak menang (konstruktor) Red Bull Racing (4)Panjang sirkuit6.003 km (3.730 mi)Jarak tempuh306.049 km (190.170 mi)Lap51Balapan terakhir (2023)Pole position Charles LeclercFerrari1:40.203Podium 1. S. PérezRed Bull Racing-Honda RBPT1:32:42.436 2. M. VerstappenRed Bull Racing-Honda RBPT+2.137 3. C. LeclercFerrari+…

I raggi X (o raggi Röntgen) sono quella porzione di spettro elettromagnetico con lunghezza d'onda compresa approssimativamente tra 10 nanometri (nm) e 10 picometri (pm) ossia tra 10 − 8 m {\displaystyle 10^{-8}m} e 10 − 11 m {\displaystyle 10^{-11}m} , classificati come radiazioni ionizzanti, essendo in grado di strappare elettroni dagli atomi neutri che diventano ioni (dal greco che si muove) in quanto si muovono sotto l'effetto di un campo elettrico. Essi, per brevi lunghezze d'…

Potret diri 1816. Germania, karya Philipp Veit Philipp Veit (13 Februari 1793 – 18 Desember 1877) adalah seorang pelukis Romantik Jerman. Veit dianggap merupakan orang pertama yang mengembalikan penggunaan teknik yang terlupakan dari pelukisan fresko. Veit lahir di Berlin, Prusia. Ia adalah putra dari banker Simon Veit dan istrinya Dorothea, putri dari Moses Mendelssohn, yang kemudian meninggalkannya untuk menikahi Friedrich Schlegel. Veit meraih pendidikan seni rupa pertamanya di Dresden, ket…

Artikel ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. Tolong bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak. Tulisan tanpa sumber dapat dipertanyakan dan dihapus sewaktu-waktu.Cari sumber: SMA Negeri 34 Jakarta – berita · surat kabar · buku · cendekiawan · JSTOR SMA Negeri 34 JakartaInformasiDidirikan13 September 1978JenisNegeriAkreditasiANomor Statistik Sekolah301016307051Nomor Pokok Sekolah…

Ski resort in Utah, United States SnowbasinSunny day at Snowbasin in February 2019SnowbasinLocation in the United StatesShow map of the United StatesSnowbasinLocation in UtahShow map of UtahLocationMount OgdenWeber County, Utah, U.S.Nearest major cityHuntsvilleCoordinates41°12′58″N 111°51′25″W / 41.216°N 111.857°W / 41.216; -111.857Vertical2,959 ft (902 m)Top elevation9,350 ft (2,850 m)Base elevation6,391 ft (1,948 m)Skiable …

Lunar Prospector adalah misi ketiga yang dipilih oleh NASA untuk pengembangan penuh dan konstruksi sebagai bagian dari Program Discovery. Dengan biaya $ 62.800.000, misi 19 bulan dirancang untuk orbit polar investigasi rendah dari bulan, termasuk pemetaan komposisi permukaan dan kemungkinan deposito es di kutub, pengukuran medan magnet dan gravitasi, dan studi peristiwa outgassing lunar. Misi yang berakhir 31 Juli 1999, ketika pengorbit itu sengaja menabrak kawah di dekat kutub selatan bulan set…

PT Hartono Istana TeknologiLogo sejak 1 Maret 2021Nama dagangPolytronSebelumnyaIndonesian Electronic & Engineering (1975-1976)Hartono Istana Electronic (1976-1980)IndustriElektronik & Kendaraan listrikPendahuluHartono Istana ElectronicHartono Istana Teknologi (inkarnasi pertama)Didirikan18 September 1975 (sebagai Indonesian Electronic & Engineering)18 September 1976 (sebagai Hartono Istana Electronic)13 September 1978 (sebagai Hartono Istana Teknologi)30 September 1980 (merger Harton…

Antipsychotic and prokinetic medication LevosulpirideClinical dataATC codeN05AL07 (WHO) Identifiers IUPAC name N-[[(2S)-1-ethylpyrrolidin-2-yl]methyl]-2-methoxy-5-sulfamoylbenzamide CAS Number23672-07-3PubChem CID688272IUPHAR/BPS958DrugBankDB00391ChemSpider599749UNIIJTG7R315LKKEGGD07312ChEBICHEBI:64119ChEMBLChEMBL267044CompTox Dashboard (EPA)DTXSID0042583Chemical and physical dataFormulaC15H23N3O4SMolar mass341.43 g·mol−13D model (JSmol)Interactive image SMILES CCN1CCC[C@H]1CNC…

Justin KellyLahir7 Maret 1992 (umur 32)Toronto, Ontario, KanadaKebangsaanKanadaPekerjaanAktorTahun aktif2007–sekarangTanda tangan Justin Kelly (lahir pada 7 Maret 1992) adalah seorang aktor Kanada. Ia terkenal atas perannya sebagai Noah Jackson dalam serial orisinal Family channel yakni The Latest Buzz dan sebagai Jake Martin dalam Degrassi.[1][2] Filmografi Film Tahun Film Peran Keterangan 2008 For The Love Of Grace Remaja FTV 2010 The Jensen Project Brody Thompson F…

Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini.Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala.Tag ini diberikan pada April 2016. ElbasanJangkauanU+10500..U+1052F(48 titik kode)BidangSMPAksaraElbasanAksara utamaElbasanTerpakai40 titik kodeTak terpakai8 titik kode kosongRiwayat versi Unicode7.040 (+40) Catatan: [1][2] Elbasan adalah blok Unicode yang mengandung karakter…

Bassano VirtusNama lengkapBassano Virtus 55 SoccerTeam SRLJulukanGiallorossi (yellow-reds)Berdiri1903StadionStadio Rino Mercante,Bassano del Grappa, Italy(Kapasitas: 3,696)KetuaRoberto MasieroManajerEzio GlereanLigaSerie C2/B2006-07Serie C2/A, 5th Kostum kandang Kostum tandang Bassano Virtus 55 Soccer Team adalah sebuah klub sepak bola Italia dari Bassano del Grappa, Veneto, yang berdiri pada 1903 sebagai U.S. Bassano (Unione Sportiva Bassano) dan kemudian merger dengan Virtus Bassano pada 1968.…

See also: List of tallest buildings in France, List of tallest buildings in the European Union, and List of tallest structures in Europe The tallest structure in the City of Paris and the Île-de-France remains the Eiffel Tower in the 7th arrondissement, 300 meters high (or 330 m including the broadcasting antenna at its top), completed in 1889 as the gateway to the 1889 Paris Universal Exposition. The tallest building in the Paris region is the Tour First, at 231 meters, located in La Defense. …

Artikel ini bukan mengenai Avannaata. Peta Nordgrønland. Avannaa, awalnya bernama Nordgrønland (Greenland Utara), adalah salah satu dari tiga county (Denmark: amtcode: da is deprecated ) di Greenland yang berdiri sampai 31 Desember 2008. Pusat countynya berada di Qaanaaq. Pekerjaan lokal Perburuan anjing laut merupakan sumber pendapatan paling penting untuk sebagian besar penduduk, dan ini merupakan alasan mengapa permukiman ini berbeda dari semua permukiman lainnya di Greenland. Banyak sekali…

Mgr.Cosmas Michael AngkurO.F.M.Uskup Emeritus BogorGerejaGereja Katolik RomaTakhtaKeuskupan BogorPenunjukan10 Juni 1994(57 tahun, 157 hari)Masa jabatan berakhir21 November 2013(19 tahun, 164 hari)PendahuluIgnatius HarsonoPenerusPaskalis Bruno Syukur, O.F.M.ImamatTahbisan imam4 Juli 1967[1] (56 tahun, 257 hari)oleh Paternus Nicholas Joannes Cornelius Geise, O.F.M.Tahbisan uskup23 Oktober 1994(29 tahun, 146 hari)oleh Leo Soekoto, S.J.Inform…

Dwi Endro Sasongko Inspektur Komando Daerah Militer XIV/HasanuddinPetahanaMulai menjabat 21 Januari 2022 PendahuluPurbo PrastowoPenggantiPetahanaDirektur Pengkajian dan Pengembangan SeskoadMasa jabatan26 April 2021 – 21 Januari 2022 PendahuluMarsudi UtomoPenggantiAchmad Fauzi Informasi pribadiLahir6 November 1972 (umur 51)IndonesiaAlma materAkademi Militer (1994)Karier militerPihak IndonesiaDinas/cabang TNI Angkatan DaratMasa dinas1994—sekarangPangkat Brigadir Jen…

Artikel ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. Tolong bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak. Tulisan tanpa sumber dapat dipertanyakan dan dihapus sewaktu-waktu.Cari sumber: Kerajaan Sontang – berita · surat kabar · buku · cendekiawan · JSTOR Kerajaan Sontang adalah salah satu kerajaan di Provinsi Sumatera Barat. Kerajaan Sontang bergabung dalam Republik Indonesia pada tahun 19…

Questa voce o sezione sull'argomento Competizioni calcistiche non è ancora formattata secondo gli standard. Commento: Si invita a seguire il modello di voce Contribuisci a migliorarla secondo le convenzioni di Wikipedia. Segui i suggerimenti del progetto di riferimento. Seconda Divisione 1924-1925 Competizione Seconda Divisione Sport Calcio Edizione 3ª Organizzatore Lega Nord Date dal 26 ottobre 1924al 19 luglio 1925 Luogo  Italia Partecipanti 39 Formula 4 gironi+girone final…

Wikipedia bahasa UkrainaURLhttp://uk.wikipedia.org/TipeProyek ensiklopedia internetPerdagangan ?BukanRegistration (en)OpsionalLangueBahasa UkrainaLisensiCreative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 3.0 Tanpa Adaptasi dan Lisensi Dokumentasi Bebas GNU PemilikYayasan WikimediaService entry (en)30 Januari 2004 Wikipedia bahasa Ukraina (Ukrainian: Українська Вікіпедіяcode: uk is deprecated , Ukrayins'ka Vikipediya) adalah wikipedia edisi bahasa Ukraina. Artikel pertamanya ditulis …

Часть серии статей о Холокосте Идеология и политика Расовая гигиена · Расовый антисемитизм · Нацистская расовая политика · Нюрнбергские расовые законы Шоа Лагеря смерти Белжец · Дахау · Майданек · Малый Тростенец · Маутхаузен · …

The knockout stage was the second and final stage of the 2016 AFF Championship, following the group stage. It was played from 3 to 17 December with the top two teams from each group (two in total) advanced to the knockout stage to compete in a single-elimination tournament. Each tie was played on a home-and-away two-legged basis. The away goals rule, extra time (away goals do not apply in extra time) and penalty shoot-out were used to decide the winner if necessary. Thailand won 3–2 on aggrega…

Kembali kehalaman sebelumnya