Sesudah pembantaian sekitar tahun 1400 oleh Timurleng yang menghancurkan beberapa keuskupan, Gereja timur yang sebelumnya telah membentang sampai ke Tiongkok, susut menjadi sekelompok kecil orang-orang yang luput dan hidup di kawasan segitiga[2]Amid, Salmas dan Mosul. Tahta keuskupan dipindahkan ke Alqosh, di wilayah Mosul dan Patriark Mar Shimun IV Basidi (1437–1493) menjadikan jabatan patriark sebagai jabatan turun-temurun di keluarganya.[3]
Suksesi turun-temurun itu menimbulkan pertentangan sampai pada 1552, ketika sekelompok uskup dari wilayah utara Amid dan Salmas memilih Mar Yohannan Sulaqa sebagai patriark tandingan. Guna mendapatkan seorang uskup berpangkat metropolitan untuk mentahbiskannya menjadi patriark, Sulaqa pergi menemui Sri Paus di Roma, masuk dalam persekutuan dengan Gereja Katolik, dan pada 1553 ditahbiskan menjadi uskup serta diangkat menjadi patriark dengan nama Mar Shimun VIII. Dia dianugerahi gelar "Patriark Mosul dan Athur (Asiria)", yang segera berganti menjadi "Patriark Umat Khaldea".[4]
Mar Shimun VIII Yohannan Sulaqa kembali ke daerah asalnya pada tahun yang sama dan mengukuhkan kedudukannya di Amid. Sebelum terbunuh oleh para pendukung patriark Alqosh,[2] dia sempat mentahbiskan lima uskup metropolitan dan dengan demikian memulakan sebuah hierarki gerejawi yang baru, garis patriarki yang dikenal sebagai garis Shimun. Tak lama kemudian wilayah patriarkatnya bergeser ke Timur, dan setelah berpindah-pindah, tahta keuskupannya akhirnya menetap di desa Qochanis yang terisolir.
Hubungan dengan Roma mengendur pada masa pemerintahan para penerus Sulaqa: patriark terakhir yang secara resmi diakui oleh Sri Paus wafat pada 1600, jabatan turun temurun berjalan kembali dan pada 1692 jalinan persekutuan dengan Roma secara resmi diputuskan. Patriarkat Gereja Timur Asiria saat ini, yang berpusat di Chicago, merupakan kelanjutan dari garis ini.[5]
Garis Youssef dari Amid
Babak baru bagi Patriarkat Khaldea dimulai pada 1672 ketika Mar Youssef I, Uskup Agung Amid, menjalin persekutuan dengan Roma, terpisah dari tahta patriakat Alqosh. Pada 1681 Tahta Suci menganugerahinya gelar "Patriark Umat Khaldea dialihkan dari patriarknya".
Semua penerus Youssef I menggunakan nama Youssef. Garis patriarkat ini mengalami kerumitan: mulanya akibat gangguan-gangguan dari kaum tradisional, di mana mereka merupakan subyek secara hukum, dan kemudian akibat kesulitan-kesulitan finansial oleh pajak yang dibebankan para penguasa Turki.
Meskipun demikian pengaruhnya meluas dari daerah asalnya Amid dan Mardin sampai ke wilayah Mosul. Garis Youssef pada 1830 melebur dengan patriarkat Alqosh yang pada masa itu masuk dalam persekutuan penuh dengan Roma.
Tahta patriarkat Gereja Timur yang terbesar dan tertua adalah biara Rabban Hormizd di Alqosh. Wilayahnya membentang dari Aqrah sampai Seert dan Nisibis, meliputi dataran subur Mosul di selatan. Selama rentang waktu yang singkat antara 1610 dan 1617, takta patriarkat ini masuk dalam persekutuan penuh dengan Roma, dan pada 1771 patriarknya Eliya Denkha menandatangani sebuah pengakuan iman Katolik, namun tidak membuahkan persatuan resmi apa pun. Ketika Eliya Denkha wafat, suksesinya diperebutkan oleh dua sepupu: Eliyya Isho-Yab, yang mendapat pengakuan dari Roma namun tak lama kemudian keluar dari persekutuan, dan Yohannan Hormizd, yang menganggap dirinya sendiri seorang Katolik.
Pada 1804 setelah wafatnya Eliyya Isho-Yab, Yohannan Hormizd tetap menjadi satu-satunya patriark di Alqosh. Dengan demikian pada masa itu terdapat dua patriarkat yang berada dalam persekutuan dengan Roma, yang besar di Alqosh dan yang kecil di Amid yang dijabat oleh Agustinus (Youssef V) Hindi. Roma memutuskan untuk tidak memilih salah satu dari keduanya, dan tidak menganugerahkan kepada kedua-duanya gelar patriark, meskipun sejak 1811 Agustinus Hindi dalam kenyataannya mengepalai Gereja ini. Setelah Hindi wafat, pada 5 July 1830 Yohannan Hormizd secara resmi diteguhkan sebagai patriark oleh Paus Pius VIII dengan gelar Patriark Babilonia Umat Khaldea,[6] maka peleburan patriarkat Alqosh dan partiarkat Amid pun rampung.
Ekspansi dan bencana
Tahun-tahun selanjutnya dari Gereja Khaldea diwarnai kekerasan dari luar: pada 1838 biara Rabban Hormizd dan kota Alqosh diserang oleh orang-orang Kurdi dari Soran, menewaskan ratusan umat Kristiani Suryani;[7] Pada 1843 kaum Kurdi mulai mengumpulkan sebanyak mungkin uang dari desa-desa Kristen, menewaskan lebih dari sepuluh ribu umat Kristiani serta merusakkan ikon-ikon di biara Rabban Hormizd.[2]
Pada 1846 Gereja Khaldea diakui oleh Kerajaan Ottoman sebagai sebuah millet atau sebuah komunitas keagamaan khas dalam Kekaisaran tersebut, dengan demikian Gereja ini mendapatkan emansipasi sipilnya.[6] Patriark Gereja Khaldea yang paling sohor pada abad ke-19 adalah Youssef VI Audo yang juga dikenang karena perselisihannya dengan Paus Pius IX terutama menyangkut upayanya meluaskan yurisdiksi Khaldea atas Gereja Katolik Siro-Malabar di India. Bagaimanapun juga masa itu adalah masa ekspansi bagi Gereja Katolik Khaldea.
Pada permulaan abad ke-20 para misionaris Gereja Ortodoks Rusia mendirikan dua keuskupan di Asiria Utara, dan banyak orang yang yakin bahwa orang-orang Rusia dapat lebih melindungi mereka daripada orang-orang Inggris dan Prancis.[7] Dengan harapan akan dukungan orang-orang Rusia, Perang Dunia I dipandang sebagai waktu yang tepat untuk memberontak melawan Kerajaan Ottoman, yang dibalas dengan penyerangan atas orang-orang Asiria sebagai musuh militer. Pada 4 November 1914 Enver Pasha yang berkebangsaan Turki menyerukan Jihad, perang suci, melawan umat Kristiani.[8] Kekalahan Rusia pada 1917 memupuskan harapan akan kemerdekaan politik. Seluruh Asiria Utara diserbu tentara Turki dan rakyat terpaksa mengungsi: banyak yang luput dari pembantaian akhirnya tewas karena kedinginan atau kelaparan. Bencana ini terutama mendera wilayah-wilayah Gereja Timur Asiria dan keuskupan-keuskupan Gereja Kaldea di Asiria Utara (Amid, Siirt dan Gazarta) hancur-lebur (dua orang Metropolitan Kaldea, Addai Scher dari Siirt dan Filipus Abraham dari Gazarta terbunuh pada 1915).[7]
Gereja Katolik Khaldea-Asiria di Iran digembalakan oleh Keuskupan Agung Metropolitan Katolik Kaldea Teheran. Gereja ini memiliki keuskupan-keuskupan agung di Teheran, Urmih, dan Ahwaz, serta sebuah keuskupan di Sanandaj.
Masa kini
Perkembangan mutakhir dalam Gereja Katolik Khaldea adalah pendirian Eparki Oseania pada 2006, dengan nama 'St Tomas Rasul di Sydney bagi umat Kaldea'.[9] Yurisdiksi ini meliputi komunitas-komunitas umat Katolik Khaldea di Australia dan Selandia Baru. Uskup pertamanya, ditunjuk oleh Paus Benediktus XVI pada 21 Oktober 2006, adalah Uskup Agung Djibrail Kassab, yang sebelumnya adalah Uskup Agung Bassorah di Irak.[10]
Terjadi pula imigrasi besar-besaran ke Amerika Serikat khususnya ke Southeast Michigan.[11] Meskipun populasi terbanyak menetap di Southeast Michigan, terdapat pula populasi-populasi di bagian-bagian California dan Arizona. Akhir-akhir ini di Kanada terjadi pertumbuhan komunitas baik di provinsi-provinsi Timur, seperti Ontario, maupun Barat, seperti Saskatchewan.
Pastor Ragheed Aziz Ganni terbunuh pada 3 Juni 2007 di Mosul, Irak beserta para tiga orang subdiakon: Basman Yousef Daud, Wahid Hanna Isho, dan Gassan Isam Bidawed.
Uskup Agung Paulos Faraj Rahho dan tiga orang yang menyertainya diculik pada 29 Februari 2008, di Mosul, Iraq dan dibunuh beberapa hari kemudian.
Patriark saat ini adalah Mar Louis Raphaël I Sako, terpilih pada bulan Januari 2013. Pada bulan Oktober 2007, Mar Emmanuel III Delly pendahulunya menjadi patriark Katolik Khaldea pertama yang diangkat ke jenjang Kardinal dalam Gereja Katolik.[14];
Episkopat Khaldea saat ini (Januari 2014) adalah sebagai berikut:
Perubahan kecil pada liturgi mulai diberlakukan sejak 6 Januari 2007. Tujuannya adalah untuk menyeragamkan banyaknya aturan-aturan peribadatan tiap paroki, untuk menghilangkan tambahan-tambahan selama berabad-abad yang meniru-niru Ritus Romawi, dan untuk alasan-alasan pastoral. Perubahan-perubahan penting adalah: Anafora diucapkan imam dengan suara keras, kembali ke arsitektur kuno Gereja, restorasi tata cara kuno yakni mempersiapkan roti dan anggur sebelum dimulainya peribadatan, dihilangkannya kata Filioque dari Kredo[15]
Catatan kaki
^Konsili Firenze, Bulla persatuan dengan umat Kaldea dan Maronit Siprus Sesi 14, 7 Agustus 1445 [1]Diarsipkan 2013-04-24 di Wayback Machine.
^ abcCharles A. Frazee, Catholics and Sultans: The Church and the Ottoman Empire 1453-1923, Cambridge University Press, 2006 ISBN 0-521-02700-4
^Chaldean Catholic Church (Eastern Catholic), The new Catholic Encyclopedia, The Catholic University of America, Jilid. 3, 2003 halaman 366.
^George V. Yana (Bebla), "Myth vs. Reality" JAA Studies, Jil. XIV, No. 1, 2000 hal. 80
^ abO’Mahony, Anthony (2006). "Syriac Christianity in the modern Middle East". Dalam Angold, Michael. Eastern Christianity. Cambridge History of Christianity. 5. Cambridge University Press. ISBN9780521811132.Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "angold" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
^ abcDavid Wilmshurst, The Ecclesiastical Organisation of the Church of the East, 1318-1913, Peeters Publishers, 2000 ISBN 90-429-0876-9
^Christoph, Baumer (2006). The Church of the East: An Illustrated History of Assyrian Christianity. I B Tauris & Co. ISBN9781845111151.