Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Gereja Katolik Kaldea

Gereja Katolik Khaldea (atau dieja Kaldea; bahasa Arab: الكنيسة الكلدانية الكاثوليكية, al-kanīsä 'l-kaldāniyyä 'l-kātholikiyyä, bahasa Neo-Aram Kaldea ܥܕܬܐ ܟܠܕܝܬܐ ܩܬܘܠܝܩܝܬܐ, bahasa Prancis: Église chaldéenne catholique) adalah sebuah Gereja Partikular Ritus Timur dari Gereja Katolik, menjalin persekutuan penuh dengan Uskup Roma dan segenap Gereja Katolik. Gereja ini berasal dari Gereja Timur yang bersejarah itu, dan berdiri sendiri setelah berpisah dengan Gereja Asiria pada abad ke-16. Gereja Katolik Khaldea kini beranggotakan sekitar 2,5 juta Umat Kristiani Khaldea.

Sejarah

Sejarah kuno Gereja Khaldea merupakan sejarah dari Gereja Timur. Sebelum pentahbisan Shimun VIII Yohannan Sulaqa tahun 1553, istilah Umat Khaldea sudah resmi digunakan oleh Konsili Firenze pada 1445 sebagai nama baru untuk sekelompok umat Nestorian di Siprus yang masuk dalam persekutuan penuh dengan Gereja Katolik.[1]

Sesudah pembantaian sekitar tahun 1400 oleh Timurleng yang menghancurkan beberapa keuskupan, Gereja timur yang sebelumnya telah membentang sampai ke Tiongkok, susut menjadi sekelompok kecil orang-orang yang luput dan hidup di kawasan segitiga[2] Amid, Salmas dan Mosul. Tahta keuskupan dipindahkan ke Alqosh, di wilayah Mosul dan Patriark Mar Shimun IV Basidi (1437–1493) menjadikan jabatan patriark sebagai jabatan turun-temurun di keluarganya.[3]

Yohannan Sulaqa

Suksesi turun-temurun itu menimbulkan pertentangan sampai pada 1552, ketika sekelompok uskup dari wilayah utara Amid dan Salmas memilih Mar Yohannan Sulaqa sebagai patriark tandingan. Guna mendapatkan seorang uskup berpangkat metropolitan untuk mentahbiskannya menjadi patriark, Sulaqa pergi menemui Sri Paus di Roma, masuk dalam persekutuan dengan Gereja Katolik, dan pada 1553 ditahbiskan menjadi uskup serta diangkat menjadi patriark dengan nama Mar Shimun VIII. Dia dianugerahi gelar "Patriark Mosul dan Athur (Asiria)", yang segera berganti menjadi "Patriark Umat Khaldea".[4]

Mar Shimun VIII Yohannan Sulaqa kembali ke daerah asalnya pada tahun yang sama dan mengukuhkan kedudukannya di Amid. Sebelum terbunuh oleh para pendukung patriark Alqosh,[2] dia sempat mentahbiskan lima uskup metropolitan dan dengan demikian memulakan sebuah hierarki gerejawi yang baru, garis patriarki yang dikenal sebagai garis Shimun. Tak lama kemudian wilayah patriarkatnya bergeser ke Timur, dan setelah berpindah-pindah, tahta keuskupannya akhirnya menetap di desa Qochanis yang terisolir.

Hubungan dengan Roma mengendur pada masa pemerintahan para penerus Sulaqa: patriark terakhir yang secara resmi diakui oleh Sri Paus wafat pada 1600, jabatan turun temurun berjalan kembali dan pada 1692 jalinan persekutuan dengan Roma secara resmi diputuskan. Patriarkat Gereja Timur Asiria saat ini, yang berpusat di Chicago, merupakan kelanjutan dari garis ini.[5]

Garis Youssef dari Amid

Babak baru bagi Patriarkat Khaldea dimulai pada 1672 ketika Mar Youssef I, Uskup Agung Amid, menjalin persekutuan dengan Roma, terpisah dari tahta patriakat Alqosh. Pada 1681 Tahta Suci menganugerahinya gelar "Patriark Umat Khaldea dialihkan dari patriarknya".

Semua penerus Youssef I menggunakan nama Youssef. Garis patriarkat ini mengalami kerumitan: mulanya akibat gangguan-gangguan dari kaum tradisional, di mana mereka merupakan subyek secara hukum, dan kemudian akibat kesulitan-kesulitan finansial oleh pajak yang dibebankan para penguasa Turki.

Meskipun demikian pengaruhnya meluas dari daerah asalnya Amid dan Mardin sampai ke wilayah Mosul. Garis Youssef pada 1830 melebur dengan patriarkat Alqosh yang pada masa itu masuk dalam persekutuan penuh dengan Roma.

Patriarkat Alqosh dalam persekutuan dengan Roma

Tahta patriarkat Gereja Timur yang terbesar dan tertua adalah biara Rabban Hormizd di Alqosh. Wilayahnya membentang dari Aqrah sampai Seert dan Nisibis, meliputi dataran subur Mosul di selatan. Selama rentang waktu yang singkat antara 1610 dan 1617, takta patriarkat ini masuk dalam persekutuan penuh dengan Roma, dan pada 1771 patriarknya Eliya Denkha menandatangani sebuah pengakuan iman Katolik, namun tidak membuahkan persatuan resmi apa pun. Ketika Eliya Denkha wafat, suksesinya diperebutkan oleh dua sepupu: Eliyya Isho-Yab, yang mendapat pengakuan dari Roma namun tak lama kemudian keluar dari persekutuan, dan Yohannan Hormizd, yang menganggap dirinya sendiri seorang Katolik.

Pada 1804 setelah wafatnya Eliyya Isho-Yab, Yohannan Hormizd tetap menjadi satu-satunya patriark di Alqosh. Dengan demikian pada masa itu terdapat dua patriarkat yang berada dalam persekutuan dengan Roma, yang besar di Alqosh dan yang kecil di Amid yang dijabat oleh Agustinus (Youssef V) Hindi. Roma memutuskan untuk tidak memilih salah satu dari keduanya, dan tidak menganugerahkan kepada kedua-duanya gelar patriark, meskipun sejak 1811 Agustinus Hindi dalam kenyataannya mengepalai Gereja ini. Setelah Hindi wafat, pada 5 July 1830 Yohannan Hormizd secara resmi diteguhkan sebagai patriark oleh Paus Pius VIII dengan gelar Patriark Babilonia Umat Khaldea,[6] maka peleburan patriarkat Alqosh dan partiarkat Amid pun rampung.

Ekspansi dan bencana

Tahun-tahun selanjutnya dari Gereja Khaldea diwarnai kekerasan dari luar: pada 1838 biara Rabban Hormizd dan kota Alqosh diserang oleh orang-orang Kurdi dari Soran, menewaskan ratusan umat Kristiani Suryani;[7] Pada 1843 kaum Kurdi mulai mengumpulkan sebanyak mungkin uang dari desa-desa Kristen, menewaskan lebih dari sepuluh ribu umat Kristiani serta merusakkan ikon-ikon di biara Rabban Hormizd.[2]

Pada 1846 Gereja Khaldea diakui oleh Kerajaan Ottoman sebagai sebuah millet atau sebuah komunitas keagamaan khas dalam Kekaisaran tersebut, dengan demikian Gereja ini mendapatkan emansipasi sipilnya.[6] Patriark Gereja Khaldea yang paling sohor pada abad ke-19 adalah Youssef VI Audo yang juga dikenang karena perselisihannya dengan Paus Pius IX terutama menyangkut upayanya meluaskan yurisdiksi Khaldea atas Gereja Katolik Siro-Malabar di India. Bagaimanapun juga masa itu adalah masa ekspansi bagi Gereja Katolik Khaldea.

Pada permulaan abad ke-20 para misionaris Gereja Ortodoks Rusia mendirikan dua keuskupan di Asiria Utara, dan banyak orang yang yakin bahwa orang-orang Rusia dapat lebih melindungi mereka daripada orang-orang Inggris dan Prancis.[7] Dengan harapan akan dukungan orang-orang Rusia, Perang Dunia I dipandang sebagai waktu yang tepat untuk memberontak melawan Kerajaan Ottoman, yang dibalas dengan penyerangan atas orang-orang Asiria sebagai musuh militer. Pada 4 November 1914 Enver Pasha yang berkebangsaan Turki menyerukan Jihad, perang suci, melawan umat Kristiani.[8] Kekalahan Rusia pada 1917 memupuskan harapan akan kemerdekaan politik. Seluruh Asiria Utara diserbu tentara Turki dan rakyat terpaksa mengungsi: banyak yang luput dari pembantaian akhirnya tewas karena kedinginan atau kelaparan. Bencana ini terutama mendera wilayah-wilayah Gereja Timur Asiria dan keuskupan-keuskupan Gereja Kaldea di Asiria Utara (Amid, Siirt dan Gazarta) hancur-lebur (dua orang Metropolitan Kaldea, Addai Scher dari Siirt dan Filipus Abraham dari Gazarta terbunuh pada 1915).[7]

Gereja Katolik Khaldea-Asiria di Iran digembalakan oleh Keuskupan Agung Metropolitan Katolik Kaldea Teheran. Gereja ini memiliki keuskupan-keuskupan agung di Teheran, Urmih, dan Ahwaz, serta sebuah keuskupan di Sanandaj.

Masa kini

Perkembangan mutakhir dalam Gereja Katolik Khaldea adalah pendirian Eparki Oseania pada 2006, dengan nama 'St Tomas Rasul di Sydney bagi umat Kaldea'.[9] Yurisdiksi ini meliputi komunitas-komunitas umat Katolik Khaldea di Australia dan Selandia Baru. Uskup pertamanya, ditunjuk oleh Paus Benediktus XVI pada 21 Oktober 2006, adalah Uskup Agung Djibrail Kassab, yang sebelumnya adalah Uskup Agung Bassorah di Irak.[10] Terjadi pula imigrasi besar-besaran ke Amerika Serikat khususnya ke Southeast Michigan.[11] Meskipun populasi terbanyak menetap di Southeast Michigan, terdapat pula populasi-populasi di bagian-bagian California dan Arizona. Akhir-akhir ini di Kanada terjadi pertumbuhan komunitas baik di provinsi-provinsi Timur, seperti Ontario, maupun Barat, seperti Saskatchewan.

Orang-orang Khaldea ternama

Tokoh-tokoh politik terkenal antara lain Tariq Aziz, mantan Perdana Menteri Irak yang menjabat pada rezim Saddam Hussein, serta Anna Eshoo, anggota United States House of Representatives dari Partai Demokrat.

Pembunuhan rohaniwan Khaldea

Pastor Ragheed Aziz Ganni terbunuh pada 3 Juni 2007 di Mosul, Irak beserta para tiga orang subdiakon: Basman Yousef Daud, Wahid Hanna Isho, dan Gassan Isam Bidawed.

Uskup Agung Paulos Faraj Rahho dan tiga orang yang menyertainya diculik pada 29 Februari 2008, di Mosul, Iraq dan dibunuh beberapa hari kemudian.

Relasi ekumenis

Hubungan Gereja Katolik dengan Gereja Timur Asiria membaik pada beberapa tahun terakhir. Pada 1994 Paus Yohanes Paulus II dan Patriark Mar Dinkha IV dari Gereja Timur Asiria menandatangani Deklarasi Kristologi Bersama.[12] Pada 20 Juli 2001, Tahta Suci mengeluarkan sebuah dokumen, dengan persetujuan Gereja Timur Asiria, berjudul Petunjuk Pelaksanaan Ekaristi antara Gereja Khaldea dan Gereja Timur Asiria, yang juga meneguhkan validitas Doa Syukur Agung Addai dan Mari.[13]

Struktur

The Chaldean Catholic Church has the following dioceses:

Hierarki

Patriark saat ini adalah Mar Louis Raphaël I Sako, terpilih pada bulan Januari 2013. Pada bulan Oktober 2007, Mar Emmanuel III Delly pendahulunya menjadi patriark Katolik Khaldea pertama yang diangkat ke jenjang Kardinal dalam Gereja Katolik.[14];

Episkopat Khaldea saat ini (Januari 2014) adalah sebagai berikut:

  • Mar Louis Raphaël I Sako, Patriark Babilonia (sejak Februari 2013)
  • Mar Emmanuel III Delly, Patriark Emeritus Babilon (Desember 2003-2012).
  • Emil Shimoun Nona, Uskup Agung Mosul (sejak November 2009);
  • Bashar Matti Warda, Uskup Agung Arbil (sejak Juli 2010);
  • Ramzi Garmou, Uskup Agung Teheran (sejak Februari 1999);
  • Thomas Meram, Uskup Agung Urmia dan Salmas (sejak 1984);
  • Yohannan Zora, Uskup Agung Toronto (sejak Juni 2011);
  • Jibrail Kassab, Uskup Agung Sydney (sejak Oktober 2006);
  • Mar Jacques Ishaq, Uskup Agung Tituler Nisibis dan Uskup Kuria Babilon (sejak Desember 2005);
  • Habib Al-Naufali, Uskup Agung Basra (sejak 2014)
  • Yousif Mirkis, Uskup Agung Kirkuk dan Suleimanya (sejak 2014)
  • Mar Mikha Pola Maqdassi, Uskup Alqosh (sejak Desember 2001)
  • Mar Shlemon Warduni, Uskup Kuria Babilon (sejak 2001).
  • Mar Saad Sirop, Uskup Auksilier Babilon (sejak 2014)
  • Mar Antony Audo, Uskup Aleppo (sejak Januari 1992);
  • Mar Michael Kassarji, Uskup Lebanon (sejak 2001);
  • Mar Rabban Al-Qas, Uskup Amadiya dan Zakho (sejak Desember 2001);
  • Mar Ibrahim Ibrahim, Uskup Santo Thomas Rasul dari Detroit (sejak April 1982 – 2014);
  • Mar Francis Kalabat, Uskup Santo Thomas Rasul dari Detroit (sejak Juni 2014)
  • Mar Sarhad Joseph Jammo, Uskup Santo Petrus Rasul dari San Diego (sejak Juli 2002);
  • Mar Bawai Soro, Uskp Tituler Foratiana dan Uskup Auksilier Santo Petrus Rasul dari San Diego (sejak 2014)

Beberapa takhta yang kosong: Eparki Agung Diyarbakir, Eparki Agung Ahwaz, Eparki 'Aqra, Eparki Kairo.

Liturgi

Gereja Katolik Khaldea menggunakan Ritus Siria Timur.

Perubahan kecil pada liturgi mulai diberlakukan sejak 6 Januari 2007. Tujuannya adalah untuk menyeragamkan banyaknya aturan-aturan peribadatan tiap paroki, untuk menghilangkan tambahan-tambahan selama berabad-abad yang meniru-niru Ritus Romawi, dan untuk alasan-alasan pastoral. Perubahan-perubahan penting adalah: Anafora diucapkan imam dengan suara keras, kembali ke arsitektur kuno Gereja, restorasi tata cara kuno yakni mempersiapkan roti dan anggur sebelum dimulainya peribadatan, dihilangkannya kata Filioque dari Kredo[15]

Catatan kaki

  1. ^ Konsili Firenze, Bulla persatuan dengan umat Kaldea dan Maronit Siprus Sesi 14, 7 Agustus 1445 [1] Diarsipkan 2013-04-24 di Wayback Machine.
  2. ^ a b c Charles A. Frazee, Catholics and Sultans: The Church and the Ottoman Empire 1453-1923, Cambridge University Press, 2006 ISBN 0-521-02700-4
  3. ^ Chaldean Catholic Church (Eastern Catholic), The new Catholic Encyclopedia, The Catholic University of America, Jilid. 3, 2003 halaman 366.
  4. ^ George V. Yana (Bebla), "Myth vs. Reality" JAA Studies, Jil. XIV, No. 1, 2000 hal. 80
  5. ^ Heleen H.L. Murre. "The Patriarchs of the Church of the East from the Fifteenth to Eighteenth Centuries". Hugoye: Journal of Syriac Studies. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-12-22. Diakses tanggal 2009-02-04. 
  6. ^ a b O’Mahony, Anthony (2006). "Syriac Christianity in the modern Middle East". Dalam Angold, Michael. Eastern Christianity. Cambridge History of Christianity. 5. Cambridge University Press. ISBN 9780521811132.  Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "angold" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  7. ^ a b c David Wilmshurst, The Ecclesiastical Organisation of the Church of the East, 1318-1913, Peeters Publishers, 2000 ISBN 90-429-0876-9
  8. ^ Christoph, Baumer (2006). The Church of the East: An Illustrated History of Assyrian Christianity. I B Tauris & Co. ISBN 9781845111151. 
  9. ^ "Eparchy of Saint Thomas the Apostle of Sydney (Chaldean)". Catholic-Hierarchy.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-01-16. Diakses tanggal 2009-02-07. 
  10. ^ "Archbishop Djibrail Kassab". Catholic-Hierarchy.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-01-16. Diakses tanggal 2009-02-07. 
  11. ^ "2004 statistics of the Chaldean Dioceses of Detroit". Catholic-Hierarchy.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-10-17. Diakses tanggal 2009-04-01. 
  12. ^ "Common Christological Declaration beteween the Catholic Church and the Assyrian Church of the East". Vatican. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-01-04. Diakses tanggal 2009-04-01. 
  13. ^ "Guidelines issued by the Pontifical Council for Promoting Christian Unitypublisher=Vatican". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-11-03. Diakses tanggal 2009-04-01. 
  14. ^ "AP". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-06-09. Diakses tanggal 2008-02-16. 
  15. ^ "TQ & A on the Reformed Chaldean Mass". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-01-02. Diakses tanggal 2009-02-07. 

Lihat pula

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya