The Eras Tour
The Eras Tour adalah tur konser keenam oleh penyanyi-penulis lagu Amerika Serikat, Taylor Swift, yang digambarkan sebuah sebagai perjalanan menuju semua "era" musiknya. Sebagai penghormatan atas seluruh albumnya, The Eras Tour diselenggarakan sebagai tur terbesar Taylor Swift dengan 151 pertunjukan di lima benua. Tur ini menjadi tur pertama dalam sejarah yang meraup $1 miliar dan menjadikan tur ini dengan pendapatan tertinggi sepanjang masa. Pasca diumumkan setelah perilisan album kesepuluhnya, Midnights (2022), The Eras Tour adalah tur stadium kedua Taylor Swift setelah Reputation Stadium Tour pada tahun 2018. The Eras Tour dimulai di Glendale, Amerika Serikat, pada 17 Maret 2023 dan dijadwalkan akan berakhir pada 8 Desember 2024 di Vancouver, Kanada. Pertunjukan tur ini berlangsung selama 3,5 jam dengan lebih dari 40 lagu yang dibagi ke dalam 10 babak yang menggambarkan seluruh konsep albumnya. Tur ini mendapat ulasan hangat dari para kritikus yang memuji konsep, produksi, estetika, suasana, keahlian bermusik, penampilan panggung, dan keserbabisaan Taylor Swift. Media menggambarkan permintaan akan tiket The Eras Tour sebagai permintaan yang "luar biasa besar" dengan 3,5 juta orang mendaftar program tiket prajual Ticketmaster pada Bagian AS dari tur tersebut. Situs web perusahaan tersebut mogok pada 15 November sesaat setelah program prajual dibuka. Kendati demikian, sebanyak dua juta tiket terjual pada hari itu, sehingga memecahkan rekor tiket konser terbanyak sepanjang masa yang dijual oleh seorang artis dalam sehari. Meskipun begitu, Ticketmaster menghadapi kontroversi dan kritikan secara meluas. Taylor Swift mengumumkan dan merilis beberapa karyanya sepanjang tur ini: dua edisi tambahan Midnights, album rekaman ulang Speak Now (Taylor's Version) dan 1989 (Taylor's Version), video musik "Karma" dan "I Can See You", dan "Cruel Summer" yang dirilis sebagai sebuah singel, serta album ke-sebelasnya, The Tortured Poets Department (2024). Di samping itu, film konser The Eras Tour dirilis di bioskop seluruh dunia pada 13 Oktober 2023 dan menjadi film konser dengan pendapatan tertinggi sepanjang masa. Latar belakang dan pengembanganUntuk mempromosikan album studio keenamnya, Reputation (2017), Taylor Swift mengadakan tur konser kelimanya, Reputation Stadium Tour, pada tahun 2018. Tur tersebut memecahkan rekor tur AS dengan pendapatan tur tertinggi dalam sejarah.[1] Akibat pembatasan pandemi Covid-19 pada awal 2020, Taylor membatalkan tur konser keenamnya, Lover Fest, yang direncanakan akan diadakan sebagai bagian dari promosi album studio ketujuhnya, Lover (2019). Tanpa mengadakan tur sejak 2018, ia merilis tiga album studio—Folklore (2020), Evermore (2020), dan Midnights (2022). Ia juga merilis dua album rekaman ulang pada tahun 2021—Fearless (Taylor's Version) dan Red (Taylor's Version).[2] Menjelang perilisan Midnights, pada 18 Oktober 2022, situs web Britania Raya Swift secara tidak langsung mengumumkan sebuah tur konser yang akan datang. Dengan melakukan prapesan album Midnights di situs tersebut, pemesan akan dibawa ke sebuah "akses kode prajual spesial untuk tanggal-tanggal konser UK Taylor Swift yang akan datang dan belum diumumkan."[3] Pada The Tonight Show Starring Jimmy Fallon pada 24 Oktober, Swift mengatakan: "Saya pikir saya sebaiknya [pergi ke sebuah konser]. Saat waktunya tiba, [saya akan] melakukannya".[4] Ia berkata bahwa tur tersebut akan diselenggarakan dalam waktu dekat di The Graham Norton Show pada 28 Oktober.[5] Pada 1 November 2022, Taylor, melalui perbincangan di Good Morning America dan media sosialnya, secara resmi mengumumkan bahwa tur konser keenamnya akan dinamai The Eras Tour.[note 1] Ia menggambarkan tur tersebut sebagai sebuah "perjalanan kesemua era musik" dalam kariernya. Bagian AS dari tur ini berisi 27 konser dalam kurun 20 hari yang akan dimulai pada 18 Maret 2023 di Glendale, Arizona dan berakhir pada 5 Agustus 2023 di Inglewood, California. Aksi pembuka bagian tersebut terdiri atas Beabadoobee, Gayle, Girl in Red, Gracie Abrams, Haim, Muna, Owenn, Paramore, dan Phoebe Bridgers.[2] Disebabkan permintaan yang ramai, pada 4 November, Taylor menambahkan sebanyak delapan konser di kota-kota yang sudah diumumkan sebelumnya, sehingga menaikkan total jumlah konsernya menjadi 35 konser.[7] Permintaan yang tinggi menyebabkan konser ditambah lagi sebanyak 17 konser pada minggu setelahnya. Hal ini menjadikan The Eras Tour menjadi tur AS terbesar dalam karier Swift dengan 52 konser terselenggarakan. Konser ini melampaui Reputation Stadium Tour yang berjumlah 38 konser. Seluruh kota yang akan dikunjungi The Eras Tour akan menikmati dua atau lebih konser setelah penambahan jumlah konser tersebut.[8] Tanggal-tanggal konser internasional akan diumumkan di kemudian hari.[2] Pada Desember 2022, Financial Times dan Rolling Stone melaporkan bahwa perusahaan pertukaran mata uang kripto, FTX, bernegosiasi dengan Swift dengan menawarkan persetujuan sponsor US$100 juta[9] termasuk kemitraan dengan The Eras Tour dan menawarkan tiket sebagai token yang tidak dapat ditukar (NFT).[10] Swift menolak tawaran tersebut.[11] FTX tutup pada November 2022 akibat bangkrut.[12] Sinopsis konserKonser ini berlangsung selama lebih dari tiga jam, menjadikannya yang terpanjang dalam sejarah karirnya. The Eras Tour terdiri dari antara 44 hingga 46 lagu yang dikelompokkan ke sepuluh babak, yang masing-masing menggambarkan setiap era musiknya. Maret 2023 hingga Maret 2024Pertunjukan dimulai dengan babak Lover. Sebuah jam di layar menghitung mundur pertunjukan dengan diiringi "You Don't Own Me" oleh Dusty Springfield. Dikelilingi oleh penari latar dengan warna pastel, Swift muncul di tengah panggung dengan sebuah bodysuit dan sepatu bot Louboutin. Pertunjukan dibuka dengan sarilagu "Miss Americana & the Heartbreak Prince" yang mengarah ke "Cruel Summer". Ditemani oleh penari, Swift membawakan "The Man" dan "You Need to Calm Down" menggunakan jaket yang dipenuhi perhiasan dengan set panggung yang meniru bilik kantor. Dia kemudian melakukan pesan selamat datang dengan rumah boneka dari musik video "Lover" ditampilkan, menggambarkan seluruh era musiknya. Dia kemudian menampilkan "Lover" dengan gitar bersama band, penyanyi latar, dan penarinya. Babak ini diakhiri dengan "The Archer" yang dia bawakan sendirian, sebelum dirinya turun ke bawah panggung dan percikan api mulai turun, membakar rumah "Lover". Babak kedua, Fearless, dibawakan dengan gaun berpohon metalik dan sepatu bot pedesaan yang menjadi ciri khas gaya awalnya. Swift membawakan "Fearless" di panggung utama, "You Belong With Me" di panggung tengah, dan "Love Story" di panggung T bersama band dan penari latarnya. Babak ketiga, Evermore, mengadaptasi estetika hutan. Swift mulai menyanyikan "'Tis the Damn Season" dengan gaun panjang, diikuti oleh tema gelap yang mengarah ke "Willow" dengan tema ritual sihir; Swift dan penari latarnya mengenakan jubah hijau tua, sementara mereka membawa bola oranye bercahaya. Latar hutan kemudian berfokus pada sebuah pohon ek di musim gugur hingga musim dingin saat Swift mulai membawakan "Marjorie". "Champagne Problems" dibawakan oleh Swift di piano tertutup lumut di bawah pohon tersebut dan babak ini diakhiri dengan "Tolerate It" dengan piano yang dimainkan oleh pianis Karina DePiano, sementara Swift dan penari laki-laki tampil di sebuah meja makan. Visual ular memulai babak Reputation. Swift muncul dengan catsuit hitam-merah dengan motif ular. Dia membawakan "...Ready For It?" bersama penari latar perempuan dan dilanjutkan dengan "Delicate" dan "Don't Blame Me", sementara "Look What You Made Me Do" menampilkan era musik Swift terjebak di kotak kaca dan para penari mengenakan kostum era Swift. Babak ini diakhiri dengan ular yang menghilang dari layar. Babak kelima, Speak Now, dimulai dengan mosaik abstrak lampu ungu di atas panggung. Swift, dengan gaun pesta, berjalan dari layar dan menampilkan "Enchanted" bersama penari latar perempuan; sejak 7 Juli 2023, "Long Live" dibawakan bersama bandnya di tengah panggung. Babak ini diakhiri dengan Swift yang kembali berjalan ke layar dan melihat ke belakang saat lagu berakhir. Warna merah mulai muncul untuk memperkenalkan babak selanjutnya, Red, yang dibuka dengan penari perempuan membuka sebuah kotak yang memainkan potongan dari "State of Grace", "Everything Has Changed" atau "Holy Ground", dan "Red". Balon merah muncul dan Swift menampilkan "22" mengenakann topi dan kaos putih dari video musik lagu tersebut. Mendekati akhir lagu, dia menghampiri penonton yang ditunjuk dan memberikan topinya. Swift membawakan "We Are Never Getting Back Together" dan "I Knew You Were Trouble" bersama penari pria sambil mengenakan jumpsuit merah-hitam. Dia selanjutnya mengenakan mantel ombre merah-hitam, dan membawakan "All Too Well (10 Minute Version)" dengan gitar, didukung oleh band. Babak ini diakhiri dengan turunnya salju buatan. Cottagecore mendominasi babak ketujuh, Folklore, yang diperkenalkan dengan puisi dari "Seven". Di atas panggung terdapat kabin pedesaan yang mirip dengan penampilan Swift di Grammy ke-63 (2021). Swift menampilkan "Invisible String" atau "The 1" di atap kabin tersebut, sementara layar menampilkan sebuah hutan. Dia kemudian membawakan "Betty" bersama bandnya dan "The Last Great American Dynasty" bersama penari latar yang mengenakan pakaian periode kuno. Dia kemudian membawakan "August" yang diakhiri dengan versi rock dari jembatan "Illicit Affairs", diikuti oleh "My Tears Ricochet" dengan penari perempuan mengenakan gaun panjang hitam dan koreografi yang mirip prosesi pemakaman. Kunang-kunang muncul untuk lagu terakhir, "Cardigan", yang diakhiri dengan Swift kembali ke kabin tersebut. Babak kedelapan, 1989, dimulai dengan layar menunjukkan cakrawala kota yang diterangi lampu neon. Swift dengan crop top dan rok menyanyikan "Style" sementara penari mengenakan pakaian hitam-putih. Sepeda neon muncul pada "Blank Space" dan tongkat golf digunakan untuk menghancurkan animasi mobil Shelby Cobra. Pertunjukan dilanjutkan dengan "Shake It Off" yang ditampilkan sebagai pesta tarian; "Wildest Dreams" dengan visual pasangan di kasur; dan "Bad Blood" dengan penari perempuan sementara api mulai muncul dan membakar rumah "Lover". Babak selanjutnya adalah set akustik, di mana Swift menampilkan dua lagu kejutan di gitar dan piano. Animasi air muncul di atas panggung dan Swift kemudian terjun ke bawah panggung. Layar di atas panggung kemudian menampilkan ilusi Swift yang sedang menyelam. Babak terakhir, Midnights, dimulai dengan visual Swift yang keluar dari air dan naik ke awan, di mana kemudian penari latar dengan properti awan muncul. Swift membuka babak ini dengan "Lavender Haze" dengan mantel bulu ungu dan kaos berkilau. Dia melepas mantel tersebut dan menampilkan "Anti-Hero" dengan video dirinya sebagai jelmaan yang meneror sebuah kota. Penari latar tampil dengan payung saat Swift menyanyikan "Midnight Rain" dan melakukan pergantian kostum di atas panggung, kini tampil dengan bodysuit biru berhiaskan berlian. Dia kemudian menampilkan koreografi tarian kursi untuk "Vigilantr Shit", diikuti "Bejeweled" yang menampilkan tarian viral dari lagu tersebut, dan "Mastermind" yang menampilkan panggung sebagai papan catur. Pertunjukan ditutup dengan "Karma", dengan Swift, penari, dan penyanyi latarnya mengenakan jaket, menutup pertunjukan dengan kembang api, visual warna-warni, dan konfeti. Mei 2024 dan seterusnyaSejak Mei 2024, Swift mengubah susunan dan daftar lagu yang dibawakan untuk memasukkan lagu-lagu dari album ke-sebelasnya, The Tortured Poets Department, yang dirilis pada 19 April 2024. "The Archer", "Long Live", "The Last Great American Dynasty", "'Tis the Damn Season", dan "Tolerate It" dihapus dari pertunjukan, sementara babak Speak Now dan Red dimajukan sebagai babak keempat dan ketiga. Babak Folklore dan Evermore kini digabung sebagai "album saudari", sementara bagian The Tortured Poets Department diletakkan setelah 1989, sebelum set akustik.[13] Babak Lover, kini ditutup dengan "Lover", diakhiri dengan Swift yang menghilang ke bawah panggung ketika rumah "Lover" jatuh sementara penyanyi latar dan bandnya menampilkan selingan dari lagu tersebut. Ular yang muncul pada akhir babak Reputation kini menelusuri sebuah hutan. Diiringi musik dari interlude babak Evermore, kunang-kunang mulai muncul ketika pohon dan kabin mulai muncul di atas panggung; Swift membuka babak ini dengan menyanyikan "Cardigan" di atap kabin. Pertunjukan dilanjutkan dengan "Betty" dan kemudian "Champagne Problems", di mana Swift memperkenalkan kedua babak album saudari yang kini digabung. Dia melanjutkan pertunjukan dengan "August", "Illicit Affairs", dan "My Tears Ricochet", sebelum menyanyikan "Marjorie". Suara petir terdengar bersamaan dengan panggung yang menjadi gelap dan Swift membawakan "Willow" dengan jubah berwarna cokelat tua untuk menutup babak ini. Babak The Tortured Poets Department menampilkan visual hitam-putih dan dimulai dengan layar yang menampilkan berbagai furnitur dan kertas yang jatuh dari langit ke sebuah jalan sepi. Swift muncul dengan gaun korset dan menyanyikan "But Daddy I Love Him" dan potongan dari "So High School" bersama penari yang berpakaian putih. Dia membawakan "Who's Afraid of Little Old Me" di sebuah panggung bergerak dan diakhiri dengan visual yang menggambarkan Swift yang kerasukan kejahatan. Sebuah UFO muncul di layar dan mencoba untuk menculik Swift, yang mulai menyanyikan "Down Bad" pada panggung bergerak yang menjelajahi galaksi. Beralih ke "Fortnight", sebuah kasur dengan mesin ketik muncul bersama dua penari berpakaian sebagai perawat yang memeriksa Swift. Dia membawakan sisa lagu tersebut ingin "menyentuh" penari pria yang duduk di mesin ketik, sebelum dipisahkan oleh dua perawat tersebut. Dia kemudian mengenakan jaket marching band putih untuk "The Smallest Man Who Ever Lived" dan melakukan gerakan berbaris bersama penari yang membawa drum. Lagu ini diakhiri dengan pasukan Swift yang jatuh sembari mengibarkan bendera putih. Dua penari kemudian mengangkat Swift yang "mati" dan mulai memaksanya untuk bangun; Swift kemudian mencopot gaunnya dan mengakhiri babak ini dengan "I Can Do It With A Broken Heart". Penjualan tiketTiket sebelumnya dijadwalkan untuk dijual kepada khalayak ramai pada 18 November 2022.[note 2] Sebagai hasil dari kemitraan Swift dengan Capital One, pemegang kartu tersebut menerima akses prajual yang sebelumnya dijadwalkan untuk dimulai pada 15 November.[15] Para penggemar dapat mendaftar program Ticketmaster Verified Fan dari 1 sampai 9 November untuk menerima kode yang memberikan akses eksklusif untuk membeli tiket pada 15 November; pemegang tiket Lover Fest juga akan menerima akses istimewa apabila mereka mendaftar menggunakan akun Ticketmaster yang sama.[16] Swift mengonfirmasi harga tiketnya sebelum mulai dijual dengan tidak menggunakan model "tiket platinum"; harga tiketnya berkisar dari US$49 sampai dengan $449, sementara harga paket VIP dimulai dari $199 hingga $899.[2] Akan tetapi, USA Today melaporkan bahwa situs Ticketmaster tidak menyatakan secara tersurat bahwa harga akan tetap. Justru, situs ini berkata, pada konser The Eras Tour di Nashville, bahwa "harga tiket (justru) dapat berfluktuasi berdasarkan permintaan, kapan pun itu."[17] Menurut Ticketmaster, prajual TaylorSwiftTix menyediakan "kesempatan terbaik bagi para penggemar mendapatkan tiket untuk konser yang ingin dihadiri" dengan cara menghindari para bot dan calo.[17] Platform tersebut mencatat bahwa apabila permintaan dari program penggemar tersebut "melampaui penawaran", mungkin "beberapa penggemar terverifikasi akan dipilih secara acak untuk berpartisipasi dalam prajualnya."[18] Kontroversi TicketmasterThe Eras Tour mencatatkan permintaan tiket yang luar biasa tinggi.[19] Pada 15 November, situs web Ticketmaster mogok setelah menghadapi "permintaan [tiket] yang belum pernah dihadapi sebelumnya akibat jutaan orang yang muncul", sehingga situs ini menghentikan prajualnya.[20] Sesaat sesudahnya, Ticketmaster menerbitkan sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa pihaknya sedang berusaha memperbaiki masalah tersebut "karena situsnya tidak siap untuk mengakomodasi kekuatan ratusan ribu penggemar Taylor Swift"[6] dan melaporkan bahwa "ratusan ribu tiket" telah terjual. Ticketmaster lalu mengundur jadwal prajual tiket sisanya.[21] Penjualan publiknya lalu dibatalkan akibat "pemintaan [tiket] yang luar biasa tinggi pada sistem penjualan dan persediaan tiket yang tidak cukup untuk memuaskan permintaan [tiket] tersebut".[6] Ticketmaster lalu menerima kritikan meluas dari para penggemar dan pelanggan karena model penjualan tiket yang buruk.[22] Fortune dan Bloomberg News mengaitkan kritikan tersebut dengan "proses pembelian yang sering kali membingungkan diperparah dengan adanya biaya tambahan" serta "waktu tunggu yang lama, masalah teknis, dan layanan pelanggan yang jelek".[23][24] CNN Business menyatakan bahwa permintaan tiket tur yang "luar biasa besar" mengindikasikan kepopuleran Taylor Swift.[25] Greg Maffei, ketua Live Nation Entertainment, mengklaim bahwa pada awalnya Ticketmaster mempersiapkan situsnya untuk diakses oleh sebanyak 1,5 juta penggemar terverifikasi, tetapi justru sebanyak 14 juta orang yang mengakses situs tersebut, sehingga ia berkata bahwa "kami bisa [saja] mengisi 900 stadion [dengan orang sebanyak itu]."[26] Perusahaan tersebut mengonfirmasi pada 17 November bahwa penjualan tiket tur pada 18 November juga dibatalkan karena ketidakmampuan memenuhi permintaan tiket.[14] Pada hari yang sama, Taylor Swift mengunggah sebuah pernyataan melalui akun Instagramnya dengan menyatakan bahwa ia "jengkel" dan merasa kekacauan penjualan tiket tersebut terasa "menyiksa".[27] Ia menegaskan bahwa ia "tidak akan membela siapa pun karena pihaknya telah bertanya [kepada Ticketmaster sebanyak] beberapa kali, apakah mereka sanggup menangani permintaan [tiket] sebesar ini? Dan mereka telah memastikan kepada kami bahwa mereka sanggup."[28] Kemudian, pada hari yang sama, Ticketmaster mengeluarkan sebuah permohonan maaf kepada Taylor Swift dan para penggemar melalui akun Twitter resmi mereka.[29] Berbagai anggota parlemen Amerika Serikat, termasuk para Jaksa Agung dan anggota Kongres AS, menyoroti masalah ini.[30] The New York Times melaporkan bahwa Departemen Kehakiman AS telah memulai sebuah investigasi antitrust terhadap Live Nation dan Ticketmaster.[31] Pada tanggal 2 Desember, sebanyak 26 penggemar menggugat Ticketmaster atas "penipuan, penetapan harga, pelanggaran antitrust, dan misrepresentasi yang disengaja".[32] Berbagai wartawan telah menyorot pengaruh Taylor Swift. Dalam sebuah artikel The Guardian, Arwa Mahdawi mengatakan bahwa "Karir yang dijalani Taylor Swift luar biasa mengagumkan. Tapi tahu tidak? Saat orang-orang menjadi terduduk tegak dan menyoroti UU Antitrust Amerika Serikat yang bobrok berkat dirinya, menurut saya itulah pencapaian terbaiknya."[33] Brooke Schultz dari Associated Press membahas bagaimana penggemar Taylor Swift telah mengubah suatu kemogokan situs web menjadi sebuah gerakan politik dan menganggap bahwa mereka adalah demografi pemilih yang berpengaruh selama pemilu AS: "Ukuran dan kekuatan penggemar Swift yang begitu besar telah memicu perbincangan mengenai kesenjangan ekonomi yang cuma disimbolkan oleh Ticketmaster."[34] Para ekonom menyebut fenomena kontroversi ini sebagai "Swiftonomi" dalam sebuah artikel Los Angeles Times—sebuah teori ekonomi mikro yang menjelaskan penawaran, permintaan, kelompok penggemar, dan pengaruh politik Taylor Swift setelah pandemi Covid-19.[35] Dalam ulasan akhir tahun tentang "Anti-Hero", Pitchfork bertanya, "Adakah artis lain yang dapat mendesak sebuah investigasi federal terhadap sebuah monopoli industri musik agar dilakukan hanya dengan menyelenggarakan sebuah tur?"[36] Penjualan TicketstodayPer 12 Desember 2022, Ticketmaster menyurati beberapa penggemar terdaftar bahwa mereka "teridentifikasi sebagai [para penggemar] yang menerima "boost" selama Prajual Verified Fan tetapi tidak membeli tiket"—dan memberitahu adanya kesempatan kedua pembelian tiket yang dapat mereka gunakan untuk membeli paling banyak dua lembar tiket melalui platform Ticketstoday.[37][38] Billboard melaporkan bahwa Ticketmaster memutuskan untuk menjual sebanyak 170.000 tiket yang belum terjual selama empat minggu melalui Ticketstoday, sebuah platform penjualan tiket yang awalnya dibuat untuk klub penggemar Dave Matthew Band, tetapi dibeli oleh Live Nation pada tahun 2008 untuk "mengurangi waktu tunggu penggemar secara signifikan".[39] Performa komersialTaksiranVariety menaksir The Eras Tour melampaui pendapatan Reputation Stadium Tour yang saat ini memegang rekor sepanjang masa untuk tur dengan pendapatan tertinggi di AS, dengan raupan US$266 juta dari 38 konser; sementara The Eras Tour telah diperpanjang menjadi 52 konser. Meski demikian, majalah tersebut mencatat bahwa mencetak rekor pendapatan tur intersional akan lebih sulit untuk dilakukan karena ÷ Tour (2017–19) oleh Ed Sheeran, pemegang rekor tersebut saat ini yang terdiri atas 255 konser. Lima konser Taylor di Stadion SoFi juga diprediksi akan menghasilkan pendapatan yang tertinggi dalam satu lokasi di AS. Hal ini dapat memecahkan rekor Stadion SoFi sebelumnya yang dicetak oleh grup musik asal Korea Selatan, BTS, dengan empat konser mereka selenggarakan pada tahun 2022 yang meraup $33,3 juta dan rekor AS sepanjang masa yang dipegang oleh sepuluh konser Bruce Springsteen di Stadion Giants pada tahun 2003 yang meraup $38,7 juta.[8] Menyusul kontroversi Ticketmaster pada tur ini, Pollstar menaksir bahwa Taylor dapat meraup $728 juta dari seluruh konser The Eras Tour dan "miliaran dolar nan mencengangkan" dari konser internasional. Raupan ini dapat melampaui rekor sepanjang masa oleh Ed Sheeran dengan konser kurang dari setengah jumlah konser yang diadakan oleh Ed sendiri; tur ini juga akan menjadi tur konser pertama yang meraup $1 miliar.[40] PrajualThe Eras Tour menjual lebih dari 2,4 juta tiket pada hari pertama prajualnya dengan memecahkan rekor tiket konser terbanyak yang terjual oleh seorang artis dalam sehari sepanjang masa.[41][42] Rekor tersebut sebelumnya dipegang oleh Robbie Williams setelah menjual 1,6 juta tiket dari turnya pada tahun 2006, Close Encounters Tour.[43] Billboard melaporkan pada 15 Desember bahwa The Eras Tour telah meraup $554 juta dan menaksir bagian AS-nya berakhir dengan $591 juta, melampaui rekor wanita sepanjang masa yang dicetak oleh Sticky & Sweet Tour oleh Madonna ($407 juta) pada tahun 2009.[39] Konser-konser
Daftar laguMaret 2023 hingga Maret 2024Daftar lagu berikut diambil dari pertunjukan pertama pada 17 Maret 2023 di Glendale dan tidak mewakili keseluruhan tur.
Perubahan
Mei 2024 dan seterusnyaDaftar lagu ini mulai dibawakan sejak 9 Mei 2024 di Paris, Perancis.
Lagu kejutanSwift menampilkan dua lagu dari diskografinya di setiap pertunjukan sebagai "lagu kejutan" pada babak sembilan, masing-masing di gitar dan piano.[52][53] 2023
2024
Catatan
Lihat pula
Catatan kakiReferensi
Pranala luar |