Berdasarkan catatan sejarah, sebagian besar dataran ini dahulunya dihuni oleh penduduk asli Taiwan. Saat ini, penduduk asli Taiwan hanya menjadi bagian kecil dari populasi. Sejak era Dinasti Qing, Dataran Chianan menjadi tujuan imigran Han. Wilayah ini juga memasok tanaman pangan menuju seluruh Taiwan sejak zaman kekuasaan Jepang.
Geografi
Dataran Chianan berbatasan dengan Selat Taiwan di barat, Cekungan Taichung di utara, Dataran Pingtung di tenggara, dan berada di tepi perbukitan yang membentang hingga Pegunungan Alishan. Luas dataran ini, berdasarkan pembagian zona air tanah di Taiwan, adalah 4.550 km2 (1.757 sq mi). Dataran ini memiliki lebar 71 km (44 mi) dan panjang 86 km (53 mi).[2]
Curah hujan rata-rata di wilayah ini sebesar 1600 mm, menjadi wilayah dengan curah hujan terendah di Pulau Taiwan. Musim hujan di dataran ini terjadi pada musim panas, sementara waktu paling jarang turun hujan ialah pada saat musim dingin.[3] Sungai yang melewati wilayah ini antara lain Sungai Peikang, Sungai Putzu, Sungai Pachang, Sungai Chishui, Sungai Tsengwen, Sungai Yenshui, dan Sungai Erhjen. Sungai-sungai ini mengalir dari wilayah pegunungan di timur menuju wilayah pesisir di sisi barat dataran menuju Selat Taiwan.[4][5]
Sejarah
Sekitar 6000 tahun yang lalu, daratan dekat pesisir Dataran Chianan masih tergenang oleh air laut dan baru mulai mengering sejak 5000 tahun yang lalu.[6] Beberapa situs arkeologis dapat ditemui di daerah ini, termasuk budaya neolitik akhir seperti budaya Tahu yang dapat dijumpai antara 3500 dan 2000 tahun yang lalu. Budaya Niaosung yang telah memasuki zaman besi muncul dari 2000 hingga 500 tahun yang lalu.
Jepang mulai menguasai Taiwan pada 1895. Saat era ini, pemerintahan kolonial membangun infrastruktur dan bisnis di Dataran Chianan, seperti jalur rel Lin Barat, sistem irigasi Kanal Chianan, dan pabrik gula yang pada kemudian hari digabungkan menjadi Perusahaan Gula Taiwan. Setelah Kekaisaran Jepang runtuh, Republik Tiongkok memegang kekuasaan Taiwan.
Ekonomi
Dataran Chianan merupakan tempat budi daya padi dan tanaman biji-bijian lainnya. Wilayah ini juga menjadi wilayah utama bagi perkebunan tanaman tebu di Taiwan, meskipun produksi gula saat ini mengalami penurunan.[7] Produksi beras dapat dilakukan sebanyak tiga kali per tahun di wilayah ini berkat dibangunannya Kanal Chianan.[8] Dataran ini dahulunya juga merupakan tempat produksi garam, tetapi sebagian besar tambak garam telah tidak aktif sejak beberapa tahun terakhir. Terdapat pula budi daya ikan di wilayah pesisir.
^Wann, Joyce Jong-Wen; Peng, Tso-Kwei; Wu, Mei-Huey (2000). "Taiwan"(PDF). Dalam M. Ali. Dynamics of vegetable production, distribution and consumption in Asia. Shanhua, Tainan: Asian Vegetable Research and Development Center. hlm. 379–415. Diarsipkan dari versi asli(PDF) tanggal 2011-07-16. Diakses tanggal 2022-05-02.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^謝瑞麟. 雲嘉南區域水利建設概況 (dalam bahasa Tionghoa). National Policy Foundation. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-06-19. Diakses tanggal 2022-05-03.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Wiliams, Jack F.; Wu, Yu-Chen (November 1997). "Sugar: The Sweetener in Taiwan's Development". Environment and Worlds (dalam bahasa Tionghoa). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-07-26.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Liu, Alexandra (June 2001). "Country Travel, New Style". Taiwan Panorama. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-07-27. Diakses tanggal 2022-05-03.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)