Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Ernest Douwes Dekker

Ernest Douwes Dekker
Lahir(1879-10-08)8 Oktober 1879
Pasuruan, Hindia Belanda
Meninggal28 Agustus 1950(1950-08-28) (umur 70)
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
PekerjaanPolitikus, wartawan, aktivis, penulis
Partai politikIndische Partij
Suami/istriClara Charlotte Deije
Johanna P. Mossel
Haroemi Wanasita (Nelly Kruymel)

Dr. Ernest François Eugène Douwes Dekker (umumnya dikenal dengan nama Douwes Dekker atau Danudirja Setiabudi; 8 Oktober 1879 – 28 Agustus 1950) adalah seorang pejuang kemerdekaan dan pahlawan nasional Indonesia.

Ia adalah salah seorang peletak dasar nasionalisme Indonesia di awal abad ke-20, penulis yang kritis terhadap kebijakan pemerintah penjajahan Hindia Belanda, wartawan, aktivis politik, serta penggagas nama "Nusantara" sebagai nama untuk Hindia Belanda yang merdeka. Setiabudi adalah salah satu dari "Tiga Serangkai" pejuang pergerakan kemerdekaan Indonesia, selain dr. Tjipto Mangoenkoesoemo dan Suwardi Suryaningrat.

Kehidupan pribadi

Douwes Dekker terlahir di Pasuruan pada tanggal 8 Oktober 1879, sebagaimana yang dia tulis pada riwayat hidup singkat saat mendaftar di Universitas Zurich, September 1913. Ayahnya, Auguste Henri Eduard Douwes Dekker, adalah seorang agen di bank kelas kakap Nederlandsch Indisch Escomptobank. Auguste ayahnya, memiliki darah Belanda dari ayahnya, Jan (adik Eduard Douwes Dekker) dan dari ibunya, Louise Bousquet. Sementara itu, ibu Douwes Dekker, Louisa Neumann, lahir di Pekalongan dari pasangan Jerman-Jawa.[1] Dia terlahir sebagai anak ke-3 dari 4 bersaudara, dan keluarganya pun sering berpindah-pindah. Saudaranya yang perempuan dan laki-laki, yakni Adeline (1876) dan Julius (1878) terlahir sewaktu keluarga Dekker berada di Surabaya, dan adik laki-lakinya lahir di Meester Cornelis, Batavia (sekarang Jatinegara, Jakarta Timur pada tahun 1883. Dari situ, keluarga Dekker berpindah lagi ke Pegangsaan, Jakarta Pusat.[1]

Douwes Dekker menikah dengan Clara Charlotte Deije (1885-1968), anak dokter campuran Jerman-Belanda pada tahun 1903, dan mendapat lima anak, namun dua di antaranya meninggal sewaktu bayi (keduanya laki-laki). Yang bertahan hidup semuanya perempuan. Perkawinan ini kandas pada tahun 1919 dan keduanya bercerai.

Kemudian Douwes Dekker menikah lagi dengan Johanna Petronella Mossel (1905-1978), seorang Indo keturunan Yahudi, pada tahun 1927. Johanna adalah guru yang banyak membantu kegiatan kesekretariatan Ksatrian Instituut, sekolah yang didirikan Douwes Dekker. Dari perkawinan ini mereka tidak dikaruniai anak. Di saat Douwes Dekker dibuang ke Suriname pada tahun 1941 pasangan ini harus berpisah, dan di kala itu kemudian Johanna menikah dengan Djafar Kartodiredjo, yang juga merupakan seorang Indo (sebelumnya dikenal sebagai Arthur Kolmus), tanpa perceraian resmi terlebih dahulu. Tidak jelas apakah Douwes Dekker mengetahui pernikahan ini karena ia selama dalam pengasingan tetap berkirim surat namun tidak dibalas.

Sewaktu Douwes Dekker "kabur" dari Suriname dan menetap sebentar di Belanda (1946), ia menjadi dekat dengan perawat yang mengasuhnya, Nelly Alberta Geertzema née Kruymel, seorang Indo yang berstatus janda beranak satu. Nelly kemudian menemani Douwes Dekker yang menggunakan nama samaran pulang ke Indonesia agar tidak ditangkap intelijen Belanda. Mengetahui bahwa Johanna telah menikah dengan Djafar, Douwes Dekker tidak lama kemudian menikahi Nelly, pada tahun 1947. Douwes Dekker kemudian menggunakan nama Danoedirdja Setiabuddhi dan Nelly menggunakan nama Haroemi Wanasita, nama-nama yang diusulkan oleh Sukarno. Sepeninggal Douwes Dekker, Haroemi menikah dengan Wayne E. Evans pada tahun 1964 dan kini tinggal di Amerika Serikat.

Walaupun mencintai anak-anaknya, Douwes Dekker tampaknya terlalu berfokus pada perjuangan idealismenya sehingga perhatian pada keluarga agak kurang dalam. Ia pernah berkata kepada kakak perempuannya, Adelin, kalau yang ia perjuangkan adalah untuk memberi masa depan yang baik kepada anak-anaknya di Hindia kelak yang merdeka. Pada kenyataannya, semua anaknya meninggalkan Indonesia menuju ke Belanda ketika Jepang masuk. Demikian pula semua saudaranya, tidak ada yang memilih menjadi warga negara Indonesia.

Riwayat hidup

Masa muda

Pendidikan dasar ditempuh di Pasuruan. Sekolah lanjutan pertama-tama diteruskan ke HBS di Surabaya, lalu pindah ke Gymnasium Koning Willem III School, sekolah elit setingkat HBS di Batavia. Selepas lulus sekolah ia bekerja di perkebunan kopi "Soember Doeren" di Malang, Jawa Timur. Di sana ia menyaksikan perlakuan semena-mena yang dialami pekerja kebun, dan sering kali membela mereka. Tindakannya itu membuat ia kurang disukai rekan-rekan kerja, namun disukai pegawai-pegawai bawahannya. Akibat konflik dengan manajernya, ia dipindah ke perkebunan tebu "Padjarakan" di Kraksaan sebagai laboran.[2] Sekali lagi, dia terlibat konflik dengan manajemen karena urusan pembagian irigasi untuk tebu perkebunan dan padi petani. Akibatnya, ia dipecat.

Perang Boer

Menganggur dan kematian mendadak ibunya, membuat Nes memutuskan berangkat ke Afrika Selatan pada tahun 1899 untuk ikut dalam Perang Boer Kedua melawan Inggris.[3] Ia bahkan menjadi warga negara Republik Transvaal.[2] Beberapa bulan kemudian kedua saudara laki-lakinya, Julius dan Guido, menyusul. Nes tertangkap lalu dipenjara di suatu kamp di Ceylon. Di sana ia mulai berkenalan dengan sastera India, dan perlahan-lahan pemikirannya mulai terbuka akan perlakuan tidak adil pemerintah kolonial Hindia Belanda terhadap warganya.

Sebagai wartawan yang kritis dan aktivitas awal

DD dipulangkan ke Hindia Belanda pada tahun 1902, dan bekerja sebagai agen pengiriman KPM, perusahaan pengiriman milik negara. Penghasilannya yang lumayan membuatnya berani menyunting Clara Charlotte Deije, putri seorang dokter asal Jerman yang tinggal di Hindia Belanda, pada tahun 1903.

Kemampuannya menulis laporan pengalaman peperangannya di surat kabar terkemuka membuat ia ditawari menjadi reporter koran Semarang terkemuka, De Locomotief. Di sinilah ia mulai merintis kemampuannya dalam berorganisasi. Tugas-tugas jurnalistiknya, seperti ke perkebunan di Lebak dan kasus kelaparan di Indramayu, membuatnya mulai kritis terhadap kebijakan kolonial. Ketika ia menjadi staf redaksi Bataviaasch Nieuwsblad, 1907, tulisan-tulisannya menjadi semakin pro kaum Indo dan pribumi. Dua seri artikel yang tajam dibuatnya pada tahun 1908. Seri pertama artikel dimuat Februari 1908 di surat kabar Belanda Nieuwe Arnhemsche Courant setelah versi bahasa Jermannya dimuat di koran Jerman Das Freie Wort, "Het bankroet der ethische principes in Nederlandsch Oost-Indie" ("Kebangkrutan prinsip etis di Hindia Belanda") kemudian pindah di Bataviaasche Nieuwsblad. Sekitar tujuh bulan kemudian (akhir Agustus) seri tulisan panas berikutnya muncul di surat kabar yang sama, "Hoe kan Holland het spoedigst zijn koloniën verliezen?" ("Bagaimana caranya Belanda dapat segera kehilangan koloni-koloninya?", versi Jermannya berjudul "Hollands kolonialer Untergang"). Kembali kebijakan politik etis dikritiknya. Tulisan-tulisan ini membuatnya mulai masuk dalam radar intelijen penguasa.[4]

Rumah DD, pada saat yang sama, yang terletak di dekat Stovia menjadi tempat berkumpul para perintis gerakan kebangkitan nasional Indonesia, seperti Sutomo dan Cipto Mangunkusumo, untuk belajar dan berdiskusi. Budi Utomo (BO), organisasi yang diklaim sebagai organisasi nasional pertama, lahir atas bantuannya. Ia bahkan menghadiri kongres pertama BO di Yogyakarta.

Aspek pendidikan tak luput dari perhatian DD. Pada tahun 1910 (8 Maret) ia turut membidani lahirnya Indische Universiteit Vereeniging (IUV), suatu badan penggalang dana untuk memungkinkan dibangunnya lembaga pendidikan tinggi (universitas) di Hindia Belanda. Di dalam IUV terdapat orang Belanda, orang-orang Indo, aristokrat Banten dan perwakilan dari organisasi pendidikan kaum Tionghoa THHK.

Indische Partij

Karena menganggap BO terbatas pada masalah kebudayaan (Jawa), DD tidak banyak terlibat di dalamnya. Sebagai seorang Indo, ia terdiskriminasi oleh orang Belanda murni ("totok" atau trekkers). Sebagai contoh, orang Indo tidak dapat menempati posisi-posisi kunci pemerintah karena tingkat pendidikannya. Mereka dapat mengisi posisi-posisi menengah dengan gaji lumayan tinggi. Untuk posisi yang sama, mereka mendapat gaji yang lebih tinggi daripada pribumi. Namun, akibat politik etis, posisi mereka dipersulit karena pemerintah koloni mulai memberikan tempat pada orang-orang pribumi untuk posisi-posisi yang biasanya diisi oleh Indo. Tentu saja pemberi gaji lebih suka memilih orang pribumi karena mereka dibayar lebih rendah. Keprihatinan orang Indo ini dimanfaatkan oleh DD untuk memasukkan idenya tentang pemerintahan sendiri Hindia Belanda oleh orang-orang asli Hindia Belanda (Indiërs) yang bercorak inklusif dan mendobrak batasan ras dan suku. Pandangan ini dapat dikatakan original, karena semua orang pada masa itu lebih aktif pada kelompok ras atau sukunya masing-masing.

Berangkat dari organisasi kaum Indo, Indische Bond dan Insulinde, ia menyampaikan gagasan suatu "Indië" (Hindia) baru yang dipimpin oleh warganya sendiri, bukan oleh pendatang. Ironisnya, di kalangan Indo ia mendapat sambutan hangat hanya di kalangan kecil saja, karena sebagian besar dari mereka lebih suka dengan status quo, meskipun kaum Indo direndahkan oleh kelompok orang Eropa "murni" toh mereka masih dapat dilayani oleh pribumi.

Tidak puas karena Indische Bond dan Insulinde tidak bisa bersatu, pada tahun 1912 Nes bersama-sama dengan Cipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat mendirikan partai berhaluan nasionalis inklusif bernama Indische Partij ("Partai Hindia").[2][5] Kampanye ke beberapa kota menghasilkan anggota berjumlah sekitar 5000 orang dalam waktu singkat. Semarang mencatat jumlah anggota terbesar, diikuti Bandung. Partai ini sangat populer di kalangan orang Indo, dan diterima baik oleh kelompok Tionghoa dan pribumi, meskipun tetap dicurigai pula karena gagasannya yang radikal. Partai yang anti-kolonial dan bertujuan akhir kemerdekaan Indonesia ini dibubarkan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda setahun kemudian, 1913 karena dianggap menyebarkan kebencian terhadap pemerintah.

Akibat munculnya tulisan terkenal Suwardi di De Expres, "Als Ik Een Nederlander Was" (Seandainya Aku Seorang Belanda), ketiganya lalu diasingkan ke Belanda, karena DD dan Cipto mendukung Suwardi.

Dalam pembuangan di Eropa

Universitas Zurich, tempat Ernest Douwes Dekker menempuh pendidikan tingginya.

Masa di Eropa dimanfaatkan oleh Nes untuk mengambil program doktor di Universitas Zürich, Swiss, dalam bidang ekonomi. Di sini ia tinggal bersama-sama keluarganya. Gelar doktor diperoleh secara agak kontroversial dan dengan nilai "serendah-rendahnya", menurut istilah salah satu pengujinya. Karena di Swis ia terlibat konspirasi dengan kaum revolusioner India, ia ditangkap di Hong Kong dan diadili, kemudian ia ditahan di Singapura (1918). Setelah dua tahun dipenjara, ia pulang ke Hindia Belanda 1920.

Kegiatan jurnalistik dan Peristiwa Polanharjo

Sekembalinya ia ke Batavia setelah dipenjara DD aktif kembali dalam dunia jurnalistik dan organisasi. Ia menjadi redaktur organ informasi Insulinde yang bernama De Beweging. Ia menulis beberapa seri artikel yang banyak menyindir kalangan pro-koloni serta sikap kebanyakan kaumnya: kaum Indo. Targetnya sebetulnya adalah de-eropanisasi orang Indo, agar mereka menyadari bahwa demi masa depan mereka berada di pihak pribumi, bukan seperti yang terjadi, berpihak ke Belanda. Organisasi kaum Indo yang baru dibentuk, Indisch Europeesch Verbond (IEV), dikritiknya dalam seri tulisan "De tien geboden" (Sepuluh Perintah Tuhan) dan "Njo Indrik" (Sinyo Hendrik). Pada seri yang disebut terakhir, IEV dicap olehnya sebagai "liga yang konyol dan kekanak-kanakan".

Sejumlah pamflet lepas yang cukup dikenal juga ditulisnya pada periode ini, seperti "Een Natie in de maak" (Suatu bangsa tengah terbentuk) dan "Ons volk en het buitenlandsche kapitaal" (Bangsa kita dan modal asing).

Pada rentang masa ini dibentuk pula Nationaal Indische Partij (NIP), sebagai organisasi pelanjut Indische Partij yang telah dilarang. Pembentukan NIP menimbulkan perpecahan di kalangan anggota Insulinde antara yang moderat (kebanyakan kalangan Indo) dan yang progresif (menginginkan pemerintahan sendiri, kebanyakan orang Indonesia pribumi). NIP akhirnya bernasib sama seperti IP: tidak diizinkan oleh Pemerintah.

Pada tahun 1919, DD terlibat (atau tersangkut) dalam peristiwa protes dan kerusuhan petani/buruh tani di perkebunan tembakau Polanharjo, Klaten. Ia terkena kasus ini karena dianggap mengompori para petani dalam pertemuan mereka dengan orang-orang Insulinde cabang Surakarta, yang ia hadiri pula. Pengadilan dilakukan pada tahun 1920 di Semarang. Hasilnya, ia dibebaskan; namun kasus baru menyusul dari Batavia: ia dituduh menulis hasutan di surat kabar yang dipimpinnya. Kali ini ia harus melindungi seseorang (sebagai redaktur De Beweging) yang menulis suatu komentar yang di dalamnya tertulis "Membebaskan negeri ini adalah keharusan! Turunkan penguasa asing!". Yang membuatnya kecewa adalah ternyata alasan penyelidikan bukanlah semata tulisan itu, melainkan "mentalitas" sang penulis (dan dituduhkan ke DD). Setelah melalui pembelaan yang panjang, DD divonis bebas oleh pengadilan.

Aktivitas pendidikan dan Ksatrian Instituut

Sekeluarnya dari tahanan dan rentetan pengadilan, DD cenderung meninggalkan kegiatan jurnalistik dan menyibukkan diri dalam penulisan sejumlah buku semi-ilmiah dan melakukan penangkaran anjing gembala Jerman dan aktif dalam organisasinya. Prestasinya cukup mengesankan, karena salah satu anjingnya memenangi kontes dan bahkan mampu menjawab beberapa pertanyaan berhitung dan menjawab beberapa pertanyaan tertulis.

Atas dorongan Suwardi Suryaningrat yang saat itu sudah mendirikan Perguruan Taman Siswa, ia kemudian ikut dalam dunia pendidikan, dengan mendirikan sekolah "Ksatrian Instituut" (KI) di Bandung. Ia banyak membuat materi pelajaran sendiri yang instruksinya diberikan dalam bahasa Belanda. KI kemudian mengembangkan pendidikan bisnis, namun di dalamnya diberikan pelajaran sejarah Indonesia dan sejarah dunia yang materinya ditulis oleh Nes sendiri. Akibat isi pelajaran sejarah ini yang anti-kolonial dan pro-Jepang, pada tahun 1933 buku-bukunya disita oleh pemerintah Keresidenan Bandung dan kemudian dibakar. Pada saat itu Jepang mulai mengembangkan kekuatan militer dan politik di Asia Timur dengan politik ekspansi ke Korea dan Tiongkok. DD kemudian juga dilarang mengajar.

Kegiatan sebelum pembuangan

Karena dilarang mengajar, DD kemudian mencari penghasilan dengan bekerja di kantor Kamar Dagang Jepang di Jakarta. Ini membuatnya dekat dengan Mohammad Husni Thamrin, seorang wakil pribumi di Volksraad. Pada saat yang sama, pemerintah Hindia Belanda masih trauma akibat pemberontakan komunis (ISDV) tahun 1927, memecahkan masalah ekonomi akibat krisis keuangan 1929, dan harus menghadapi perkembangan fasisme ala Nazi di kalangan warga Eropa (Europaeer).

Serbuan Jerman ke Denmark dan Norwegia, dan akhirnya ke Belanda, pada tahun 1940 mengakibatkan ditangkapnya ribuan orang Jerman di Hindia Belanda, berikut orang-orang Eropa lain yang diduga berafiliasi Nazi. DD yang memang sudah "dipantau", akhirnya ikut digaruk karena dianggap kolaborator Jepang, yang mulai menyerang Indochina Prancis. Ia juga dituduh komunis.

Pengasingan di Suriname

DD ditangkap dan dibuang ke Suriname pada tahun 1941 melalui Belanda. Di sana ia ditempatkan di suatu kamp jauh di pedalaman Sungai Suriname yang bernama Jodensavanne ("Padang Yahudi").[3] Tempat itu pada abad ke-17 hingga ke-19 pernah menjadi tempat permukiman orang Yahudi yang kemudian ditinggalkan karena kemudian banyak pendatang yang membuat keonaran.

Kondisi kehidupan di kamp sangat memprihatinkan. Sampai-sampai DD, yang waktu itu sudah memasuki usia 60-an, sempat kehilangan kemampuan melihat. Di sini kehidupannya sangat tertekan karena ia sangat merindukan keluarganya. Surat-menyurat dilakukannya melalui Palang Merah Internasional dan harus melalui sensor.

Ketika kabar berakhirnya perang berakhir, para interniran (buangan) di sana tidak segera dibebaskan. Baru menjelang pertengahan tahun 1946 sejumlah orang buangan dikirim ke Belanda, termasuk DD. Di Belanda ia bertemu dengan Nelly Albertina Gertzema nee Kruymel, seorang perawat. Nelly kemudian menemaninya kembali ke Indonesia. Kepulangan ke Indonesia juga melalui petualangan yang mendebarkan karena DD harus mengganti nama dan menghindari petugas intelijen di Pelabuhan Tanjung Priok. Akhirnya mereka berhasil tiba di Yogyakarta, ibu kota Republik Indonesia pada waktu itu pada tanggal 2 Januari 1947.

Perjuangan pada masa Revolusi Kemerdekaan dan akhir hayat

Tak lama setelah kembali ia segera terlibat dalam posisi-posisi penting di sisi Republik Indonesia. Pertama-tama ia menjabat sebagai menteri negara tanpa portofolio dalam Kabinet Sjahrir III, yang hanya bekerja dalam waktu hampir 9 bulan. Selanjutnya berturut-turut ia menjadi anggota delegasi negosiasi dengan Belanda, konsultan dalam komite bidang keuangan dan ekonomi di delegasi itu, anggota DPA, pengajar di Akademi Ilmu Politik, dan terakhir sebagai kepala seksi penulisan sejarah (historiografi) di bawah Kementerian Penerangan. Di mata beberapa pejabat Belanda ia dianggap "komunis" meskipun ini sama sekali tidak benar.

Pada periode ini DD tinggal satu rumah dengan Sukarno. Ia juga menempati salah satu rumah di Kaliurang. Dan dari rumah di Kaliurang inilah pada tanggal 21 Desember 1948 ia diciduk tentara Belanda yang tiba dua hari sebelumnya di Yogyakarta dalam rangka "Aksi Polisionil". Setelah diinterogasi ia lalu dikirim ke Jakarta untuk diinterogasi kembali.

Tak lama kemudian DD dibebaskan karena kondisi fisiknya yang payah dan setelah berjanji tak akan melibatkan diri dalam politik. Ia dibawa ke Bandung atas permintaannya. Harumi kemudian menyusulnya ke Bandung. Setelah renovasi, mereka lalu menempati rumah lama (dijulukinya "Djiwa Djuwita") di Lembangweg.

Di Bandung ia terlibat kembali dengan aktivitas di Ksatrian Instituut. Kegiatannya yang lain adalah mengumpulkan material untuk penulisan autobiografinya (terbit 1950: 70 jaar konsekwent) dan merevisi buku sejarah tulisannya.

Ernest Douwes Dekker wafat dini hari tanggal 28 Agustus 1950 (tertulis di batu nisannya; 29 Agustus 1950 versi van der Veur, 2006) dan dimakamkan di TMP Cikutra, Bandung.

Penghargaan

Jasa DD dalam perintisan kemerdekaan diekspresikan dalam banyak hal. Di setiap kota besar dapat dijumpai jalan yang dinamakan menurut namanya: Setiabudi. Jalan Lembang di Bandung utara, tempat rumahnya berdiri, sekarang bernama Jalan Setiabudi. Di Jakarta bahkan namanya dipakai sebagai nama suatu kecamatan, yakni Kecamatan Setiabudi di Jakarta Selatan.

Di Belanda, nama DD juga dihormati sebagai orang yang berjasa dalam meluruskan arah kolonialisme (meskipun hampir sepanjang hidupnya ia berseberangan posisi politik dengan pemerintah kolonial Belanda; bahkan dituduh "pengkhianat").

Lihat pula

Bacaan lanjutan

Referensi

  1. ^ a b Setiadi & Arvian 2012, hlm. 66 – 70.
  2. ^ a b c "DOUWES DEKKER, Ernest François Eugène, 1879–1950". Instituut voor Nederlandse Geschiedenis. Diakses tanggal 2 November 2018. 
  3. ^ a b "Danudirdja Setiabuddhi, 1879–1950". Kompas.com. Kompas. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 November 2005. Diakses tanggal 2 November 2018. 
  4. ^ Indonesia, Early Political Movements. Library of Congress Country Studies. 
  5. ^ "The Growth of National Consciousness". Federal Research Division of the Library of Congress. Diakses tanggal 2006-01-08. 

Pranala luar

Pendiri partai politik [[Kategori:Tokoh Orde Lama]

Read other articles:

Pemandangan kota Castro Urdiales Castro Urdiales merupakan sebuah kota di Spanyol. Kota ini letaknya di bagian utara. Tepatnya di Cantabria. Pada tahun 2010, kota ini memiliki jumlah penduduk sebesar 32.258 jiwa dan memiliki luas wilayah 96,72 km². Kota ini memiliki angka kepadatan penduduk 330 jiwa/km². Pranala luar Situs resmi Artikel bertopik Eropa ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.lbs

Hijau Zamrud Kristal zamrudCommon connotationsBelantara; Kerimbunan     Koordinat warnaTriplet hex#50C878sRGBB    (r, g, b)(80, 200, 120)HSV       (h, s, v)(140°, 60%, 78%)SumberDaftar Istilah WarnaMaerz dan Paul[1]B: Dinormalkan ke [0–255] (bita) Hijau zamrud Nama Nama lain C.I. pigment green 21[2] Penanda Nomor CAS 12002-03-8 Y Model 3D (JSmol) Gambar interaktifGambar interaktif 3DMet {{{3DMet}}} Nomor EC PubChem CID 22833492 …

Tabel periodik unsur kimia. Kolom mewakili golongan. Golongan 1, 2 dan 13 sampai 18 adalah golongan utama. Kadang-kadang golongan 3 dan 12, serta lantanida dan aktinida (dua baris di bagian bawah), juga termasuk dalam golongan utama. Dalam kimia dan fisika atom, golongan utama adalah golongan unsur yang anggota paling ringannya diwakili oleh helium, litium, berilium, boron, karbon, nitrogen, oksigen, fluor, dan neon seperti yang diatur dalam tabel periodik unsur kimia. Golongan utama mencakup un…

ScutumRasi bintangDaftar bintang di rasi bintang ScutumSingkatanSctGenitivusScutiSimbolisme/ˈskjuːtəm/,genitive /ˈskjuːtaɪ/Asensio rekta HHj MMm SSdDeklinasi DD° MM′ SS″KuadranSQ4Luas109 derajat persegi (84th)Bintang utama2Bintang Bayer/Flamsteed7Bintang dengan planet1Bintang lebih terang dari 3.00m0Bintang di dalam 10.00 parsek (32.62 tahun cahaya)0Bintang paling terangα Scuti (3.85m)Objek Messier2Hujan meteorJune ScutidsRasi yangberbatasanAqu…

Leo XIIIAwal masa kepausan20 Februari 1878Akhir masa kepausan20 Juli 1903PendahuluPius IXPenerusPius XImamatTahbisan imam31 Desember 1837oleh Carlo OdescalchiTahbisan uskup19 Februari 1843oleh Luigi Emmanuele Nicolò LambruschiniPelantikan kardinal19 Desember 1853oleh Pius IXInformasi pribadiNama lahirVincenzo Gioacchino Raffaele Luigi PecciLahir2 Maret 1810Carpineto Romano, département dari Roma, Kekaisaran PrancisWafat20 Juli 1903 (umur 93)Istana Apostolik, Roma, Kerajaan ItaliaTand…

Desa Ranomerut adalah desa di wilayah Kecamatan Eris, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, Indonesia. Desa “Ranomerut” orang menyebutnya. Ranomerut berasal dari dua kata yaitu “RANO” artinya Air dan “MERUT” artinya menderu. Jadi arti Ranomerut yang sebenarnya Air Menderu. Tempat air menderu tersebut disebelah selatan desa Ranomerut yang biasa disebut orang sampai sekarang ini adalah TU’UNAN. Mula-mula sebelum desa Ranomerut disebut sebagai tempat tiggal orang, dahulunya adalah daera…

Affiche du NPA à Besançon en faveur de la révolution tunisienne de 2010-2011.La CNT représente depuis 1946 les courants anarcho-syndicalistes et syndicalistes-révolutionnaires.La ZAD de Notre-Dame-des-Landes (2012). L'extrême gauche en France désigne les organisations et les sensibilités politiques françaises considérées comme les plus à gauche du spectre politique[1],[2]. Historiquement, l'extrême gauche rassemble la gauche révolutionnaire, par opposition à la gauche réformiste …

اتحاد جزر ماريانا الشمالية لكرة القدم الاسم المختصر NMIFA الرياضة كرة القدم  أسس عام 2005 (منذ 19 سنة) رمز الفيفا NMI  الموقع الرسمي www.nmifa.com تعديل مصدري - تعديل   اتحاد جزر ماريانا الشمالية لكرة القدم ((بالإنجليزية: Northern Mariana Islands Football Association)‏) هي الهيئة المسؤولة عن إدارة كرة ال…

Chronologie de la France ◄◄ 1683 1684 1685 1686 1687 1688 1689 1690 1691 ►► Chronologies 30 janvier : diner du Roi à l’hôtel de ville de Paris. Gravure chez N. Langlois, pour l’Almanach Royal 1688.Données clés 1684 1685 1686  1687  1688 1689 1690Décennies :1650 1660 1670  1680  1690 1700 1710Siècles :XVe XVIe  XVIIe  XVIIIe XIXeMillénaires :-Ier Ier  IIe  IIIe Chronologies thématiques Art Architecture, Arts plastique…

Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini.Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala.Tag ini diberikan pada Januari 2023. Kampung Sampireun Hotel GarutInformasi umumStatusBeroperasiLokasi Garut, IndonesiaKoordinat7°10′0″S 107°48′0″E / 7.16667°S 107.80000°E / -7.16667; 107.80000Pembukaan1999PemilikKampung Sampireun Hotel Kampung Sampireun H…

Chūshingura: Hana no Maki, Yuki no MakiPoster film JepangSutradaraHiroshi InagakiProduser Sanezumi Fujimoto Tomoyuki Tanaka[1] SkenarioToshio Yasumi[1]BerdasarkanKanadehon Chūshinguraoleh Izumo TakedaSenryu NamkiShoraku Miyoshi[1]Pemeran Matsumoto Kōshirō Yūzō Kayama Setsuko Hara Tatsuya Mihashi Yoko Tsukasa Akira Takarada Reiko Dan Michiyo Aratama Keiju Kobayashi Ryō Ikebe Frankie Sakai Toshiro Mifune Penata musikAkira Ifukube[1]SinematograferKazuo Y…

Annual Grammy Awards ke-32Bette Midler memegang Grammy Award-nyaTanggal21 Februari 1990LokasiShrine Auditorium, Los Angeles, CaliforniaPembawa acaraGarry ShandlingSiaran televisi/radioSaluranCBS← ke-31 Grammy Awardske-33 → Annual Grammy Awards ke-32 diadakan pada 1990. Mereka menghargai prestasi para musisi dari tahun sebelumnya.[1][2] Referensi ^ Bonnie Raitt wins this thing called Grammy 4 times. The Milwaukee Sentinel. 22 February 1990. Diakses tanggal 1 May 2…

† Человек прямоходящий Научная классификация Домен:ЭукариотыЦарство:ЖивотныеПодцарство:ЭуметазоиБез ранга:Двусторонне-симметричныеБез ранга:ВторичноротыеТип:ХордовыеПодтип:ПозвоночныеИнфратип:ЧелюстноротыеНадкласс:ЧетвероногиеКлада:АмниотыКлада:СинапсидыКл…

Hsuan Hua宣化Hsuan Hua di Ukiah, California GelarMaster Chan, Pendiri dan Biarawan Kota Sepuluh Ribu Buddha, Presiden Dharma Realm Buddhist Association, Rektor Dharma Realm Buddhist UniversityInformasi pribadiLahir(1918-04-16)16 April 1918Provinsi Jilin, ChinaMeninggal7 Juni 1995(1995-06-07) (umur 77)Los Angeles, California, Amerika SerikatAgamaBuddha ChanKebangsaanTiongkokMazhabSekolah Chan HuiyangSilsilahGenerasi ke-9Kedudukan seniorGuruHsu Yun Siswa Heng Sure, Heng Lyu, Heng Chau, Heng…

Martha Griffiths Wakil Gubernur Michigan ke-59Masa jabatan1 Januari 1983 – 1 Januari 1991GubernurJames BlanchardPendahuluJames BrickleyPenggantiConnie BinsfeldAnggota Dewan Perwakilan Rakyat A.S.dari dapil 17 MichiganMasa jabatan3 Januari 1955 – 31 Desember 1974PendahuluCharles OakmanPenggantiWilliam Brodhead Informasi pribadiLahirMartha Edna Wright(1912-01-29)29 Januari 1912Pierce City, Missouri, Amerika SerikatMeninggal22 April 2003(2003-04-22) (umur 91)A…

Chinese politician Not to be confused with Li Xi (politician, born 1962), former Vice Mayor of Kunming. In this Chinese name, the family name is Li. Li Xi李希Li in 2022Secretary of the Central Commission for Discipline InspectionIncumbentAssumed office 23 October 2022DeputyLiu Jinguo (First-ranked)General SecretaryXi JinpingPreceded byZhao LejiCommunist Party Secretary of GuangdongIn office28 October 2017 – 28 October 2022DeputyMa Xingrui (Governor)Wang WeizhongGeneral Secretary…

Bring Me the Horizon Bring Me the Horizon, sur scène en 2016.Informations générales Autre nom BMTH Pays d'origine Royaume-Uni Genre musical Metalcore[1], metalcore mélodique[1], rock alternatif[1], pop rock, rock électronique, post-hardcore[1], metal alternatif[1], deathcore[1] (débuts) Années actives Depuis 2004 Labels Sony Music Entertainment, RCA Records, Columbia Records, Visible Noise, Epitaph, Thirty Days of Night, Earache Records, Shock Records Site officiel www.bmthofficial.com Co…

Italian Baroque composer and violinist (1678–1741) Vivaldi redirects here. For other uses, see Vivaldi (disambiguation). Antonio VivaldiProbable portrait of Vivaldi, c. 1723[n 1]Born(1678-03-04)4 March 1678VeniceDied28 July 1741(1741-07-28) (aged 63)ViennaSignature Antonio Lucio Vivaldi[n 2] (4 March 1678 – 28 July 1741) was an Italian composer, virtuoso violinist and impresario of Baroque music.[4] Along with Johann Sebastian Bach and George Frideric …

Post in the British monarchy Master of the King's Music (or Master of the Queen's Music, or earlier Master of the King's Musick) is a post in the Royal Household of the United Kingdom. The holder of the post originally served the monarch of England, directing the court orchestra and composing or commissioning music as required. The post is broadly comparable to that of poet laureate. It is given to people eminent in the field of classical music; they have almost always been composers. Duties are…

This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: Sincelejo – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (January 2015) (Learn how and when to remove this message) Municipality and City in Caribbean Region, ColombiaSincelejoMunicipality and City FlagNickname: La Perla de la Sabana / La Ciudad del EncuentroM…

Kembali kehalaman sebelumnya