Grand Prix F1 Belgia 2021
Grand Prix F1 Belgia 2021 (secara resmi bernama Formula 1 Rolex Belgian Grand Prix 2021) adalah sebuah balapan mobil Formula Satu yang digelar pada tanggal 29 Agustus 2021 di Circuit de Spa-Francorchamps. Balapan ini menjadi balapan yang ke-12 di dalam Kejuaraan Dunia Formula Satu musim 2021. Perlombaan ini juga merupakan balapan yang ke-77 secara keseluruhan dari Grand Prix Belgia, serta untuk yang ke-66 kalinya balapan tersebut diselenggarakan sebagai bagian dari Kejuaraan Dunia Formula Satu, dan Kejuaraan Dunia Grand Prix Belgia ke-54 yang diadakan di sirkuit Spa. Perlombaan ini berhasil dimenangkan oleh Max Verstappen, di depan George Russell dan Lewis Hamilton. Balapan ini rencananya berlangsung selama 44 putaran, namun berakhir pada putaran ketiga karena kondisi basah. Putaran pertama dan kedua berlangsung di belakang mobil keselamatan sebelum bendera merah menghentikan balapan pada putaran ketiga. Peraturan olahraga mengharuskan hasil akhir diambil dari akhir putaran pertama, dengan setengah poin yang diberikan kepada pembalap yang finis di posisi 10 teratas karena kurang dari 75% jarak balapan yang dijadwalkan semula telah diselesaikan. Hingga 2023[update], balapan ini memegang rekor balapan Kejuaraan Dunia Formula Satu yang terpendek dalam hal jarak (6.880 km (4.280 mi)) dan jumlah putaran yang dilakukan (1). Rekor ini mengalahkan rekor jarak pendek sebelumnya sebesar 52.920 km (32.880 mi) yang dicatat di Grand Prix Australia 1991 dan rekor putaran paling sedikit, yakni 12, yang dicatat di Grand Prix Jerman 1971. Perlombaan ini juga menandai pertama kalinya sejak Grand Prix Malaysia 2009 di mana setengah poin diberikan, di mana ini adalah yang keenam kalinya hal ini terjadi di dalam ajang Formula Satu, perubahan regulasi untuk musim 2022 berarti setengah poin tidak lagi dapat diberikan pada tahun musim-musim berikutnya. Keputusan untuk melaju selama dua putaran di belakang mobil keselamatan dan menghentikan jalannya balapan ini pada putaran ketiga menimbulkan banyak kontroversi. FIA dan direktur balapan, yaitu Michael Masi, dikritik oleh media, penggemar, tim, dan pembalap atas pengambilan keputusan mereka selama akhir pekan, dan khususnya pada hari balapan. Perlombaan ini adalah satu-satunya perlombaan Kejuaraan Dunia yang tidak dijalankan dalam kondisi bendera hijau penuh. Kurangnya bendera hijau membuat banyak komentator yang mempertanyakan validitas dan integritas olahraga dari klasifikasi resmi dan pemberian poin ketika satu-satunya putaran yang diselesaikan berada di belakang mobil keselamatan tanpa diperbolehkan untuk menyalip. Beberapa komentator dan kompetitor menuduh bahwa ajang Formula Satu sengaja menempatkan kepentingan komersial di atas kepentingan membayar penonton dan penggemar secara umum dengan tidak meninggalkan balapan tersebut tanpa hasil akhir balapan, dan tidak memberikan pengembalian sebagian tiket kepada penonton. Komentator dan kompetitor yang lain merasa bahwa pemberian setengah poin dibenarkan untuk memberi penghargaan kepada kompetitor yang lolos dengan baik, meskipun skenario balapan tidak ideal. Menanggapi reaksi negatif tersebut, olahraga ini mulai mencari metode yang tepat untuk mencegah terulangnya skenario tersebut. Diputuskan untuk mengubah peraturan olahraga, yang mulai dari musim 2022 dan seterusnya menyatakan bahwa balapan harus melibatkan minimal dua putaran di bawah bendera hijau tanpa mobil keselamatan atau mobil keselamatan virtual untuk mendapatkan poin. Perubahan yang berikutnya dalam struktur poin untuk balapan yang dipersingkat mulai dari musim 2022 berarti bahwa pengurangan poin akan diberikan kepada lebih sedikit pembalap (tergantung pada jarak yang ditempuh) jika balapan berakhir di bawah bendera merah. Menyusul kebingungan mengenai bagaimana poin diberikan pada Grand Prix Jepang 2022 berikutnya, peraturan ini diubah lebih lanjut untuk musim 2023 untuk memastikan bahwa jumlah poin yang dialokasikan murni berdasarkan persentase jarak tempuh terlepas dari apakah balapan berakhir dalam kondisi bendera merah atau hijau. Selain itu, sejak musim 2022 pula, ajang Formula Satu telah menjajaki cara untuk meningkatkan kemampuan balap mobil dalam kondisi basah dalam upaya mengurangi kebutuhan akan mobil keselamatan dan bendera merah dalam kondisi basah. Pada musim 2023, Pirelli mengumumkan bahwa mereka telah memperkenalkan kompon ban Basah Penuh yang baru untuk meningkatkan kondisi balapan pada saat kondisi basah, tidak memerlukan selimut ban.[5] Ban basah penuh tanpa selimut yang baru ini dilombakan untuk yang pertama kalinya di Grand Prix Monako 2023.[6] Pirelli juga kemudian mengusulkan penambahan kompon ban cuaca basah ketiga untuk ditambahkan ke jajaran ban mereka atau diperkenalkan sebagai ban basah tunggal dengan peningkatan kinerja dan konsistensi di berbagai tingkat kebasahan di trek - untuk membantu meningkatkan balapan dalam kondisi basah.[7] Latar belakang sebelum lombaBalapan ini diselenggarakan pada tanggal 27–29 Agustus di Circuit de Spa-Francorchamps. Balapan ini merupakan balapan yang ke-12 di dalam Kejuaraan Dunia Formula Satu musim 2021, sekaligus juga merupakan Grand Prix Belgia yang ke-66 yang diselenggarakan. Balapan ini menjadi balapan pertama setelah jeda musim panas selama tiga minggu. Cuaca untuk balapan akhir pekan ini diperkirakan hujan.[8] Hujan sepanjang akhir pekan membuat beberapa pembalap menjadi bersemangat.[9] Mick Schumacher menyatakan bahwa dia "menantikan hujan",[10] sementara Lando Norris mengatakan bahwa dia "mengharapkan sedikit hujan" yang turun di dalam balapan ini.[11] Nikita Mazepin menyatakan bahwa dia "berharap ini kering."[12] Menjelang balapan tersebut, daftar peserta untuk balapan tersebut berisi lima mantan pemenang Grand Prix Belgia, yaitu Lewis Hamilton (dengan kemenangan di Grand Prix Belgia 2010, 2015, 2017, dan 2020), Kimi Räikkönen (dengan kemenangan di Grand Prix F1 Belgia 2004, 2005, 2007, dan 2009), Sebastian Vettel (dengan kemenangan di Grand Prix Belgia 2011, 2013, dan 2018), Charles Leclerc (yang berhasil menang di Grand Prix Belgia 2019), dan Daniel Ricciardo (yang berhasil menang di Grand Prix Belgia 2014), yang mana balapan ini juga merupakan start Grand Prix-nya yang ke-200.[13][14] Grand Prix ini adalah Grand Prix yang pertama yang menerapkan pasal 12.8.4 peraturan teknis Formula Satu, yang menyatakan bahwa "perangkat yang digunakan untuk memasang atau melepas pengencang roda hanya boleh diberi tenaga oleh udara bertekanan atau nitrogen. Sistem sensor apa pun hanya boleh bertindak pasif." Senapan roda dilengkapi dengan sensor yang memberi tahu mekanik saat roda telah terpasang dengan aman. Beberapa tim merancang senjata roda mereka untuk mengirimkan sinyal ini sebagai antisipasi pengikatan roda, mengurangi waktu reaksi dan menghasilkan servis yang lebih cepat. Badan pengawas menganggap bahwa praktik ini tidak aman, karena hal ini berarti mobil berpotensi dikeluarkan dari pit-stop tanpa rodanya diikat dengan aman. Petunjuk teknis baru melarang praktik ini dan parameter toleransi baru diperkenalkan untuk menegakkan aturan tersebut. Periode 0,15 detik antara ban dikencangkan dengan aman dan penjatuhan dongkrak, dan periode 0,2 detik dari penjatuhan dongkrak hingga mobil dilepaskan oleh kru pit. Hal ini membuat segala manfaat dari praktik-praktik terlarang menjadi tidak berlaku lagi.[15] Dalam klarifikasi lebih lanjut, terungkap bahwa FIA dapat memastikan kepatuhan terhadap batas toleransi yang baru dengan menggunakan senjata roda cerdas.[16] Perubahan ini pada awalnya direncanakan untuk Grand Prix Hungaria, tetapi kemudian ditunda hingga balapan ini.[17] Peringkat klasemen sementara Kejuaraan Dunia sebelum balapanSetelah Grand Prix Hungaria satu bulan sebelumnya, Lewis Hamilton memimpin klasemen sementara Kejuaraan Dunia Pembalap dengan selisih 8 point dari Max Verstappen. Lando Norris, Valtteri Bottas, dan Sergio Pérez berada di peringkat ketiga, keempat, dan kelima. Tim Mercedes memimpin peringkat sementara Kejuaraan Dunia konstruktor dengan selisih 12 point dari tim Red Bull Racing. Tim Ferrari berada di posisi ketiga dan tim McLaren berada di posisi ketiga, keduanya memiliki 163 point (140 poin di belakang).[18] PesertaPembalap dan tim peserta adalah sama dengan daftar peserta musim, tanpa pembalap pengganti untuk balapan ini.[19] Pilihan banPenyuplai balapan tunggal untuk balapan ini, yaitu Pirelli, mengalokasikan jenis ban C2, C3, dan C4.[20] PenaltiSetelah menyebabkan tabrakan pada balapan sebelumnya, Valtteri Bottas dan Lance Stroll mendapatkan penalti turun lima posisi pada awal balapan.[21][22] Sesi latihan bebasSesi latihan bebas pertama diselenggarakan pada tanggal 27 Agustus pukul 11.30 CEST, dan berakhir tanpa adanya insiden besar. Yuki Tsunoda dan Kimi Raikkonen melintir di tikungan La Source.[23] Kimi juga menabrak tembok pit di akhir sesi latihan bebasnya.[24] Charles Leclerc melebar di tikungan nomor 7.[25] Mobil Mercedes yang dikendarai oleh Valtteri Bottas berhasil mencatatkan waktu tercepat, disusul oleh pembalap Red Bull, yaitu Max Verstappen, dan pembalap AlphaTauri, yaitu Pierre Gasly.[26] Peringkat pertama klasemen sementara Kejuaraan Dunia Pembalap, yaitu Lewis Hamilton, finis di peringkat ke-18,[27] setelah ia terhalang oleh Nicholas Latifi.[28] Sesi latihan bebas kedua diselenggarakan pada pukul 15.00 CEST pada hari yang sama. Terjadi dua insiden yang mengakibatkan berkibarnya bendera merah pada sesi ini. Insiden pertama dialami oleh Leclerc yang kehilangan cengkeraman ban belakang di tikungan Les Combes (tikungan) hingga menabrak tembok.[29] Verstappen mengalami insiden menjelang akhir sesi latihan bebas di tikungan Malmedy. Ia juga kehilangan cengkeraman ban belakang dan menabrak tembok.[30] Esteban Ocon juga mengalami spin, tetapi berhasil kembali lagi ke dalam pit. Terlepas dari insiden yang dialami olehnya, Verstappen berhasil mencatatkan waktu tercepat, disusul oleh Bottas dan Hamilton.[30] Sesi latihan bebas ketiga diselenggarakan pada tanggal 28 Agustus pukul 12:00 CEST.[31] Räikkönen menyelesaikan sesi latihan bebasnya lebih awal karena rem mobilnya mengalami kegagalan—dia berhasil pulih ke dalam pit, tetapi tidak kembali keluar.[32] Gasly juga melintir.[33] Duo pembalap Red Bull, yaitu Verstappen dan rekan setimnya, yaitu Sergio Pérez, berhasil menjadi yang pertama dan kedua tercepat, sedangkan Hamilton menjadi yang ketiga tercepat.[34] KualifikasiSesi kualifikasi diselenggarakan pada tanggal 28 Agustus pukul 15:00 CEST.[31] Sesi kualifikasi sempat ditunda karena hujan deras, dan baru bisa dimulai pada pukul 15:12.[35] Semua pembalap masuk ke sirkuit dengan menggunakan ban basah, kecuali George Russell dan Nicholas Latifi yang meraih posisi pertama dan kedua pada saat putaran-putaran awal kualifikasi pertama. Setelah itu, semua pembalap kemudian berganti ban menjadi ban intermediate. Sesi kualifikasi pertama berakhir dengan Lando Norris yang berhasil mencatatkan waktu tercepat, disusul kemudian oleh Max Verstappen dan Lewis Hamilton. Nikita Mazepin, Kimi Raikkonen, Mick Schumacher, Yuki Tsunoda, dan Antonio Giovinazzi tereliminasi dari sesi kualifikasi selanjutnya.[36] Semua pembalap dalam sesi kualifikasi kedua menggunakan ban intermediate. Norris kembali lagi berhasil mencatatkan waktu tercepat, disusul kemudian oleh Hamilton dan Bottas. Lance Stroll, Fernando Alonso, Carlos Sainz Jr, Latifi, dan Charles Leclerc tereliminasi.[37] Sesi kualifikasi ketiga dibuka dengan curah hujan tinggi di sirkuit, hingga beberapa pembalap menyarankan dikibarkannya bendera merah.[38] Sesaat setelahnya, Norris mengalami aquaplaning di tikungan Eau Rouge dan menabrak tembok di tikungan Raidillon. Kecelakaan tersebut menyebabkan dikibarkannya bendera merah.[39] Sebastian Vettel sempat memberhentikan mobilnya untuk mengecek keadaan Norris.[40][41] Norris diizinkan untuk ikut balapan setelah menjalani pemeriksaan dan pemindaian sinar-X.[42] Verstappen berhasil meraih posisi terdepan, sementara posisi kedua diraih oleh George Russell dan posisi ketiga diraih oleh Hamilton.[43] Russell menjadi pembalap Williams pertama yang berhasil memulai balapan dari baris depan sejak Grand Prix Italia 2017.[44] Usai Grand Prix ini berakhir, direktur balapan, yaitu Michael Masi, mengakui kesalahannya jika dia membiarkan segmen ketiga sesi kualifikasi dimulai tepat pada waktunya.[45] Hasil lengkap kualifikasi
BalapanBalapan ini pada awalnya dijadwalkan untuk dimulai pada tanggal 29 Agustus pukul 15.00 CEST, tetapi berulang kali ditunda karena hujan deras.[31] Sergio Pérez menabrak tembok pada saat dirinya sedang dalam perjalanan menuju ke arah grid, dan pada awalnya diperkirakan tidak mengikuti balapan.[51] Meskipun demikian, mekanik tim Red Bull berhasil memperbaiki mobil RB16B milik Pérez selama penundaan balapan. Setelah tiga jam ditunda, balapan ini dimulai dengan kawalan mobil keselamatan selama tiga putaran. Proses ini memungkinkan pembalap untuk mendapatkan setengah poin balapan normal. Balapan ini kemudian diberhentikan dan hasil akhir balapan ini diambil dari hasil akhir di sesi kualifikasi. Regulasi setengah poin ini merupakan yang keenam kalinya di dalam sejarah ajang Formula Satu, dan untuk yang pertama kalinya sejak Grand Prix Malaysia 2009. Laporan jalannya balapanPenundaan startBalapan ini dijadwalkan dimulai pada pukul 15:00 CEST pada tanggal 29 Agustus 2021, tetapi kemudian ditunda selama beberapa kali karena hujan terus-menerus.[31] Sergio Pérez pada awalnya tidak diharapkan untuk memulai jalannya balapan ini setelah dia mengalami kecelakaan tunggal di dalam perjalanannya menuju ke arah grid.[51] Namun, meskipun direktur balapan FIA, yaitu Michael Masi, pada awalnya menyarankan sebaliknya, Pérez diizinkan oleh petugas balapan untuk bergabung di dalam balapan ini setelah mekanik tim Red Bull Racing dapat memperbaiki mobil Pérez selama penundaan setelah bendera merah pertama.[52] Upaya pertama dilakukan untuk memulai jalannya balapan ini pada pukul 15:25 CEST, dengan dua putaran formasi (yang tidak dihitung ke dalam klasifikasi balapan) diselesaikan di belakang mobil keselamatan sebelum prosedur start ditangguhkan dengan mobil-mobil yang mengantre di jalur pit, sesuai dengan peraturan yang berlaku.[53] Pada pukul 17:00 CEST, pengawas balapan menggunakan kewenangan yang diberikan kepada mereka berdasarkan pasal 11.9.3.o dari Kode Olahraga Internasional FIA edisi tahun 2021 (yang memungkinkan pengurus untuk menghentikan suatu acara secara permanen atau sementara) untuk menangguhkan jam balapan dengan alasan force majeure.[54][55][56] Awal dan akhir perlombaanSetelah lebih dari tiga jam penundaan dan penghentian start, pada pukul 18:17 CEST balapan ini resmi dimulai dari jalur pit dan dua putaran lagi diselesaikan di bawah mobil pengaman, putaran-putaran ini dianggap sebagai putaran balapan oleh pengawas balapan, yang memungkinkan hasil akhir balapan ini untuk diklasifikasikan dan setengah poin untuk diberikan.[57] Pada putaran ketiga, balapan dihentikan lagi dan balapan tidak dilanjutkan. Hasil balapan diambil setelah putaran pertama, sesuai dengan peraturan Formula Satu yang mengharuskan penghitungan mundur dua putaran.[58] Max Verstappen dinyatakan sebagai pemenang balapan ini (di mana dia mencetak kemenangan F1 yang ke-16 dalam kariernya dan kemenangan keenam di musim ini sebagai hasilnya)[59] di depan George Russell yang finis di posisi kedua dan Lewis Hamilton yang finis di posisi ketiga.[60][61][62] Pembalap pencetak poin yang tersisa adalah Daniel Ricciardo yang finis di posisi keempat, Sebastian Vettel yang finis di posisi kelima, Pierre Gasly yang finis di posisi keenam, Esteban Ocon yang finis di posisi ketujuh, Charles Leclerc yang finis di posisi kedelapan, Nicholas Latifi yang finis di posisi kesembilan, dan Carlos Sainz Jr. yang finis di posisi kesepuluh.[63] Kemenangan Verstappen merupakan kemenangan yang keempat bagi tim Red Bull Racing di Grand Prix Belgia, dan kemenangan yang pertama bagi mereka di tempat tersebut sejak kemenangan Ricciardo pada tahun 2014, serta kemenangan F1 pertama di Spa untuk mobil bertenaga mesin Honda sejak acara balapan ini pada tahun 1991.[64] Dengan hanya satu putaran resmi saja yang diselesaikan, dan jarak tempuh resmi yang diselesaikan sejauh 6.880 km (4.280 mi), balapan ini adalah balapan terpendek yang pernah ada di dalam sejarah olahraga ini, melampaui rekor sebelumnya yang dibuat dalam hal kilometer jarak yang ditempuh di Grand Prix Australia 1991 (yang ditempuh sejauh 52.920 km (32.880 mi) dan 14 putaran)[65] dan dalam hal jumlah putaran resmi di Grand Prix Jerman 1971 (yang berlangsung selama 12 putaran).[66] Untuk yang keenam kalinya di dalam sejarah ajang Formula Satu dan untuk yang pertama kalinya sejak Grand Prix Malaysia 2009, setengah poin diberikan.[67] Posisi kedua yang telah berhasil diraih oleh Russell adalah podium yang pertama di dalam kariernya, dan merupakan podium yang pertama bagi tim Williams Racing sejak Lance Stroll berhasil finis di posisi ketiga untuk tim tersebut di Grand Prix Azerbaijan 2017.[68] Stroll menyelesaikan balapan ini di posisi ke-18 di atas trek ini, tetapi dia kemudian diklasifikasikan di posisi ke-20, setelah diberi penalti waktu 10 detik karena telah mengganti sayap belakang dalam kondisi parc fermé selama periode bendera merah pertama. Hal ini menaikkan Kimi Räikkönen ke posisi ke-18 dan Pérez ke posisi ke-19. Charles Leclerc diselidiki karena diduga telah mengganti ban selama penundaan start, tetapi tidak dihukum karena penggantian tersebut dengan cepat dibatalkan.[69] Hingga 2022[update], balapan ini adalah satu-satunya Grand Prix Kejuaraan Dunia di mana tidak ada satu pun putaran tercepat yang diakui secara resmi.[70] Ini adalah Grand Prix Kejuaraan Dunia Formula Satu yang kesebelas di mana tidak ada satu pun pembalap yang terpaksa harus rela tersingkir selama perlombaan berlangsung,[71] dan Grand Prix Kejuaraan Dunia yang kedua belas yang berakhir dengan menggunakan mobil keselamatan.[72] Klasifikasi lengkap balapan
Reaksi pasca-balapanSelain mengakui melakukan kesalahan pada hari kualifikasi, Masi juga menghadapi kritik dari para pembalap, tim, dan media atas cara dia menjalankan balapan. Pada hari balapan, karena cuaca buruk dan setelah beberapa kali penundaan, Masi memutuskan untuk menjalankan dua putaran penuh di belakang mobil keselamatan sebelum meninggalkan balapan pada putaran ketiga, yang menurut Masi merupakan upaya yang sungguh-sungguh untuk tetap menjalankan sebuah balapan.[75] Media dan pembalap mengkritik keputusan Masi untuk tetap mengadakan dua putaran di bawah mobil keselamatan dalam kondisi yang masih hujan,[76][77][78] dengan Juara Dunia Pembalap sebanyak tujuh kali, yaitu Hamilton, yang menyebut balapan itu sebagai sebuah "lelucon" dan mengkritik, antara lain, dugaan upaya untuk memenuhi persyaratan pemberian poin. Mereka berpendapat bahwa poin seharusnya tidak pernah diberikan.[79] Sebastian Vettel,[80] Fernando Alonso,[81] dan tim Alfa Romeo Racing[82] mengkritik keputusan pemberian setengah poin untuk perlombaan tersebut.[83][84] Daniel Ricciardo membela keputusan untuk melakukan hal tersebut,[85] seperti yang dilakukan oleh Pérez dari tim Red Bull.[86] Rekan setim Ricciardo di tim McLaren, yaitu Lando Norris, merasa bimbang dengan keputusan FIA yang tetap memberikan poin karena hal tersebut menguntungkan rekan pembalapnya, tetapi dia merasa bahwa balapan tersebut "tidak pantas [untuk] diberi[kan] poin".[87] Verstappen berkomentar bahwa itu bukan "cara yang Anda inginkan untuk menang".[88] Russell merasa senang bisa meraih podium Formula Satu pertamanya meskipun dalam situasi yang tidak biasa, dengan mengatakan bahwa: "Anda tidak sering mendapatkan penghargaan untuk ini." Dia menambahkan bahwa dia telah mendapatkan penghargaan atas sesi kualifikasi yang kuat pada hari Sabtu, sembari juga bersimpati dan meminta maaf kepada para penggemar yang hadir karena kurangnya aksi di Grand Prix itu sendiri.[89] Meskipun pembalapnya berhasil memenangkan acara balapan tersebut, namun kepala tim Red Bull, yaitu Christian Horner, merasa bahwa keputusan pemberian poin tidak tepat.[90] Kepala tim Mercedes, yaitu Toto Wolff, menyebut bahwa keputusan pemberian setengah poin itu "menjengkelkan".[91] Hamilton dan Carlos Sainz Jr. meminta agar para penonton yang telah membeli tiket mendapatkan pengembalian uang.[92] Hamilton menyatakan keyakinannya bahwa Formula Satu telah "membuat pilihan yang buruk" dengan menyelesaikan dua putaran penuh di belakang mobil keselamatan sebelum meninggalkan balapan, menuduh bahwa hal ini dilakukan murni untuk memastikan Formula Satu memenuhi kewajiban komersialnya.[93] CEO Grup Formula Satu, yaitu Stefano Domenicali, dengan cepat membantah klaim tersebut.[94] Kepala tim Haas F1, yaitu Guenther Steiner, menyarankan bahwa kriteria pemberian setengah poin mungkin sudah ketinggalan zaman dan perlu segera diperbarui.[95] Pakar Scott Mitchell juga berpendapat bahwa para penggemar yang menghadiri balapan tersebut berhak untuk mendapatkan kompensasi, dan bahwa Formula Satu berisiko mengasingkan sebagian basis penggemarnya jika tidak mengembalikan uang pemegang tiket dengan menggunakan cara apa pun.[96] Pada bulan September 2021, Formula Satu dan promotor balapan kemudian mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka akan mulai mengerjakan opsi bagi pemegang tiket setelah balapan ini ditangguhkan.[97] Namun, terlepas dari pernyataan awal ini, pada bulan Desember 2021, diumumkan bahwa promotor balapan tidak akan mengembalikan uang pemegang tiket, dan menawarkan kepada penonton balapan tiket gratis untuk F1TV dan kesempatan untuk dimasukkan ke dalam undian berhadiah untuk memenangkan tiket ke Grand Prix Belgia 2022.[98][99] Juara dunia pembalap sebanyak dua kali, yaitu Mika Häkkinen, membela keputusan yang dibuat oleh ofisial selama acara balapan tersebut.[100] Pembalap Scuderia AlphaTauri, yaitu Pierre Gasly, menyatakan bahwa Formula Satu perlu menemukan solusi untuk mengurangi jumlah semprotan yang dihasilkan oleh mobil Grand Prix dalam kondisi basah guna meningkatkan visibilitas pembalap.[101] Kepala bidang olahraga bermotor Pirelli, yaitu Mario Isola, mengatakan bahwa dia merasa bahwa keputusan olahraga untuk beralih ke ban yang lebih lebar mulai dari musim 2017 dan seterusnya merupakan faktor yang menyebabkan pembalap mengalami lebih banyak masalah visibilitas dalam kondisi basah, karena ban tersebut menyebarkan lebih banyak air jika dibandingkan dengan ban pra-musim 2017.[102] Vettel dan Alonso menepis anggapan bahwa FIA terlalu berhati-hati dengan keselamatan, dengan mengutip aerodinamika mobil modern, tingkat gaya turun, dan ban Pirelli yang lebar yang membuat visibilitas lebih buruk saat berkendara dalam cuaca basah – dengan balapan seperti Grand Prix Jepang 2007 (balapan yang diikuti oleh Vettel, Hamilton, Räikkönen, dan Alonso) yang dilakukan dalam jarak penuh dalam kondisi hujan lebat yang bisa dibilang lebih buruk daripada yang terlihat di Spa.[103] Adam Cooper dari Autosport merasa bahwa persyaratan dua putaran – persyaratan yang telah digunakan sejak antara musim 1977 dan 1980 serta jauh sebelum pengenalan resmi mobil pengaman di Formula Satu adalah "bom waktu yang meledak" selama hari acara balapan di Spa.[104] Juara dunia pembalap musim 1992, yaitu Nigel Mansell, mengatakan bahwa jika dia yang bertanggung jawab menjalankan balapan, dia akan melonggarkan kondisi parc fermé untuk balapan basah agar para tim dapat melakukan perubahan pengaturan yang dibutuhkan agar mobil dapat dikendarai di dalam kondisi yang sulit.[105] Juara dunia pembalap musim 1996 dan pemenang Grand Prix sebanyak 22 kali, yaitu Damon Hill, menyebut Grand Prix ini sebagai "parade, bukan balapan".[106] Dua mantan pembalap F1, yaitu Pedro de la Rosa dan Hans Joachim Stuck, mengatakan bahwa balapan akan dimulai dalam kondisi seperti itu di masa lalu, dan De la Rosa menyatakan bahwa olahraga tersebut telah mengurangi ambang risikonya dibandingkan dengan yang dapat diterima 10 atau 15 tahun yang lalu.[107] Penampilan Russell di babak kualifikasi dipuji dan dianggap sebagai puncak akhir pekan oleh pakar Edd Straw dan Scott Mitchell.[108][109] Jurnalis David Tremayne juga memuji kinerja Russell, yang menunjukkan bahwa itu merupakan indikasi bahwa dia siap untuk naik ke kursi tim Mercedes untuk musim 2022.[110] Lawrence Barretto dan Will Buxton dari F1TV merasa bahwa meskipun keputusan untuk membatalkan balapan merupakan keputusan yang sulit, namun FIA tidak punya pilihan selain memperpendek balapan demi alasan keselamatan, dan memuji para penggemar atas kegigihan mereka.[111] Jurnalis Mark Hughes mengkritik keputusan untuk menjalankan dua putaran penuh di belakang mobil keselamatan, karena dia yakin bahwa tindakan tersebut telah mempertanyakan "nilai-nilai yang lebih baik" dari olahraga tersebut; dia menyatakan bahwa ada arus bawah sinisme dari para bos F1 terhadap para penggemar, yang dia yakini tidak menciptakan citra yang baik untuk olahraga tersebut.[112] Namun, rekan sesama jurnalis Joe Saward dalam blognya menyatakan bahwa dia merasa bahwa FIA telah menangani situasi tersebut sebaik mungkin dalam parameter regulasi meskipun skenarionya tidak ideal, dan mencatat bahwa para penggemar telah menderita.[113] Jurnalis Josh Suttil menilai kejadian pada balapan tersebut merupakan bencana terbesar Formula Satu pada hari balapan sejak Grand Prix Amerika Serikat 2005 (di mana 14 mobil mengundurkan diri pada akhir putaran formasi karena masalah keamanan ban, sehingga menyisakan enam mobil saja di dalam balapan tersebut).[114][115] Gary Anderson, pakar Formula Satu dan mantan direktur teknis F1, dan Martin Brundle, mantan pembalap F1 yang menjadi komentator, menyarankan bahwa balapan akan lebih baik jika mobil melaju dalam kondisi mobil keselamatan virtual. Brundle juga menyebutkan gagasan F1 yang mungkin memperkenalkan 'zona lambat', di mana batas kecepatan diberlakukan di sebagian lintasan.[116][117] Anderson juga mengusulkan agar kriteria untuk setengah poin diperluas ke depannya untuk mengharuskan setidaknya 50% dari jarak balapan yang dijadwalkan semula ditempuh, tanpa mengubah persyaratan jarak saat ini untuk poin penuh (75% dari jarak yang dijadwalkan selesai). Dia menyertakan ketentuan tambahan bahwa setidaknya 25% dari putaran yang diselesaikan sebelum balapan berakhir harus dilakukan dalam kondisi bendera hijau agar sebuah balapan bisa dianggap memenuhi syarat untuk perolehan poin dalam bentuk apa pun.[118] Pada bulan Januari 2022, Anderson menulis bahwa: "Spa juga memalukan. Bagaimana bisa setengah poin diberikan setelah tiga putaran di belakang mobil keselamatan? Hasil resmi hanya berdasarkan satu putaran itu!"[119] Jurnalis Luke Smith juga menganjurkan perubahan aturan sambil mengatakan bahwa perayaan podium yang dilakukan oleh Verstappen dan Russell khususnya "tidak peka", dan membandingkannya dengan reaksi terkendali dari Hamilton.[120] GPFans.com menyebutnya sebagai sebuah "langkah mundur bagi F1", dengan pakar mereka, yaitu Ian Parkes, yang mengatakan bahwa "F1 pasti menganggap kami bodoh", sebagai tanggapan atas klaim bahwa telah ada upaya nyata untuk ikut balapan. Parkes juga mengkritik kebingungan umum seputar peraturan pada hari balapan, seperti apakah Sergio Pérez dapat mengikuti balapan setelah mengalami kecelakaan sebelum balapan, atau kapan tepatnya balapan itu sendiri dan jam balapan dianggap telah dimulai.[121] Direktur pelaksana F1, yaitu Ross Brawn, menggambarkan acara balapan di Spa sebagai "hari yang penuh [dengan] tantangan", sembari memuji kinerja Russell.[122] Klarifikasi dari pihak manajemen balapanPeraturan Formula Satu pada saat perlombaan mengamanatkan bahwa minimal dua putaran harus diselesaikan untuk memberikan poin.[79] Masi menyatakan ada upaya yang sungguh-sungguh untuk balapan dalam kondisi bendera hijau sebelum hujan bertambah buruk, dan Hamilton mengatakan bahwa "uang berbicara".[123] Fédération Internationale de l'Automobile mencatat bahwa "tidak praktis" untuk menunda balapan hingga hari berikutnya.[124][125] Ada kebingungan pasca-balapan mengenai apakah poin akan diberikan mengingat klasifikasi akhir menunjukkan bahwa satu putaran telah diselesaikan, tetapi peraturan menyatakan bahwa minimal dua putaran harus diselesaikan agar balapan bisa memenuhi syarat untuk mendapatkan poin. Masi mengklarifikasi bahwa balapan tersebut memenuhi syarat untuk mendapatkan poin karena, "tiga putaran telah diselesaikan ... Putaran ketiga selesai ketika mobil melewati garis kontrol di [jalur pit] ... Dan kemudian klasifikasi untuk poin diambil pada putaran kedua terakhir sebelum putaran sinyal diberikan [, pada akhir putaran pertama]."[126] Perubahan regulasiManajemen Formula Satu menyatakan setelah balapan bahwa pihaknya bermaksud untuk berdiskusi dengan tim dan FIA mengenai perubahan regulasi olahraga untuk mencegah agar kejadian seperti itu tidak terjadi lagi.[127] Perubahan yang diusulkan akan berupaya untuk merumuskan persyaratan minimum yang lebih memuaskan agar suatu klasifikasi dapat dicapai daripada yang dipersyaratkan dalam aturan pada tahun 2021, serta membahas kemungkinan ketentuan tertulis dalam aturan yang memungkinkan penyelenggara perlombaan untuk menjadwalkan ulang perlombaan jika tidak cocok untuk menjalankan perlombaan pada tanggal semula.[128] Setelah salah satu balapan di putaran Formula 3 Sochi 2021 mengalami perubahan waktu start karena kondisi cuaca yang buruk, Masi menyarankan agar Formula Satu dapat mengadopsi aturan yang serupa guna mengurangi kemungkinan harus menghentikan balapan karena kondisi cuaca yang buruk.[129][130] Pada bulan Januari 2022, CEO McLaren, yaitu Zak Brown, menyebut pembatalan balapan di Spa, bersamaan dengan pembatalan Grand Prix Australia 2020 di menit-menit terakhir, dan dimulainya kembali balapan Grand Prix Abu Dhabi 2021 yang kontroversial, sebagai tanda bahwa FIA telah mengalami masalah organisasi dan pembuatan aturan dalam jangka waktu yang lama yang perlu segera diselesaikan.[131] Pada sebuah rapat Komisi Formula Satu yang diadakan pada bulan Oktober 2021, perubahan mengenai cara pemberian poin dibahas.[132] Komisi tersebut kemudian merekomendasikan agar masalah tersebut dibahas lebih lanjut pada pertemuan Komite Penasihat Olahraga FIA berikutnya untuk mengemukakan usulan perubahan regulasi dan prosedur mengenai pemberian poin pada sebuah balapan yang dipersingkat.[133][134] Segala perubahan yang disetujui oleh Komite Penasihat Olahraga harus diserahkan ke Dewan Olahraga Bermotor Dunia FIA untuk ratifikasi akhir.[135][136] Sebagai respon terhadap balapan tersebut, Formula Satu mulai melakukan penelitian untuk mencari cara untuk meningkatkan balapan di kondisi cuaca yang basah, dengan mempertimbangkan kemungkinan untuk mendesain ulang mobil untuk mengurangi cipratan air sekaligus mencegah aquaplaning.[137] Pada bulan Februari 2022, Komisi Formula Satu menyetujui perubahan aturan, menjelang dimulainya Kejuaraan Dunia musim 2022: kriteria penilaian poin yang baru untuk sebuah balapan yang dipersingkat diperkenalkan.[138][139] Meskipun ini dimaksudkan untuk diterapkan pada semua balapan yang belum mencapai jarak penuh, namun klarifikasi di Grand Prix Jepang 2022 - di mana sebagian besar paddock mengharapkan poin parsial diberikan, tetapi poin penuh diberikan setelah 28 dari 53 putaran selesai - menyatakan bahwa aturan yang berubah hanya berlaku untuk balapan yang ditangguhkan dan tidak dapat dimulai kembali.[140] Kata-kata dalam peraturan ini diubah untuk tahun 2023 untuk memastikan bahwa jumlah poin yang diberikan ditentukan sepenuhnya oleh persentase jarak balapan penuh yang ditempuh tanpa memperhatikan apakah balapan berakhir dalam kondisi bendera merah atau hijau - dan dengan demikian memenuhi maksud awal di balik pengenalan sistem poin skala bertahap untuk sebuah balapan yang dipersingkat.[141] Dimulai pada musim 2022, Formula Satu mulai menjajaki kemungkinan memperkenalkan lengkungan roda khusus untuk cuaca basah guna meningkatkan visibilitas dan sekaligus meningkatkan kemampuan mobil dalam kondisi basah. Hal ini dijadwalkan akan diperkenalkan pada pertengahan musim 2023, atau tepat waktu untuk dimulainya musim 2024.[142] Hingga Juli 2023[update] ini masih dalam tahap pengujian dan pengembangan. Lebih jauh, pada bulan Februari 2023, Pirelli mengumumkan niatnya untuk memperkenalkan kompon ban basah penuh yang baru dan lebih dapat digunakan untuk balapan yang rencananya akan siap dan tersedia untuk digunakan untuk Grand Prix Emilia Romagna 2023 yang pada akhirnya dibatalkan dan ban ini kemudian mulai digunakan sejak Grand Prix Monako 2023. Pada tahun 2023, George Russell menyatakan bahwa lengkungan roda masih jauh dari kenyataan dan menegaskan kembali bahwa ban basah penuh Pirelli sebagian besar masih belum cocok untuk balapan bendera hijau bahkan dua tahun setelah kegagalan di Spa 2021.[143] Pirelli telah menanggapi kritik yang terus berlanjut ini dengan mengusulkan pengenalan ban cuaca basah yang ketiga (yang secara umum dijuluki "ban "super-intermediate" oleh RaceFans) yang mungkin berfungsi sebagai langkah peralihan antara ban Intermediate dan Basah Penuh yang sudah ada dalam upaya untuk memberikan kesempatan kepada pembalap untuk melaju dengan kecepatan balapan dalam kondisi yang lebih basah.[144] Pirelli juga telah menyarankan bahwa ban yang diusulkan tersebut juga dapat menggantikan ban Basah Penuh dan Intermediate yang sudah ada, dengan Mario Isola yang menyarankan bahwa ban basah baru yang diusulkan oleh Pirelli menunjukkan kinerja dan cengkeraman yang lebih baik dan mampu bekerja pada rentang lintasan basah dan cengkeraman yang lebih lebar dibandingkan dengan jajaran ban musim 2023 yang ada setelah pengujian ban prototipe ini di Fiorano dan Paul Ricard. Isola juga menyatakan keyakinannya bahwa beralih ke kompon ban basah tunggal akan lebih hemat biaya.[145] Desain pelindung semprot diuji oleh Oscar Piastri dan Mick Schumacher setelah Grand Prix Britania 2023.[146] Namun, hal ini dianggap tidak berhasil dan Ben Anderson dan Scott Mitchell-Malm, yang menulis untuk The Race, menyatakan bahwa gagasan pelindung semprot tersebut dapat ditunda tanpa batas waktu atau ditinggalkan.[147] Pada bulan Mei 2024, tim Ferrari menguji desain pelindung semprotan yang telah direvisi di Sirkuit Fiorano. Desain ini dilaporkan 'lebih agresif' daripada desain yang diuji coba pada tahun 2023.[148] Klasemen sementara Kejuaraan Dunia setelah perlombaan
Lihat pulaCatatan kaki
Referensi
Pranala luar
|