Juan Pablo Montoya
Juan Pablo Montoya Roldán (pelafalan dalam bahasa Spanyol: [ˈxwam ˈpaβlo monˈtoʝa rolˈdan]; alias JPM; lahir pada tanggal 20 September 1975) adalah seorang pembalap mobil professional asal Kolombia. Saat ini, dia turun di dalam ajang balapan NASCAR Sprint Cup Series.[a] Sebelumnya, dia juga sempat turun di dalam ajang Formula 1 dan di dalam ajang ChampCar World Series (IndyCar).[b] Montoya berhasil memenangkan tujuh Grand Prix Formula Satu dalam enam musim. Dalam balapan mobil roda terbuka Amerika, Montoya berhasil memenangkan CART Championship Series pada musim 1999 bersama dengan tim CGR, dan merupakan pemenang sebanyak dua kali dari ajang Indianapolis 500. Di dalam ajang balapan ketahanan, Montoya berhasil memenangkan ajang IMSA SportsCar Championship pada musim 2019 bersama dengan tim Penske, dan merupakan pemenang 24 Hours of Daytona sebanyak tiga kali bersama dengan tim CGR. Montoya memulai balapan gokart pada usia lima tahun, dan melanjutkan ke ajang balapan mobil di negara Kolombia dan Meksiko pada usia 17 tahun, di mana dia berhasil menjadi runner-up di dalam ajang Copa Formula Renault, dan berhasil memenangkan gelar Kejuaraan Nationale Tournement Swift GTI. Dia juga berkompetisi di dalam ajang Barber Saab Pro Series, Kejuaraan Formula Vauxhall Lotus, dan Kejuaraan British Formula 3 International Series. Pada musim 1997 dan 1998, Montoya membalap di dalam ajang Formula 3000 Internasional untuk tim RSM Marko dan kemudian Super Nova Racing, memenangkan tujuh balapan dan Kejuaraan Pembalap 1998. Dia memulai debutnya di dalam ajang CART pada tahun 1999 bersama dengan tim Chip Ganassi Racing (CGR), dan berhasil memenangkan kejuaraan seri sebagai pemula pada tahun 1999. Selama musim 2000, mobil Montoya tidak dapat diandalkan, tetapi masih dapat memenangkan tiga balapan dan berada di posisi kesembilan di dalam klasemen akhir Kejuaraan Pembalap. Pada tahun itu juga, dia berhasil memenangkan ajang Indianapolis 500 (di Indy Racing League (IRL) saingannya) dalam upaya pertamanya. Dia pertama kali membalap di dalam ajang Formula Satu bersama dengan tim Williams pada musim 2001, dan berhasil memenangkan balapan untuk yang pertama kalinya di Grand Prix Italia pada tahun itu. Montoya berhasil lolos babak kualifikasi pada posisi terdepan sebanyak tujuh kali di dalam kejuaraan dunia musim 2002, dan berhasil memenangkan dua balapan pada musim 2003, yang menempatkannya di posisi ketiga di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap pada kedua tahun tersebut. Dia turun ke posisi kelima di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap musim 2004, tetapi berhasil memenangkan Grand Prix Brasil yang merupakan sebuah balapan yang mengakhiri musim ini. Pada awal musim 2005, Montoya pindah ke tim McLaren dan finis di posisi keempat dengan tiga kemenangan. Montoya meninggalkan ajang F1 pada musim 2006, setelah berlangsungnya Grand Prix Amerika Serikat pada tahun itu, dan mulai berkompetisi di dalam ajang NASCAR untuk tim CGR pada akhir tahun 2006. Selama tujuh tahun kariernya di dalam ajang NASCAR, Montoya berhasil memenangkan Telcel-Motorola Mexico 200 2007, Toyota/Save Mart 350 2007 dan Heluva Good! Sour Cream Dips di Glen pada tahun 2010. Dia lolos ke babak Chase for the Sprint Cup pada tahun 2009, dan finis di posisi kedelapan di dalam klasemen poin akhir pada musim itu. Montoya kemudian tampil satu kali di dalam ajang NASCAR, dua kali pada tahun 2014 untuk tim Penske dan sekali pada tahun 2024 untuk tim 23XI Racing. Untuk musim 2014, Montoya pindah ke dalam ajang Seri IndyCar bersama dengan tim Penske, dan berhasil menang sekali. Pada musim 2015, dia berhasil memenangkan dua balapan (termasuk Indianapolis 500) dan finis di posisi kedua di dalam klasemen akhir kejuaraan pembalap setelah Scott Dixon. Kemenangan seri terakhirnya diraih pada musim 2016. Dia melakoni debutnya di dalam ajang IMSA untuk tim Penske di Petit Le Mans 2017, dan berkompetisi penuh waktu dari tahun 2018 hingga 2020. Dipasangkan dengan Dane Cameron, Montoya berhasil memenangkan gelar kejuaraan IMSA di kelas Prototype pada tahun 2019. Montoya juga berhasil memenangkan Bogotá 6 Jam sebanyak tiga kali, serta ajang individu Race of Champions pada musim 2017. ProfilKehidupan awalMontoya lahir pada pagi hari tanggal 20 September 1975, di sebuah rumah sakit Bogotá,[2] dari orang tua kelas menengah Pablo (seorang arsitek yang menyukai balapan bermotor dan go-kart amatir) dan istrinya, yaitu Libia Roldán de Montoya (née Roldán).[3][4] Dia adalah anak tertua di dalam keluarga, dengan dua orang adik laki-laki dan seorang adik perempuan.[5] Kakek Montoya, yaitu Santiago, bekerja di bidang real estate, sementara pamannya, yaitu Diego, membalap di dalam ajang balapan mobil sport.[3][6] Keluarga itu tinggal di lingkungan San José de Bavaria di pinggiran utara kota Bogotá.[3][7] Montoya bersekolah di sekolah swasta Colegio Gimnasio Bilingue Campestre dan kemudian Colegio San Tarsicio setelah nilai ujiannya terlalu rendah dan dia menjadi seorang Pramuka.[3][8] Dia menghabiskan waktu selama empat hari dalam seminggu untuk pendidikannya dan tiga hari untuk balapan di akhir masa sekolahnya.[7] Karier balapan juniorTerinspirasi oleh sang ayah, Juan Pablo Montoya mulai balapan sejak kanak-kanak, dan meraih gelar juara karting pertamanya saat ia berumur enam tahun. JPM terus berkiprah dengan menjuarai beberapa ajang balapan di Kolombia sebelum berlaga di Amerika Serikat di usia 17 tahun. Pada tahun 1996, Juan Pablo berlaga di kejuaraan F3 Inggris, dan semua pihak mulai melirik kepadanya. Satu pole dan tiga kemenangan memberinya peluang bertarung di ajang F3000 di musim berikutnya. Hebatnya, ia sukses menempati urutan kedua klasemen pembalap pada debutnya di ajang Formula 1 junior itu. CART (ChampCar) dan kemenangan pertama Indianapolis 500Dan tahun berikutnya, 1998, mahkota juara dunia F3000 ia usung. Tim WilliamsF1 langsung mengontraknya sebagai test driver. Setelah gagal meraih kursi pembalap di 1999 karena Williams lebih memilih Alessandro Zanardi, Montoya berlaga di Amerika. Ia memulai debut CART bersama tim Chip Ganassi Racing. Juan Pablo langsung memulai musim pertamanya dengan mengagumkan. Ia menang tiga kali berturut-turut dan menjuarai total tujuh balapan dalam satu musim. Ia tetap bertahan pada tahun berikutnya, juga tampil di ajang Indy 500, dan menjadi rookie pertama yang mampu mencatat prestasi tersebut dalam 34 tahun. Formula 12001–2004 (Williams)Dan baru pada tahun 2001 Williams kembali memanggil anak asuhnya yang sempat "hilang" itu. Montoya memulai debut F1 dengan menggantikan Jenson Button yang hijrah ke tim Renault. Sepak terjang JPM pada debut F1-nya juga bikin heboh. Sejarah takkan melupakan kejadian di mana dirinya menyalip sang juara dunia bertahan, Michael Schumacher, di Brazil, dan mampu memimpin di balapannya yang ketiga. Sayang, ia gagal melanjutkan lomba akibat diseruduk oleh Jos Verstappen. Di GP Spanyol, Juan Pablo berhasil berdiri di podium setelah finis di urutan kedua untuk pertama kalinya. Monza 2001 kemudian menjadi tempat pertamanya meraih kemenangan di F1. Nama Juan Pablo Montoya kian diperhitungkan. Pada tahun 2002 Juan Pablo berhasil mencatat tujuh kali pole, tetapi tak menang satu kalipun. Sementara rekan setimnya, Ralf Schumacher, berhasil juara di Sepang. Walau mesin BMW merupakan salah satu yang terbaik di kelasnya, FW24 masih belum bisa mengantar Juan Pablo tampil lebih gemilang musim tersebut. Di awal musim 2003, penampilan Montoya dan mobil terbaru BMW-WilliamsF1, FW25, kurang begitu menjanjikan. Kerusakan sering terjadi. Di sisi lain McLaren dan Ferrari bersaing menduduki tempat teratas. Namun, di paruh kedua musim FW25 tampil luarbiasa. Montoya berhasil juara di GP Monako, kemenangan keduanya di F1. Lalu disusul oleh kemenangan berikutnya di GP Jerman, mengalahkan Michael Schumacher di kandangnya sendiri. Di Indianapolis, pembalap Kolombia ini seakan siap untuk merebut gelar juara dunia pertamanya. Namun kesempatan itu musnah, ketika mobilnya menyundul mobil Rubens Barrichello di Indianapolis. Montoya diganjar hukuman drive-thru. Ia pun terlempar dari bursa calon juara dunia. Pada 2004, Montoya secara mengejutkan dikontrak oleh tim McLaren-Mercedes untuk musim 2005. Meskipun gagal masuk kandidat juara dunia, Montoya masih bisa memberikan hiburan bagi tim Williams dengan memenangi balapan terakhir di sirkuit Interlagos, Brazil. 2005–2006 (McLaren-Mercedes)Di musim 2005 ia berpasangan dengan Kimi Räikkönen di McLaren. Ia sempat berulah di GP San Marino saat absen akibat kecelakaan saat bermain tenis. Namun rumor di dalam paddock McLaren mengatakan bahwa ia absen akibat cedera saat bermain motocross. Kemenangan pertamanya bersama McLaren diraih di GP Inggris saat ia mengalahkan Fernando Alonso secara dominan. Namun ia gagal mengimbangi Kimi yang sepanjang musim itu tampil sebagai penantang gelar. Pada 2006 ia hanya tampil sebanyak tujuh balapan saja. Secara mengejutkan ia memutuskan mundur (namun menurut kalangan paddock ia dipecat) setelah GP Amerika Serikat.[9][10] NASCARHanya dalam waktu dua minggu setelah hengkang dari F1, ia kembali ke tim lamanya di balapan AS, Chip Ganassi Racing, untuk turun diajang NASCAR Busch Series,[11] sebelum akhirnya ia turun di ajang utama NASCAR Nextel Cup Series, pada balapan terakhir di Homestead-Miami.[12] Di musim 2007 ia turun secara penuh di ajang NASCAR, dan kali ini ia mendapatkan lawan yang juga merupakan seterunya di ajang F1, Jacques Villeneuve. Selama balapan di NASCAR, Montoya masih belum terlalu handal dibanding lawan-lawannya. Namun secara tidak langsung, Montoya (bersama Jacques Villeneuve) mencatatkan diri sebagai satu-satunya pembalap kelas dunia yang turun di tiga ajang berbeda, yaitu F1, Indy Car (CART), dan NASCAR. Seri IndyCar2014–2016Dia diberitahu pada bulan Agustus 2013 bahwa tim EGR tidak akan memperbarui kontraknya untuk Seri Piala Sprint NASCAR musim 2014,[13][14] dan berbicara dengan tim Andretti Autosport tentang peluang/kemungkinan untuk membalap untuk mereka di Seri IndyCar, serta Furniture Row Racing sebagai pengganti Kurt Busch di dalam ajang NASCAR, tetapi dia menolak kedua tawaran tersebut.[15] Montoya bergabung bersama dengan tim Penske di Seri IndyCar musim 2014 setelah bertemu dengan presiden Tim Cindric di negara bagian Michigan pada tahun itu.[16] Dia telah menurunkan berat badan hingga 20 kg (44 pon) sejak musim panas sebelumnya, di mana dia memodifikasi program latihannya untuk meningkatkan kebugarannya agar dapat menghadapi tuntutan balapan mobil roda terbuka, yang harus dia pahami kembali, dan Tim Penske memperoleh pembiayaan sponsor untuk menjalankan mobilnya dalam delapan balapan yang direncanakan.[17][18] Montoya mengendarai mobil Dallara DW12-Chevrolet No. 2.[1] Dia tampil baik di sirkuit oval, tetapi kualifikasinya lebih buruk di sirkuit permanen dan jalan raya karena kurangnya pengujian pra-musim pada ban kompon merah alternatif Firestone, yang tidak tersedia untuk tim oleh pabrikan atau IndyCar, tetapi dapat meningkatkan posisi finisnya.[19] Montoya memperoleh lima kali finis di posisi sepuluh besar di sepuluh balapan pertama musim ini, termasuk raihan posisi kedua di balapan pertama di Grand Prix Houston.[1][20] Dia start dari posisi terdepan untuk Pocono IndyCar 500, dan berhasil menyalip Tony Kanaan dengan empat putaran tersisa untuk memenangkan perlombaan 500 mil tercepat dalam sejarah IndyCar dengan kecepatan rata-rata 202,402 mph ([convert: unit tak dikenal]), dan kemenangan IndyCar pertamanya dalam kurun waktu hampir 14 tahun.[21] Montoya mengakhiri musim ini dengan tiga kali finis di posisi lima besar, termasuk raihan finis di posisi kedua di Milwaukee, dan berada di posisi keempat secara keseluruhan dengan 586 poin.[1][20] Dia terus membalap untuk tim Penske di dalam ajang Seri IndyCar musim 2015,[22] dan meningkatkan penampilannya di sesi kualifikasi dari musim sebelumnya.[23] Montoya memulai jalannya balapan ini dari posisi keempat, dan memimpin jalannya perlombaan ini pada 27 putaran terakhir pada balapan pembuka musim ini di Firestone Grand Prix of St. Petersburg, untuk mengalahkan rekan setimnya di tim Penske, yaitu Will Power, untuk memenangkan balapan ini, dan mengambil alih keunggulan poin.[24] Dia berhasil lolos babak kualifikasi di posisi terdepan pada Indy Grand Prix of Louisiana di NOLA Motorsports Park, dan sempat memimpin jalannya perlombaan ini selama 31 putaran, sebelum pit stop dan dua periode peringatan menjatuhkannya ke posisi kelima.[25] Montoya kemudian finis di posisi ketiga di Toyota Grand Prix of Long Beach dan Grand Prix of Indianapolis.[22] Sorotannya di musim ini adalah keberhasilannya memenangkan Indianapolis 500 untuk yang kedua kalinya.[c] Montoya bertarung dengan Power dan Scott Dixon dari tim CGR untuk meraih kemenangan di putaran terakhir, dan pada akhirnya berhasil menyalip Power dengan tiga putaran yang masih tersisa.[26] Setelah itu, dia terus menerus finis di posisi sepuluh besar dalam enam putaran berikutnya pada saat dia membalap secara konservatif, hingga kecelakaan di Iowa yang disebabkan oleh kegagalan suspensi menjatuhkannya ke posisi ke-24, meskipun dia tetap mempertahankan keunggulan poin karena masalah yang dihadapi oleh pembalap yang lain.[22][23][27] Keberhasilan Montoya finis di posisi ketiga di Pocono menjadikan dirinya sebagai salah satu dari enam pembalap yang memenuhi syarat untuk merebut gelar kejuaraan di GoPro Grand Prix of Sonoma yang menjadi balapan penutup musim ini.[28] Dia finis di posisi keenam setelah bertabrakan dengan Power, dan mengakhiri musim ini dengan jumlah poin yang sama dengan Dixon (556), namun pada akhirnya kehilangan gelar kejuaraan melalui perhitungan mundur dari Dixon, yang telah berhasil memenangkan tiga balapan, sedangkan Montoya hanya berhasil memenangkan dua balapan saja.[29] Untuk Seri IndyCar musim 2016, dia membalap untuk tim Penske.[30] Performa rata-rata Montoya di sesi kualifikasi turun dari musim sebelumnya,[31] namun dia kadang-kadang melaju lebih cepat selama balapan setelah menjalani sesi kualifikasi yang buruk.[32] Dia memulai jalannya Firestone Grand Prix of St. Petersburg dari posisi ketiga, dan memimpin jalannya perlombaan ini selama 44 dari 110 putaran, sebelum pada akhirnya berhasil melewati rekan setimnya, yaitu Simon Pagenaud, untuk menang.[33] Montoya memulai jalannya perlombaan berikutnya di Phoenix dari posisi ketiga dan memimpin selama 56 putaran pada Grand Prix Desert Diamond West Valley Phoenix, sebelum pada akhirnya ban kempes memaksanya untuk melakukan pit stop lebih awal, dan membuatnya turun ke posisi kesembilan, sehingga Pagenaud naik ke posisi pimpinan di dalam klasemen sementara kejuaraan pembalap.[34] Dia meraih tiga kali finis di posisi sepuluh besar lagi, sebelum terlibat tabrakan pada awal balapan di Indianapolis 500, yang membuatnya berada di posisi ke-33, sehingga dia tertinggal poin. Montoya mengakhiri musim ini dengan lima kali finis di posisi sepuluh besar, dan dia berada di posisi ketiga di Sonoma untuk posisi kedelapan di dalam klasemen akhir kejuaraan pembalap dengan 433 poin.[30][32] 2017–2022Cindric memberitahunya pada bulan Juli 2016 bahwa masa depannya di tim Penske belum tentu berarti dia akan membalap untuk mereka secara penuh di dalam ajang IndyCar.[35] Montoya diberi tempat kelima di tim Penske untuk Indianapolis 500 2017, tetapi dia membahas kemungkinan kembali lagi ke tim CGR dan bergabung bersama dengan tim Ed Carpenter Racing, A. J. Foyt Racing, atau Andretti Autosport untuk seluruh musim. Dia tidak mencapai kesepakatan dengan tim yang lain, dan tetap tinggal di tim Penske untuk Indianapolis 500 karena dia merasa bahwa tim tersebut akan memberikannya peluang yang terbaik untuk menang.[36][37] Montoya mengikuti IndyCar Grand Prix 2017 dan Indianapolis 500 di dalam ajang Seri IndyCar musim 2017. Dia finis di urutan kesepuluh pada putaran pertama dan keenam di Indianapolis 500, meskipun mobilnya kehabisan bahan bakar sebelum menjalani pit stop.[1][38] Pihak IndyCar lantas memilih Montoya untuk menjadi pembalap penguji spesifikasi Chevrolet untuk perlengkapan aerodinamis universal Dallara di Indianapolis Motor Speedway, Mid-Ohio Sports Car Course, Iowa Speedway, dan simulasi sirkuit permanen di Sebring International Raceway, sebelum perlengkapan tersebut memulai debutnya di musim 2018.[39] Dia berbicara tentang peluang/kemungkinan untuk membalap untuk tim Schmidt Peterson Motorsports di Indianapolis 500 2018, tetapi pemilik tim ini, yaitu Sam Schmidt, diberi tahu bahwa pemilik tim Penske, yaitu Roger Penske, telah memveto perjanjian tersebut. Montoya akan absen dari balapan tersebut, dan hanya akan fokus pada kariernya di dalam ajang balapan mobil sport saja.[40] Montoya berbicara dengan CEO McLaren, yaitu Zak Brown, tentang kemungkinan berbalapan untuk timnya di Indianapolis 500 2019, tetapi tidak dapat melakukannya karena dia masih terikat kontrak dengan Penske.[41] Montoya mengendarai mobil ketiga Arrow McLaren SP No. 86 Dallara-Chevrolet di dalam ajang Seri IndyCar musim 2021 untuk Grand Prix GMR dan Indianapolis 500.[1][42] Dia lolos babak kualifikasi di luar posisi 20 besar di kedua balapan tersebut, dan masing-masing finis di posisi ke-21 dan ke-9.[1] Montoya mengemudikan mobil No. 6 Arrow McLaren SP di GMR Grand Prix dan Indianapolis 500 selama musim 2022.[43] Dia finis di posisi ke-24 di Grand Prix GMR yang terkena dampak cuaca setelah sebuah kecelakaan,[44] dan finis di urutan ke-11 di Indianapolis 500 setelah memulai jalannya perlombaan tersebut dari posisi ke-30.[45] Balapan mobil sportMontoya memulai debut ketahanan profesionalnya di musim 2007 (bagian dari Rolex Sports Car Series), menang setelah 668 putaran di mobil No. 1 Chip Ganassi Racing dengan Felix Sabates (CGRFS) Riley MkXI-Lexus Daytona Prototype (DP) yang dia gunakan bersama dengan Salvador Durán dan Pruett.[46] Pada tahun berikutnya, dia berhasil memenangkan 24 Hours of Daytona 2008 untuk tahun kedua secara berturut-turut, kali ini bersama dengan Franchitti, Pruett, dan Memo Rojas setelah 695 putaran.[47] Montoya kembali ke CGRFS untuk 24 Hours of Daytona 2009, dengan bermitra bersama dengan Pruett dan Rojas di dalam mobil Riley MkXX-Lexus DP, dan finis di posisi kedua secara keseluruhan setelah kalah dari tim Brumos Racing dengan rekor penutupan 0,167 detik.[48][49] Dia ikut serta di dalam ajang 24 Hours of Daytona di No. 2 Riley MkXX-BMW bersama Dixon, Franchitti, dan McMurray dari musim 2010 hingga musim 2012. Mereka berada di posisi ke-37 pada tahun 2010 setelah mengalami kegagalan mekanis, tetapi masing-masing berada di posisi kedua dan keempat pada musim 2011 dan 2012.[48][50][51] Montoya, Dixon, dan McMurray finis di urutan keempat di dalam ajang Rolex Sports Car Series tiga jam Brickyard Grand Prix di Indianapolis pada bulan Juli 2012.[52][53] Dia, Charlie Kimball, Pruett, dan Rojas berhasil memenangkan 24 Hours of Daytona 2013 dengan mengendarai mobil CGRFS' No. 01 Riley MkXXVI-BMW DP, dan menyelesaikan 709 putaran.[48][54] Montoya diundang oleh Porsche untuk berpartisipasi dalam uji coba pemula FIA World Endurance Championship (WEC) pasca musim di dalam sebuah mobil 919 Hybrid di Sirkuit Internasional Bahrain pada bulan November 2015.[55] Dia menjadi penguji tamu untuk mobil Ferrari 488 GTE yang dipakai oleh Risi Competizione dalam sesi uji di Sebring sebulan sebelum 2 Jam Sebring 2017 (bagian dari Kejuaraan Mobil Olahraga IMSA).[56] Untuk mempersiapkan diri menghadapi Kejuaraan Mobil Olahraga IMSA musim 2018 dengan mengendarai mobil Acura ARX-05 di kategori Daytona Prototype International (DPi), Montoya membalap di putaran terakhir musim 2017, yaitu Petit Le Mans, di mobil No. 6 Oreca 07-Gibson Le Mans Prototype 2 (LMP2) bersama dengan Hélio Castroneves dan Pagenaud.[48][57] Mobil mereka memulai jalannya balapan ini dari posisi terdepan dan finis di posisi ketiga secara keseluruhan setelah Castroneves bertabrakan dengan mobil Ferrari milik Matteo Cressoni.[48][58] Dia resmi bergabung bersama dengan program IMSA Penske pada bulan Agustus 2017, setelah sebelumnya menyatakan minatnya pada ajang IMSA.[59] Montoya berbagi mobil No. 6 dengan Dane Cameron untuk musim ini dan Pagenaud untuk tiga balapan ketahanan.[48] Masalah mekanis menghambat penampilannya dalam dua balapan pertama, yaitu 24 Hours of Daytona dan 12 Hours of Sebring.[60][61] Montoya berhasil meraih posisi terdepan untuk BUBBA Burger Sports Car Grand Prix, dan sempat memimpin jalannya perlombaan ini selama 23 putaran sebelum pada akhirnya finis di urutan kelima.[62] Dia finis di dalam posisi sepuluh besar sebanyak lima kali lagi sebelum kemudian mengalami kecelakaan di jam kedua Petit Le Mans, yang membuat mobilnya berada di posisi ke-32 secara keseluruhan.[48][63] Montoya berada di posisi kelima pada klasemen akhir Kejuaraan Pembalap Prototipe (251 poin) dan Piala Ketahanan Amerika Utara (NAEC).[64] Pada bulan Juni, dia melakukan debut 24 Hours of Le Mans di mobil United Autosports No. 32 Ligier JS P217-Gibson bersama dengan Hugo de Sadeleer dan Will Owen.[65] Mobil itu finis di posisi ketiga di kelas LMP2, dan ketujuh secara keseluruhan.[66] Montoya kembali lagi ke tim Penske untuk musim 2019 di kategori DPi yang baru, dengan ditemani oleh Cameron selama setahun dan Pagenaud untuk tiga acara ketahanan.[48] Performanya meningkat pada saat dia dan Cameron lebih fokus pada pengaturan sasis umum yang tidak menguntungkan satu pembalap di atas yang lain.[67] Montoya finis tidak lebih buruk dari posisi kesembilan di dalam tiga balapan pertama musim ini sebelum kemenangan IMSA pertamanya di Acura Sports Car Challenge di Mid-Ohio setelah memimpin jalannya perlombaan ini selama 88 putaran dari posisi ketiga.[68][69] Dia meraih kemenangan keduanya secara beruntun di Chevrolet Sports Car Classic di Detroit, setelah memulai jalannya perlombaan ini dari posisi terdepan.[70] Montoya kemudian berhasil meraih tiga podium berturut-turut sebelum kemudian berhasil memenangkan Grand Prix Monterey di Laguna Seca setelah memimpin jalannya balapan ini sebanyak 75 putaran.[68][71] Keberhasilan finis di posisi keempat pada ajang penutup musim Petit Le Mans membuat dirinya dan Cameron berhasil meraih gelar Kejuaraan Pembalap DPi dengan 302 poin, dan mereka berada di posisi keenam di NAEC.[64][72] Untuk kejuaraan musim 2020, Montoya kembali ke program Penske dan dipasangkan dengan Cameron untuk tahun itu, dengan Pagenaud yang bertugas sebagai pembalap ketahanan. Dia memulai musim ini dengan berada di urutan keempat pada 24 Hours of Daytona, dan finis tidak lebih buruk dari kesembilan di delapan putaran terakhir, dan berhasil lolos di posisi terdepan sebanyak tiga kali.[73] Dia menempati posisi keenam di dalam klasemen akhir Kejuaraan Pembalap DPi dengan 247 poin dan ketiga dalam NAEC.[64] Montoya mengemudikan mobil No. 21 DragonSpeed USA Oreca 07-Gibson untuk Le Mans 24 Jam 2020 bersama dengan Timothé Buret dan Rojas setelah kesepakatan dengan Pipo Derani gagal.[74] Mobil itu dipensiunkan setelah 192 putaran karena mengalami kesalahan tembak.[75] Montoya bergabung bersama dengan tim Meyer Shank Racing dengan Curb-Agajanian dalam Kejuaraan Mobil Olahraga IMSA mudim 2021 sebagai pembalap ketahanan mobil No. 60 Acura ARX-05 bersama A. J. Allmendinger, Cameron, Castroneves, dan Olivier Pla, dan menjadi bagian dari tim WEC No. 21 DragonSpeed USA bersama dengan Ben Hanley dan Henrik Hedman.[76][77] Dia finis di dalam posisi sepuluh besar di ketiga balapan IMSA yang diikuti olehnya.[48] Montoya finis keempat di dalam Endurance Trophy untuk Pembalap LMP2 Pro/Am dengan 138 poin di dalam ajang WEC musim 2021 setelah finis tidak lebih rendah dari posisi kelima di masing-masing dari enam balapan pada musim itu, dan berhasil memenangkan kelasnya di Le Mans 24 Jam 2021.[78] Dia diundang untuk berkompetisi di dalam ajang European Le Mans Series' (ELMS) Monza 4 Jam untuk tim DragonSpeed bersama dengan Hanley dan Hedman pada bulan Juli, dan finis di peringkat ke-17 secara keseluruhan.[79][80] Montoya berbagi mobil No. 81 DragonSpeed – 10Star Oreca LMP2 untuk enam balapan perolehan poin di Kejuaraan IMSA SportsCar 2022 bersama dengan Hedman dan putranya, yaitu Sebastián.[81] Dia finis tidak lebih rendah dari posisi kedelapan di kelasnya dalam enam acara tersebut, dan berhasil memenangkan kategorinya di Grand Prix Lexus di Mid-Ohio.[82][83] Montoya finis di posisi keempat di dalam klasemen akhir Kejuaraan Pembalap untuk kelas LMP2 dengan 1.878 poin, dan ketujuh di NAEC.[84] Dia dijadwalkan mengikuti tiga balapan Kejuaraan Mobil Olahraga IMSA 2023 dengan mengendarai mobil No. 51 Oreca milik tim Rick Ware Racing bersama dengan Eric Lux.[85] Montoya kembali berkompetisi bersama dengan tim DragonSpeed di seluruh musim ELMS di musim 2023 bersama dengan Hedman dan Sebastián,[86] dan mengakhiri musim ini di posisi ketujuh di dalam klasemen poin akhir untuk kelas LMP2 Pro-Am dengan 44 poin yang dicetak, dan finis di kelas terbaik kelima sebanyak dua kali.[82] Race of ChampionsMontoya telah dua kali berkompetisi di dalam ajang Race of Champions.[87] Dia sebelumnya menolak undangan ke acara tersebut, tetapi setuju untuk berkompetisi di Race of Champions 2017 di Marlins Park di Miami atas saran dari istrinya, dan berhasil memenangkan Race of Champions dengan mengalahkan Tom Kristensen 2–0 di final.[88][89] Montoya dan Gabby Chaves dari Tim Kolombia tersingkir di semifinal Piala Afrika oleh Sebastian Vettel dari Tim Jerman.[90] Dia tersingkir oleh Kristensen di perempat final Race of Champions, dan dia dan Castroneves finis di posisi kedua melawan Timo Bernhard dan René Rast dari Tim Jerman di Nations Cup di King Fahd International Stadium di Riyadh pada musim 2018.[91] Gaya membalapDia memiliki gaya membalap yang agresif sejak kecil,[92] yang menyebabkan dia terlibat dalam banyak insiden di dalam ajang NASCAR.[93] Pembalap Derek Daly menulis bahwa Montoya kurang memiliki pengetahuan teknis tentang mobil balap karena dia tidak diajari oleh kejuaraan atau regu balap, dan membutuhkan dua atau tiga teknisi untuk mengimbangi ketidakmampuannya memberikan umpan balik teknis yang akurat, yang menjadi lebih jelas pada saat karier-nya di dalam ajang F1 berkembang. Dia mengamati bahwa pembalap tersebut menyangkal bahwa dirinya memiliki kekurangan seperti itu, dan sering menyalahkan variabel yang lain atas kinerjanya yang buruk. Namun, Daly menyatakan bahwa Montoya sangat bergantung pada refleks dan intuisi selama masa mudanya di dunia balap dan karier CART. Nigel Roebuck dari Autosport mengamati pada bulan November 2004 bahwa Montoya didorong oleh emosi dan kebal terhadap tekanan dari belakang.[94] Usaha non-balapan dan pengakuanMontoya telah diwakili oleh firma manajemen CSS Stellar dan William Morris Agency.[95][96] Dia telah menjadi duta besar untuk pembuat jam tangan asal Swiss, yaitu TAG Heuer,[97] dan Grand Prix Miami.[98] Montoya diangkat menjadi duta besar niat baik untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada bulan Oktober 2001, dan membantu mengumpulkan dana untuk Program Pangan Dunia untuk memberi makan anak-anak yang mengungsi akibat konflik Kolombia.[99] Setelah menjadi Duta Besar PBB,[100] dia dan istrinya mendirikan lembaga nirlaba Fundación Formula Sonrisas (dalam bahasa Inggris: Formula Smiles Foundation) pada tahun 2003, dan berfokus pada pengurangan kesenjangan gender dan sosial dengan mendidik anak-anak yang tinggal di daerah miskin di negara Kolombia melalui olahraga dan pendidikan jasmani.[101][102] Montoya menikah dengan lulusan hukum Connie Freydell di Cartagena, Kolombia, pada tanggal 26 Oktober 2002.[3][5] Mereka memiliki tiga orang anak,[103] yang mana salah satunya, yaitu Sebastián, juga berprofesi sebagai seorang pembalap.[104] Dia membangun dan menerbangkan pesawat terbang yang dikendalikan oleh radio kontrol.[105] Montoya membuat penampilan singkat sebagai seorang pembalap di dalam film tahun 2001 yang berjudul Driven.[106] Dia mulai bekerja untuk Motorsport.tv sebagai seorang presenter yang memberikan wawasan dan opini dalam program berita, dan menjadi bagian dari tim kreatifnya untuk film dokumenter berdurasi panjang pada bulan Mei 2021.[107] Pada awal bulan November 2013, Internal Revenue Service menyatakan bahwa dia berutang pajak dan denda tambahan sebesar US$2,7 juta karena pengurangan yang tidak diizinkan pada tahun 2007 dan 2008.[108] Montoya menyatakan bahwa dia telah memperoleh penghasilan sebesar $800.000 lebih banyak dari pendapatan yang dilaporkan, namun mengajukan tantangan terhadap audit tersebut di Pengadilan Pajak Amerika Serikat.[109] Dia menerima Ordo Boyacá dan Ordo José Acevedo y Gómez pada tahun 1999;[110] Indianapolis 500 Rookie of the Year pada tahun 2000;[111] Rookie of the Year dan International Driver of the Year di Autosport Awards pada tahun 2001 dan 2003;[112][113] dan Colombian Athlete of the Year pada tahun 2001;[114] Montoya juga memenangkan Laureus World Sports Award for Breakthrough of the Year,[115] Ibero-American Community Trophy sebagai atlet Ibero-Amerika terbaik dan Lorenzo Bandini Trophy "sebagai pengakuan atas prestasinya pada musim debutnya di [dalam ajang] Formula Satu [pada] tahun lalu" pada tahun 2002.[116][117] Dia terpilih sebagai pembalap Amerika Latin yang terbaik di Premios Fox Sports Awards pada tahun 2003 dan 2005.[118] Montoya dilantik ke dalam Miami Sports Hall of Champions pada tahun 2011 dan Long Beach Motorsports Walk of Fame pada tahun 2018.[119][120] Kartódromo Juan Pablo Montoya di Tocancipá dinamai menurut namanya.[121] Karier balapanCatatan kaki
Referensi
Bibliografi
Pranala luar
|