Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

Taman Nasional
Gunung Gede Pangrango
IUCN Kategori II (Taman Nasional)
Dua puncak TNGGP, Gunung Gede (kiri) dan Gunung Pangrango (kanan)
Peta memperlihatkan letak Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
Peta memperlihatkan letak Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
TN Gunung Gede Pangrango
Letak di Jawa
LetakJawa Barat, Indonesia
Kota terdekatBogor
Sukabumi
Cianjur
Koordinat6°46′S 106°56′E / 6.767°S 106.933°E / -6.767; 106.933
Luas24.270,80 hektare (242,708 km²)
Didirikan1980
Pihak pengelolaKementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Situs webwww.gedepangrango.org

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) adalah salah satu taman nasional yang terletak di Provinsi Jawa Barat. Ditetapkan pada tahun 1980, taman nasional ini merupakan salah satu yang tertua di Indonesia. TN Gunung Gede Pangrango terutama didirikan untuk melindungi dan mengkonservasi ekosistem dan flora pegunungan yang cantik di Jawa Barat. Dengan luas 24.270,80 hektare, wilayahnya terutama mencakup dua puncak gunung Gede dan Pangrango beserta tutupan hutan pegunungan di sekelilingnya.

Sejarah kawasan

Gunung Gede
Perkebunan teh di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor
Anaphalis javanica dan Leptospermum javanicum di puncak G. Pangrango

Kawasan Gunung Gede dan Gunung Pangrango sesungguhnya telah dikenal lama dalam manuskrip Sunda. Salah satunya, naskah perjalanan Bujangga Manik dari sekitar abad-15 telah menyebut-nyebut tempat bernama Puncak dan Bukit Ageung (yakni, Gunung Gede) yang disebutnya sebagai "..hulu wano na Pakuan" (tempat yang tertinggi di Pakuan).[1] Agaknya, pada masa itu telah ada jalan kuno antara Bogor (d/h Pakuan) dengan Cianjur, yang melintasi lereng utara G. Gede di sekitar Cipanas sekarang.[2]

Pada masa penjajahan Belanda wilayah yang subur ini kemudian tumbuh menjadi area pertanian, terutama perkebunan. Sedini tahun 1728 teh Jepang telah mulai ditanam, dan pada 1835 perkebunan teh ini telah dikembangkan di Ciawi dan Cikopo. Menyusul pada 1878 dikembangkan teh Assam, yang terlebih sukses lagi, sehingga mengubah lansekap dan perekonomian di seputar lereng Gede-Pangrango.[2]

Kawasan Gede-Pangrango juga dikenal sebagai salah satu tempat favorit dan tertua, bagi penelitian-penelitian tentang alam di Indonesia. Menurut catatan modern, orang pertama yang menginjakkan kaki di puncak Gede adalah Reinwardt, pendiri dan direktur pertama Kebun Raya Bogor, yang mendaki G. Gede pada April 1819. Ia meneliti dan menulis deskripsi vegetasi di bagian gunung yang lebih tinggi hingga ke puncak. Reinwardt sebetulnya juga menyebutkan, bahwa Horsfield telah mendaki gunung ini lebih dahulu daripadanya; akan tetapi catatan perjalanan Horsfield ini tidak dapat ditemukan.[3]

Dua tahun kemudian, melalui sehelai surat yang dikirimkan dari Buitenzorg (sekarang Bogor) pada awal Agustus 1821, Kuhl dan van Hasselt menyebutkan bahwa mereka baru saja menyelesaikan pendakian dan penelitian ke puncak Pangrango. Kedua peneliti muda itu menemukan banyak jejak dan jalur lintasan badak jawa di sana; bahkan mereka menggunakannya untuk memudahkan menembus hutan menuju puncak G. Pangrango. Delapan belas tahun kemudian Junghuhn mendaki ke puncak Pangrango pada bulan Maret 1839, dan juga ke puncak Gede dan wilayah sekitarnya pada bulan-bulan berikutnya, untuk mempelajari topografi, geologi, meteorologi, serta botani tetumbuhan di daerah ini.[3] Sejak masa itu, tidak lagi terhitung banyaknya peneliti yang telah mengunjungi kawasan ini hingga sekarang, baik yang tinggal lama maupun yang sekadar singgah dalam kunjungan singkat.

Banyaknya peneliti yang berkunjung ke tempat ini tak bisa dilepaskan dari kekayaan dan keindahan alam di Gunung Gede-Pangrango, dan awalnya juga oleh keberadaan Kebun Raya Cibodas; yang semula—ketika dibangun pada 1830 oleh Teijsman—sebetulnya dimaksudkan sebagai kebun aklimatisasi bagi tanaman-tanaman yang potensial untuk dikembangkan dalam perkebunan. Kebun percobaan, yang kemudian dikembangkan menjadi kebun raya (lk. 1870), ini menyediakan tempat menginap yang cukup baik, sarana penelitian, serta catatan-catatan dan informasi dasar yang terus bertumbuh mengenai keadaan lingkungan dan hutan di sekitarnya. Pada tahun 1889, atas usulan Treub, sebidang hutan pegunungan seluas 240 hektare di atas kebun raya tersebut hingga ke wilayah sekitar Air Panas ditetapkan sebagai cagar alam oleh Pemerintah Hindia Belanda.[4] Inilah cagar alam dan kawasan konservasi ragam hayati yang pertama didirikan di Indonesia.[5] Belakangan, pada 1926, cagar alam ini diperluas hingga mencakup puncak-puncak gunung Gede dan Pangrango, dengan luas total 1.200 ha.[4]

Bersama dengan meningkatnya kesadaran mengenai pentingnya lingkungan hidup, pada tahun 1979 Pemerintah Indonesia melalui keputusan Menteri Pertanian menunjuk kawasan hutan Gunung Gede Pangrango seluas 14.000 ha, yang melingkup kedua puncak gunung beserta tutupan hutan di lereng-lerengnya, sebagai kawasan Suaka Alam/Cagar Alam (CA). Kemudian pada 6 Maret 1980 cagar alam ini digabungkan dengan beberapa suaka alam yang berdekatan dan ditingkatkan statusnya menjadi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango —satu dari lima taman nasional yang pertama di Indonesia, dengan luas keseluruhan 15.196 ha.[6]:51

Pada tahun 2003, melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan nomor 174/Kpts-II/2003 tanggal 10 Juni 2003 tentang Penunjukan dan Perubahan Fungsi Kawasan Cagar Alam, Taman Wisata Alam, Hutan Produksi Tetap dan Hutan Produksi terbatas pada Kelompok Hutan Gunung Gede Pangrango, kawasan TN Gunung Gede Pangrango diperluas dengan area kawasan hutan yang berdekatan —yang semula di bawah pengelolaan Perum Perhutani Unit III Jawa Barat— menjadi ± 21.975 ha. Setelah melalui proses yang panjang dan pengukuran ulang tata batas kawasan, pada 2009 dilakukan serah terima pengelolaan kawasan hutan dari Perum Perhutani III Jawa Barat dan Banten kepada Balai Besar TNGGP, dengan total area yang dialihkan pengelolaannya seluas 7.655,03 ha, sehingga total luasan TNGGP lalu menjadi 22.851,03 ha. Kemudian melalui Surat Keputusan Menhut RI No SK.3683/Menhut-VII/KUH/2014 tanggal 08 Mei 2014, kawasan hutan TNGGP diperluas, ditetapkan dan dikukuhkan menjadi seluas 24.270,80 ha.[6]:51-2

Letak dan keadaan fisik

Gede-Pangrango dilihat dari Sindanglaya, lk. tahun 1928
Peta topografi puncak Gede (kanan) dan Pangrango (kiri atas, keliru diberi nama Mandala Wangi) menurut Junghuhn, 1855
Kawah Gede, seperti dilukis oleh Junghuhn, 1856
Daun jamuju Dacrycarpus imbricatus
Bunga cantigi gunung Vaccinium varingifolium
Bunga edelweis jawa Anaphalis javanica
Flora kawah Gede: paku Selliguea feei (depan kanan, daun lebar) dan edelweis jawa (belakang kiri, keputih-putihan)

Secara administratif, kawasan TNGGP berada di wilayah 3 kabupaten yakni Kabupaten Bogor, Cianjur dan Sukabumi, Provinsi Jawa Barat.

Topografi dan vulkanologi

Sebagaimana namanya, taman nasional ini memiliki dua puncak kembar, yakni puncak Gede (2.958 m dpl) dan puncak Pangrango (3.019 m dpl). Kedua puncak itu dihubungkan oleh gigir gunung serupa sadel pada ketinggian lk 2.400 m dpl, yang dikenal sebagai daerah Kandang Badak. Gunung Pangrango yang lebih tinggi, memiliki kerucut puncak yang relatif mulus, tipikal gunung yang masih relatif muda usianya. Gunung Gede lebih rendah, namun lebih aktif, dengan empat kawah yang masih aktif yaitu Kawah Ratu, Kawah Wadon, Kawah Lanang, dan Kawah Baru.[2]

Titik puncak Gunung Gede terletak di atas tebing atau gigir kawah yang baru, namun gigir ini tak lagi utuh karena telah dihancurkan oleh letusan volkanik yang terjadi berulang kali. Gigir yang lebih tua adalah punggung gunung yang dikenal sebagai Gunung Gumuruh (2.929 m dpl); kawah-kawah dan puncak Gunung Gede yang sekarang terletak pada bekas kawah Gunung Gumuruh lama yang telah punah. Di antara gigir Gunung Gede dan gigir Gunung Gumuruh itulah terletak lembah dataran tinggi bernama Alun-alun Suryakancana (2.750 m dpl), yang penuh tertutupi oleh rumpun edelweis jawa yang cantik.[2]

Sebelah utara Taman Nasional Gunung Gede Pangrango terdapat Pegunungan Jonggol yang dipisahkan oleh Lembah Hulu Ci Liwung. Pegunungan Jonggol menjadi hulu dari beberapa aliran sungai, yaitu Sungai Ciliwung, Sungai Cileungsi, Sungai Cibeet, Sungai Cipamingkis, Sungai Cikeas, Sungai Sunter, Sungai Citeureup, Sungai Ciesek, Sungai Cihoe, dan Sungai Cijurey/Ciomas.

Iklim

Ada dua iklim yaitu musim kemarau dari bulan Juni sampai Oktober dan musim penghujan dari bulan Nopember ke April.

Selama bulan Januari sampai Februari, hujan turun disertai angin yang kencang dan terjadi cukup sering, sehingga berbahaya untuk pendakian. Hujan juga turun ketika musim kemarau, menyebabkan kawasan TNGP memiliki curah hujan rata-rata pertahun 4.000 mm. Rata-rata suhu di Cibodas 23 °C.

Keanekaragaman hayati

Sebagaimana telah disebutkan, terutama adalah kekayaan ragam hayati flora pegunungan yang pada mulanya telah menarik banyak ahli dan peneliti mengunjungi kawasan Gede-Pangrango. Thunberg bahkan telah membuat kajian botani di wilayah ini pada tahun 1777.[2] Blume mendaki ke puncak Gede pada tahun 1824, melalui untuk pertama kalinya jalur yang kini dikenal sebagai Jalur Cibodas, dan singgah di Cibeureum.[3] Wallace kemudian mengikuti jalur ini, ketika ia mengunjungi wilayah ini di musim penghujan 1861 untuk mengoleksi burung dan serangga, meskipun tanpa hasil yang cukup memuaskan[7]

Tutupan vegetasi

Secara tradisional, pada garis besarnya para ahli membedakan tipe hutan primer yang ada di pegunungan ini atas dua jenis, yakni tipe hutan tinggi (high forest) dan tipe hutan elfin atau hutan lumut.[8] Hutan tinggi di pegunungan ini lebih lanjut dibedakan atas hutan pegunungan bawah dan hutan pegunungan atas. Sedangkan hutan elfin dinamai pula sebagai hutan alpinoid atau vegetasi sub-alpin.

a. Hutan pegunungan bawah
Hutan pegunungan bawah atau hutan submontana di Gede-Pangrango berada pada kisaran ketinggian 1.000 hingga 1.500 m dpl. Hutan ini dapat segera dikenali oleh sebab kekayaannya akan jenis-jenis pohon, dengan atap tajuk (kanopi) setinggi 30-40 m, dan 4-5 lapisan tajuk vegetasi.[2] Dari segi floristiknya, Junghuhn dan Miquel menamai zona hutan ini sebagai zona Fago-Lauraceous, karena didominasi oleh jenis-jenis Fagaceae, misalnya pasang (Lithocarpus, Quercus) dan saninten (Castanopsis), serta jenis-jenis Lauraceae seperti aneka macam medang (Litsea spp.); diikuti dengan jenis-jenis lain, bahkan hingga sebanyak 78 spesies pohon dalam satu hektare. Di atas kanopi rata-rata, acap mencuat pohon-pohon tertinggi yang dikenal sebagai sembulan (emergent trees), dari jenis-jenis Altingia (rasamala), Dacrycarpus (jamuju), dan Podocarpus (ki putri).[8]
b. Hutan pegunungan atas
Hutan pegunungan atas atau hutan montana di Gede-Pangrango sering memiliki garis batas yang tajam, mudah terbedakan dari hutan pegunungan bawah dengan melihat kanopi yang relatif seragam, lk. setinggi 20 m, jarang terlihat adanya sembulan atau pohon pencuat, daun-daunnya cenderung berukuran kecil, tumbuhan bawahnya pun tidak setebal atau setinggi di hutan pegunungan bawah; banyak berkabut, hutan ini memberikan kesan lebih terbuka dan sunyi. Jarang pula dijumpai adanya tumbuhan pemanjat (liana). Hutan pegunungan antara Cibeureum (1.750 m dpl) dengan Kandang Badak (2.400 m dpl) didominasi oleh jamuju (Dacrycarpus imbricatus).[2]
c. Vegetasi subalpin
Di sebelah atas Kandang Badak, fisiognomi hutannya kembali berubah. Tajuknya pendek-pendek, hanya mencapai beberapa meter saja; batang pohon tuanya berbonggol-bonggol dan berkelak-kelok, bahkan memuntir. Tutupannya begitu renggang dengan tajuk yang hanya satu lapis, sehingga pada hari cerah cahaya mentari leluasa menerangi lantai hutan. Akan tetapi cuaca di sini mudah berubah tiba-tiba dengan datangnya kabut, suhu udara pun dapat mendadak turun hingga ke tingkat yang membekukan. Dengan jarangnya hujan turun, walaupun berkabut, pada musim kemarau hutan ini acap mengalami kekeringan atau kekurangan air. Lapisan tanahnya tipis dan banyak berbatu-batu; di tempat-tempat yang lapisan tanahnya relatif dalam, pohon-pohon tumbuh lebih besar, menunjukkan bahwa mengerdilnya pohon-pohon di zona ini lebih disebabkan oleh ketersediaan tanahnya. Jenis yang dominan adalah cantigi gunung (Vaccinium varingifolium).[2]
Di lembah di antara gigir puncak Gede dengan G. Gumuruh, terdapat padang rumput subalpin yang dinamai Alun-alun Suryakancana. Tanahnya yang poreus dilapisi oleh semacam tanah gambut tipis, akumulasi dari bagian-bagian tumbuhan yang mati berpuluh-puluh tahun. Di sini tumbuh beberapa jenis rumput, paku-pakuan, sejenis melanding gunung (Paraserianthes lophanta), serta edelweis jawa (Anaphalis javanica) yang terkenal.[2]

Flora

Celepuk raja Otus brooki di G. Gede
Luntur gunung Harpactes reinwardtii
Meninting kecil Enicurus velatus
Sikatan ninon Eumyias indigo
Anis hutan Zoothera andromedae
Burung-madu gunung Aethopyga eximia jantan

Taman nasional ini terutama dikenal karena kekayaan flora hutan pegunungan yang dimilikinya. Sebagai gambaran, di seluruh wilayah CA Cibodas-Gede (kini bagian dari Taman Nasional), pada ketinggian 1.500 m dpl hingga ke puncak Gede dan Pangrango, tercatat tidak kurang dari 870 spesies tumbuhan berbunga dan 150 spesies paku-pakuan.[8] Jenis-jenis anggrek tercatat hingga 200 spesies di seluruh Taman Nasional.[2]

Van Steenis selanjutnya juga mencatat, dari 68 spesies tumbuhan pegunungan yang langka dan hanya diketahui keberadaannya di satu gunung saja di Jawa, 9 jenis di antaranya tercatat hanya dari Gunung Gede, dan 6 dari 9 jenis itu endemik Jawa.[9]

Jenis edelweis jawa (Anaphalis javanica) yang tumbuh melimpah di Alun-alun Suryakancana sangat populer di kalangan pendaki gunung dan pecinta alam, sehingga dijadikan maskot taman nasional ini. Akan tetapi yang endemik Jawa dan agak jarang dijumpai sebetulnya adalah kerabat dekatnya, Anaphalis maxima;[10] di TNGGP hanya didapati di G. Pangrango dekat Kandang Badak.[9] Beberapa jenis endemik lain yang didapati di kawasan ini, di antaranya, sejenis uwi Dioscorea madiunensis; sejenis jernang Daemonorops rubra; pinang hijau Pinanga javana; sejenis kapulaga Amomum pseudofoetens; dan masih banyak lagi.[10]

Fauna

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango memiliki kekayaan jenis hewan yang cukup tinggi, terutama di zona hutan pegunungan bawah. Beberapa jenisnya yang terhitung langka, endemik atau terancam kepunahan, di antaranya, adalah owa jawa (Hylobates moloch), lutung surili (Presbytis comata), anjing ajag (Cuon alpinus), macan tutul (Panthera pardus), biul slentek Melogale orientalis, sejenis celurut gunung Crocidura orientalis, kelelawar Glischropus javanus dan Otomops formosus, sejenis bajing terbang Hylopetes bartelsi, dua jenis tikus Kadarsanomys sodyi dan Pithecheir melanurus.[11] Beberapa jenis burung seperti elang jawa (Spizaetus bartelsi), serak bukit Phodilus badius, celepuk jawa Otus angelinae, cabak gunung Caprimulgus pulchellus, walet gunung Collocalia vulcanorum, pelatuk kundang Reinwardtipicus validus, ciung-mungkal jawa Cochoa azurea, anis hutan Zoothera andromedae, dan beberapa spesies lain.[12] Sejenis ular pegunungan Pseudoxenodon inornatus yang jarang kemungkinan juga terdapat di sini;[11] juga beberapa jenis amfibia langka seperti katak merah (Leptophryne borbonica), dan sejenis sesilia Ichthyophis hypocyaneus.[13]

Hewan-hewan lain yang acap dijumpai, di antaranya monyet kra (Macaca fascicularis), lutung budeng (Trachypithecus auratus), teledu sigung (Mydaus javanensis), tupai akar (Tupaia glis), tupai kekes (T. javanica), tikus babi (Hylomys suillus), jelarang hitam (Ratufa bicolor), bajing-tanah bergaris-tiga (Lariscus insignis), pelanduk jawa (Tragulus javanicus) dan lain-lain.[2] Seluruhnya, lebih dari 100 jenis mamalia serta lk. 250 jenis burung.

Pengelolaan kawasan

Jalan masuk ke kawasan taman nasional yang diswastanisasi.

Pengelolaan kawasan TNGGP berada di bawah Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Tanggung jawab pengelolaan ini berada di tangan Balai Besar TNGGP yang dipimpin oleh seorang kepala balai. Kantor Balai Besar TNGGP berada di Cibodas, dan dalam pengelolaan operasionalnya dibagi menjadi 3 (tiga) Bidang Pengelolaan Taman Nasional (BPTN), yaitu Bidang PTN Wilayah I Cianjur, Bidang PTN Wilayah II Sukabumi, dan Bidang PTN Wilayah III Bogor. Selanjutnya ketiga Bidang PTN dibagi menjadi 6 Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN), dan dibagi lagi menjadi 15 Resort Pengelolaan Taman Nasional (RPTN) dengan tugas dan fungsi melindungi dan mengamankan seluruh kawasan TNGP dalam mewujudkan pelestarian sumberdaya alam menuju pemanfaatan hutan yang berkelanjutan.[14]

Kerjasama dan kolaborasi

Beberapa program kerjasama TN GGP dengan mitra-mitranya, di antaranya:

Catatan kaki

  1. ^ Bumi Sangkala: Naskah - Bujangga Manik: Prabu Jaya Pakuan (1). Diakses 24/10/2014.
  2. ^ a b c d e f g h i j k Harris, K.M. 1996. Mt. Gede Pangrango National Park Information book series v. 2, 106 pp. Cianjur: Mt. Gede Pangrango NP
  3. ^ a b c Docters van Leeuwen, W.M. 1933. Biology of plants and animals occuring in the higher parts of Mount Pangrango-Gedeh in West Java. Verhandelingen der Koninklijke Akademie van Wetenschappen te Amsterdam. Afd. Natuurkunde (Tweede sectie), deel XXXI(4): 1-22 (Ch. 1). Amsterdam: Uitgave van de NV. Noord-Hollandsche Uitgevers-Maatschappij.
  4. ^ a b Steenis, CGGJ van. 2006. Flora Pegunungan Jawa: 2-8. Bogor: Puslitbang Biologi LIPI.
  5. ^ Whitten, T., R.E. Soeriaatmadja, & S.A. Afiff. 1999. Ekologi Jawa dan Bali: 789. Jakarta: Prenhallindo.
  6. ^ a b BB TNGGP. 2017. Laporan Statistik Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (BBTNGGP) Tahun 2016 Diarsipkan 2018-07-04 di Wayback Machine.. Cibodas:BB TNGGP (tidak diterbitkan)
  7. ^ Wallace. 1869. The Malay Archipelago: 88-93 (1987 edition). Singapore: Graham Brash (Pte) Ltd.
  8. ^ a b c Steenis, CGGJ van. 2006. loc. cit.: 47-61.
  9. ^ a b Steenis, CGGJ van. 2006. loc. cit.: 77-8.
  10. ^ a b Whitten et al. 1999. loc. cit.: 147-94.
  11. ^ a b Whitten et al. 1999. loc. cit.: 195-308.
  12. ^ MacKinnon, J., K. Phillipps, dan B. van Balen. 2000. Burung-burung di Sumatra, Jawa, Bali dan Kalimantan: 439-40 (seri panduan lapangan LIPI). Bogor: LIPI dan BirdLife IP. ISBN 979-579-013-7
  13. ^ Kusrini, M.D. 2013. Panduan bergambar identifikasi amfibi Jawa Barat. Bogor: Fakultas Kehutanan IPB dan Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Kementerian Kehutanan RI. 128 hlm.
  14. ^ Balai Besar TN Gunung Gede Pangrango: Tentang TNGGP Diarsipkan 2014-10-30 di Wayback Machine.

Bacaan terkait

Pranala luar

Read other articles:

Asparagaceae Asparagus officinalis Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Plantae (tanpa takson): Angiospermae (tanpa takson): Monokotil Ordo: Asparagales Famili: AsparagaceaeJuss. (1789) Genus Lihat teks Suku asparagus-asparagusan atau Asparagaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga. Menurut Sistem klasifikasi APG II suku ini dimasukkan ke dalam bangsa Asparagales, klad Monokotil. Pengertian suku ini dapat dilihat dari arti luas (sensu lato) maupun arti sempit (sensu stricto) yang keduanya …

2010 studio album by Lostboy! AKA Jim KerrLostboy! AKA Jim KerrStudio album by Lostboy! AKA Jim KerrReleased17 May 2010RecordedSeptember–December 2009 (most of the writing and initial recording)[1] January 2010 (backing vocals and percussion)[1] February 2010 (final mix)[1]GenreRockLength47:38 (60:17 with bonus tracks)LabelEarmusicProducerJez Coad Lostboy! AKA Jim Kerr is the first solo album by Simple Minds front-man Jim Kerr, released on 17 May 2010.[2]…

Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. Mohon bantu kami mengembangkan artikel ini dengan cara menambahkan rujukan ke sumber tepercaya. Pernyataan tak bersumber bisa saja dipertentangkan dan dihapus.Cari sumber: Universitas Islam Indonesia – berita · surat kabar · buku · cendekiawan · JSTOR Universitas Islam IndonesiaLambang Universitas Islam IndonesiaNama lainUIINama sebelumnyaSekolah Tinggi Islam (STI)JenisPerguruan T…

Serie D 2021-2022 Competizione Serie D Sport Calcio Edizione 74ª Organizzatore Lega Nazionale DilettantiDipartimento Interregionale Date dal 19 settembre 2021al 25 maggio 2022 Luogo  Italia Partecipanti 171[1] Formula 9 gironi con play-off Sito web http://seried.lnd.it/it/serie-d Risultati Vincitore Recanatese(1º titolo) Altre promozioni NovaraSangiuliano CityArzignano ValchiampoRiminiSan Donato TavarnelleGiuglianoAudace CerignolaGelbison Retrocessioni RG Ticino, Imperia;L…

Untuk kegunaan lain, lihat Joystick. Gamepad untuk PlayStation 3 yang dikenal dengan nama DualShock 3. Gamepad untuk Xbox 360. Gamepad atau alas kendali (dikenal juga joypad atau control pad) adalah jenis stik kendali yang mengutamakan penggunaan jari, khususnya ibu jari, untuk menjalankannya. Gamepad umumnya memiliki tombol tindak di sebelah kanan dan pengendali arah di sebelah kiri. Awalnya pengendali arah terbatas pada empat arah seperti pada D-Pad, tetapi alas kendali modern umumnya memiliki…

English, Scottish, Irish and Great Britain legislationActs of parliaments of states preceding the United Kingdom Of the Kingdom of EnglandRoyal statutes, etc. issued beforethe development of Parliament 1225–1267 1275–1307 1308–1325 Temp. incert. 1327–1411 1413–1460 1461 1463 1464 1467 1468 1472 1474 1477 1482 1483 1485–1503 1509–1535 1536 1539–1540 1541 1542 1543 1545 1546 1547 1548 1549      1551      1553 1554 1555 ̳…

حكومة حازم الببلاويمعلومات عامةالبلد جمهورية مصر العربيةالاختصاص مصر نظام الحكم مجلس الوزراء العشرون بعد المئةرئيس الجمهورية عدلي منصور (مؤقت)رئيس مجلس الوزراء حازم الببلاويالتكوين 16 يوليو 2013 النهاية 1 مارس 2014 المدة 7 أشهرٍ و13 يومًاالشعارحكومة هشام قنديلحكومة إبراهيم محل…

Fortified manor house in Auvergne, France Le Château in August 2011 The Château de Chavaniac aka Chateau Lafayette[1][2][3] is a fortified manor house of eighteen rooms furnished in the Louis XIII style located in Chavaniac-Lafayette, Haute-Loire, in Auvergne province, France. Flanked by two towers of black stone, it was built in the 14th century and was the birthplace of General Lafayette in 1757. In 1916, a group of wealthy philanthropists led by Scottish-born America…

This article relies largely or entirely on a single source. Relevant discussion may be found on the talk page. Please help improve this article by introducing citations to additional sources.Find sources: CONCACAF Women's U-20 Championship – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (March 2023) Football tournamentCONCACAF Women's U-20 ChampionshipOrganizing bodyCONCACAFFounded2002; 22 years ago (2002)RegionNorth America, Central Ameri…

American politician (1853–1921) Senator Knox redirects here. For other uses, see Senator Knox (disambiguation). Philander KnoxUnited States Senatorfrom PennsylvaniaIn officeMarch 4, 1917 – October 12, 1921Preceded byGeorge T. OliverSucceeded byWilliam E. CrowIn officeJune 10, 1904 – March 4, 1909Preceded byMatthew QuaySucceeded byGeorge T. Oliver40th United States Secretary of StateIn officeMarch 6, 1909 – March 5, 1913PresidentWilliam Howard TaftPreceded byRob…

Brandywine School DistrictLocation1311 Brandywine Boulevard Wilmington, DE 19809 United StatesDistrict informationGradesPreK-12SuperintendentLincoln HohlerSchools16NCES District ID1001240Students and staffStudents10,500Teachers919Staff622Other informationWebsitebrandywineschools.org Brandywine School District (abbreviated BSD) is a public school district in northern New Castle County, Delaware in the United States. It serves Arden, Ardencroft, Ardentown, Bellefonte, Claymont, Edgemoor,[1]…

كأس بلغاريا 1952 تفاصيل الموسم كأس بلغاريا  النسخة 12  البلد بلغاريا  المنظم اتحاد بلغاريا لكرة القدم  البطل سلافيا صوفيا  كأس بلغاريا 1951  كأس بلغاريا 1953  تعديل مصدري - تعديل   كأس بلغاريا 1952 (بالبلغارية: Купа на Съветската армия 1952)‏ هو موسم من كأس بلغاريا. أش…

Series of two uncrewed Soviet spacecraft Mars 1M spacecraft Mars 1M was a series of two uncrewed spacecraft which were used in the first Soviet missions to explore Mars.[1] They were the earliest missions of the Mars program. The Western media dubbed the spacecraft Marsnik, a portmanteau of Mars and Sputnik. Spacecraft Mars 1M No.1, known in the West as Marsnik 1, Mars 1960A and Korabl 4, was destroyed in a launch failure on October 10, 1960. In 1962, NASA Administrator James E. Webb inf…

Halaman ini berisi artikel tentang senyawa organik. Untuk kegunaan lain, lihat Urea (disambiguasi). Urea Nama Pelafalan urea /jʊəˈriːə/, carbamide /ˈkɑːrbəmaɪd/ Nama IUPAC (preferensi) Urea[1] Nama IUPAC (sistematis) Carbonyl diamide[1] Nama lain CarbamideCarbonic diamideCarbonyldiamineDiaminomethanalDiaminomethanone Penanda Nomor CAS 57-13-6 Y Model 3D (JSmol) Gambar interaktif 3DMet {{{3DMet}}} Referensi Beilstein 635724 ChEBI CHEBI:16199 Y ChEMBL ChEMBL985&…

Studio album by George Michael Listen Without Prejudice Vol. 1Studio album by George MichaelReleased3 September 1990RecordedDecember 1988 – July 1990StudioSarm WestMetropolis (London)GenrePopR&Brock[1]Length48:13Label Columbia Epic (UK) ProducerGeorge MichaelGeorge Michael chronology Faith(1987) Listen Without Prejudice Vol. 1(1990) Five Live(1993) Alternative coverListen Without Prejudice / MTV Unplugged cover Singles from Listen Without Prejudice Vol. 1 Praying for TimeReleas…

State park in Kentucky and Virginia, US Breaks Interstate ParkBreaks Canyon, May 2003Location on Kentucky/Virginia borderShow map of KentuckyBreaks Interstate Park (the United States)Show map of the United StatesLocationKentucky and Virginia, United StatesNearest cityElkhorn City, KentuckyCoordinates37°17′47″N 82°17′49″W / 37.29639°N 82.29694°W / 37.29639; -82.29694Area4,500 acres (1,800 ha)Established1954Visitors286,401[1] (in 2014)…

Chemical compound 9-Nor-9β-hydroxyhexahydrocannabinolIdentifiers IUPAC name 6,6-Dimethyl-3-pentyl-6a,7,8,9,10,10a-hexahydrobenzo[c]chromene-1,9-diol CAS Number52171-85-4 YPubChem CID6452587ChemSpider23232433UNIINA3QQQ5D4SCompTox Dashboard (EPA)DTXSID30966529 Chemical and physical dataFormulaC20H30O3Molar mass318.457 g·mol−13D model (JSmol)Interactive image SMILES CCCCCc1cc(c2c(c1)OC([C@H]3[C@H]2C[C@@H](CC3)O)(C)C)O InChI InChI=1S/C20H30O3/c1-4-5-6-7-13-10-17(22)19-15-12-14(21)8-9-1…

Barred spiral galaxy in the constellation of Pisces NGC 575SDSS imageObservation data (J2000 epoch)ConstellationPiscesRight ascension01h 30m 46.6s[1]Declination+21° 26′ 26″[1]Redshift0.010434 ± 0.000017Heliocentric radial velocity3128 ± 5 km/sDistance145 ± 10 kly (44.4 ± 3.1 kpc)h−10.73Apparent magnitude (V)12.9Apparent magnitude (B)13.6CharacteristicsTypeSB(rs)c[1]Apparent size (V)1.7 …

Heineken Cup 2008-2009 Competizione Heineken Cup Sport Rugby a 15 Edizione 14ª Organizzatore European Rugby Cup Date dal 5 ottobre 2008al 23 maggio 2009 Partecipanti 24 Formula fase a gironi + play-off Sede finale stadio di Murrayfield (Edimburgo) Risultati Vincitore  Leinster(1º titolo) Finalista  Leicester Statistiche Miglior marcatore Ben Blair (99) Record mete Brian O’Driscoll (5) Incontri disputati 79 Pubblico 1 177 064 (14 900 p…

この記事は検証可能な参考文献や出典が全く示されていないか、不十分です。出典を追加して記事の信頼性向上にご協力ください。(このテンプレートの使い方)出典検索?: コルク – ニュース · 書籍 · スカラー · CiNii · J-STAGE · NDL · dlib.jp · ジャパンサーチ · TWL(2017年4月) コルクを打ち抜いて作った瓶の栓 コルク(木栓、蘭&…

Kembali kehalaman sebelumnya