Pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden Indonesia 2004 yang diselenggarakan untuk memilih pasangan Presiden dan Wakil PresidenIndonesia untuk periode tahun 2004 hingga 2009. Pemilihan umum ini adalah yang pertama kalinya diselenggarakan di Indonesia. Pemilihan umum ini diselenggarakan selama 2 putaran pada 5 Juli dan 20 September 2004, dan dimenangkan oleh pasangan PresidenSusilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla.
Presiden petahana, Megawati Soekarnoputri menduduki jabatan presiden setelah pemakzulan pendahulunya, Abdurrahman Wahid dari posisi tersebut. Pencalonan Megawati dalam pemilihan presiden diikuti oleh empat kandidat lain termasuk wakil presiden petahana, Hamzah Haz. Pada putaran pertama, mantan menteri kabinet dan purnawirawan jenderal Susilo Bambang Yudhoyono mendapatkan hasil terbanyak, diikuti oleh Megawati. Susilo Bambang Yudhoyono kemudian mengalahkan Megawati dengan persentase suara 60.62% dari seluruh surat suara sah pada putaran kedua. Ia kemudian dilantik sebagai presiden keenam Indonesia pada 20 Oktober 2004.
Peraturan
Pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilihan umum legislatif. Untuk dapat mengusulkan, partai politik atau gabungan partai politik harus memperoleh sekurang-kurangnya 5% suara suara secara nasional atau 3% kursi Dewan Perwakilan Rakyat. Pasangan calon presiden dan wakil presiden yang mendapatkan suara lebih dari 50% dari jumlah suara dalam pemilihan umum dengan sedikitnya 20% suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari 50% jumlah provinsi di Indonesia, dilantik menjadi presiden dan wakil presiden. Apabila tidak ada pasangan calon presiden dan wakil presiden terpilih, dua pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan umum dipilih oleh rakyat secara langsung dan pasangan yang memperoleh suara rakyat terbanyak dilantik sebagai presiden dan wakil presiden.
PKB, yang dipimpin oleh Abdurrahman Wahid (Gus Dur), pimpinan organisasi Islam terbesar di Indonesia Nahdlatul Ulama (NU), telah menyatakan dukungannya untuk mendukung Megawati sebagai Presiden. Namun, semakin terlihat bahwa Megawati tidak memiliki dukungan yang cukup terhadap pencalonannya. Ditambah, ketua umum Partai Amanat Nasional (PAN), Amien Rais dan koalisi Poros Tengahnya yang berisi partai reformasi dan partai Islam, mulai mendorong pencalonan Gus Dur.[1] Gus Dur pada akhirnya memenangkan pemilihan presiden, sementara Megawati terpilih sebagai Wakil Presiden.[2] Sebagai presiden, Gus Dur mencabut banyak peraturan yang disahkan pada masa Orde Baru yang mendiskriminasi Orang Tionghoa Indonesia. Peraturan-peraturan yang dicabut diantaranya adalah larangan penggunaan Aksara Han dan gambar pajangan terkait pada kebudayaan Tiongkok. Akibat dari pencabutan peraturan-peraturan tersebut, banyak partai politik mulai mencoba meraup dukungan dari Orang Tionghoa Indonesia dengan menampilkan Aksara Han pada bahan kampanye mereka.[3]
Setelah pemakzulan Abdurrahman Wahid oleh MPR pada Juli 2001, MPR menaikkan posisi Megawati sebagai presiden. Megawati ditugaskan untuk menyelesaikan masa tugas lima tahun Gus Dur yang berakhir pada Oktober 2004.[2] Pada sidang tahunan masa 2002, MPR menambahkan beberapa amandemen pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,[4] termasuk menghapus 38 kursi khusus untuk militer di DPR, dan amandemen untuk memilih langsung Presiden dan Wakil Presiden. Proses pemilihan presiden akan melibatkan partai politik yang mencalonkan pasangan calon presiden dan wakil presiden dengan opsi terdapat putaran kedua.[5]
Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan daftar final para pasangan calon pada 13 Mei. Setelah pengumuman tersebut, seluruh kandidat diwajibkan untuk menjalani pemeriksaan medis. Pada 22 Mei, KPU mengumumkan bahwa pasangan calon dari PKB, mantan Presiden Abdurrahman Wahid dan Marwah Daud Ibrahim dinyatakan tidak lolos dari pemeriksaan medis dikarenakan Abdurrahman Wahid gagal pada pemeriksaan mata.[8] Awalnya Ia meminta pendukungnya untuk tidak memilih pada hari pemilihan presiden namun memutuskan untuk meralat pernyataan tersebut setelah adanya desakan dari partai.[9][10]
Golkar sebelumnya telah memenangkan pemilihan legislatif setelah kalah dari PDI-P lima tahun sebelumnya. Golkar mencalonkan Jenderal purnawirawan Wiranto dan Salahuddin Wahid, anggota MPR dan wakil ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Pasangan calon tersebut mendapatkan nomor urut 1 pada surat suara.[11]
Wiranto merupakan Ajudan mantan Presiden Soeharto di tahun 1989-1993. Pada masa tersebut, Wiranto secara cepat naik pangkat hingga mendapatkan pangkat Jenderal dan kemudian menjadi Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).[12] Ketika kerusuhan terjadi di seluruh penjuru negeri di tahun 1998 terhadap kepemimpinan Soeharto, Wiranto menolak untuk mengambil alih kendali untuk menghindari kematian dari para pelajar perguruan tinggi yang sedang berdemonstrasi. Di tahun 1999m selagi Timor Timur mengadakan referendum secara independen, Wiranto dituduh terlibat dalam kekerasan antar warga Timor Timur bersama para perwira lainnya; namun, Interpol tidak pernah mengeluarkan surat penangkapan terhadap Wiranto.[13] Di bawah Presiden Abdurrahman Wahid, Wiranto menjabat sebagai Menteri Koordinator bidang Politik dan Keamanan namun kemudian diberhentikan. Pada 20 April 2004, Konvensi Golkar memilih untuk mencalonkan Wiranto dibandingkan Ketua DPR Akbar Tanjung dalam pemungutan suara putaran kedua.[12]
Pada 9 Mei, Golkar memilih Salahuddin Wahid (yang juga dikenal sebagai Gus Sholah) sebagai calon wakil presiden setelah didukung oleh kakaknya, Abdurrahman.[14] Dikarenakan Salahuddin juga menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pimpinan Pusat Nahdlatul Ulama (NU), banyak anggita NU mengkritisi pencalonan Salahuddin yang tidak sesuai dengan khittah NU, yang memastikan status NU sebagai organisasi non politik.[15] Dengan pencalonan tersebut, pimpinan PKB secara resmi mendukung pasangan Wiranto-Salahuddin pada pemilihan presiden.[12]
Posisi Salahuddin dalam Komite Nasional Hak Asasi Manusia juga membantu reputasi Wiranto. Namun, karena kedua calon berlatar belakang Jawa, mereka tidak diharapkan dapat menarik banyak pemilih yang bukan orang Jawa.[12]
Presiden petahana Megawati Soekarnoputri merupakan kandidat terkuat PDI-P. Megawati dipasangkan dengan calon wakil presiden Hasyim Muzadi, ketua umum organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU). Pasangan calon tersebut mendapatkan nomor urut 2 pada surat suara.[11]
Menurut laporan yang dirilis oleh National Democratic Institute for International Affairs, Megawati memiliki "beban unik karena menjadi satu-satunya kandidat dalam pemilu yang bertanggung jawab atas situasi saat ini yang tidak disukai oleh sebagian besar pemilih" walaupun beberapa calon lain juga merupakan bagian dari pemerintahan tersebut.[16] Namun, ketidakpuasan masyarakat terhadap kepresidenannya terutama disebabkan oleh kegagalan pemerintah mengkomunikasikan pencapaian Megawati dibandingkan dengan keadaan negaran itu sendiri.[17] PDI-P berada di posisi kedua perolehan suara terbanyak pada pemilihan legislatif dengan 18.5% suara, berkurang setengah dari 33.7% yang PDI-P raih di tahun 1999.[18]
Hasyim Muzadi sebelumnya telah disebut sebagai kandidat pasangan bagi Megawati sejak November 2003.[19] Pencalonan Hasyim secara resmi diumumkan oleh Megawati pada 6 Mei.[20] Sebagai Ketua Dewan Pimpinan Pusat Nahdlalut Ulama, Hasyim juga dikritisi oleh banyak anggota NU karena tidak patuh terhadap khittah organisasi dan prinsip netralitas NU dalam politik.[15] Cendekiawan Muslim Nurcholish Madjid mendesak Hasyim untuk mundur dari posisi ketua umum setelah pengumuman pencalonannya.[21]
Kedua kandidat memiliki latar belakang Jawa yang tidak diharapkan dapat menarik banyak pemilih yang bukan orang Jawa.[12] Namun, status pasangan calon sebagai warga biasa menarik dukungan dari masyarakat yang tidak mendukung calon dengan latar belakang militer, dan keduanya diperkirakan dapat menarik suara dari pemilih sekuler dan religius.[22]
PAN mencalonkan Amien Rais, ketua MPR, sebagai calon presiden mereka. Amien Rais didampingi oleh Siswono Yudo Husodo. Pasangan calon tersebut mendapatkan nomor urut 3 pada surat suara.[11]
Amien Rais sebelumnya pernah menjabat sebagai ketua Muhammadiyah. Tetapi, walaupun dengan latar belakang pernah memimpin organisasi Islam terbesar kedua di Indonesia, PAN yang didirikan oleh Amien Rais setelah pengunduran diri Presiden Soeharto sebagai sebuah partai politik bukan berasaskan keagamaan. Amien Rais kemudian menjadi figur berpengaruh pada awal masa reformasi dan pada akhirnya terpilih untuk memimpin MPR.[23] Diantara para pemilih, Amien Rais dipandang sebagai kandidat yang tidak memiliki hubungan dengan korupsi yang menjadi wabah di dalam pemerintahan Indonesia. Para pemilih juga menganggap Amien Rais sebagai seseorang yang ambisius dan dikenal sebagai seorang orator.[16] Partai PAN pimpinan Amien Rais menerima 6.4% suara pada pemilihan umum legislatif.[18]
Di sisi lain, Siswono Yudo Husodo merupakan figur baru dalam dunia politik. Ia menjabat sebagai ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) dan beberapa posisi menteri pada akhir masa kepresidenan Soeharto.[22] Siswono merupakan kandidat dengan kekayaan terbanyak di antara kandidat calon presiden dan wakil presiden menurut laporan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).[24]
Seperti Megawati dan Hasyim, Amien dan Siswono tidak diharapkan dapat menarik banyak pemilih yang bukan orang Jawa. Kedua pasangan calon tersebut juga didukung oleh PKS, partai ketujuh yang berhak untuk mencalonkan pasangan calon presiden dan wakil presiden namun tidak mencalonkan, bersama dengan partai politik kecil lainnya.[22]
Susilo Bambang Yudhoyono menjabat sebagai menteri pada dua kabinet pemerintahan terakhir. Ketika menjabat sebagai Menteri Politik dan Keamanan di bawah Abdurrahman Wahid, ia menolak perintah untuk mendeklarasikan keadaan darurat yang seharusnya dapat menghentikan proses legislatif untuk memakzulkan Presiden dan berakhir pada pemecatannya.[26] Yudhoyono kemudian dicalonkan sebagai wakil presiden setelah MPR menunjuk Megawati sebagai pengganti Abdurrahman Wahid, namun ia kalah suara dari ketua PPP Hamzah Haz dan Ketua DPR Akbar Tanjung.[27] Ia kembali menduduki posisi sebelumnya di kabinet pada masa pemerintahan Megawati namun mengundurkan diri pada 1 Maret 2004 untuk mencalonkan diri pada pemilihan umum sebagai calon presiden.[22] Partai Demokrat yang didirikan sebagai kendaraan bagi karir politik Yudhoyono oleh tokoh-tokoh nasionalis sekuler yang melihat potensi pada kepemimpinannya,[27] menerima 7.45% suara dan 10% kursi DPR pada pemilihan umum legislatif di bulan April.[18]
Yudhoyono berpasangan dengan Jusuf Kalla, seorang pebisnis Bugis dan anggota partai Golkar yang menjabat sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat di bawah kepemimpinan Megawati.[28] Ia berhasil melakukan mediasi resolusi damai terhadap konflik antar umat beragama antara umat Kristen dan Muslim di Sulawesi di tahun 2001 dan Maluku di tahun 2002.[29][30] Kalla bergabung pada tahapan seleksi kandidat calon presiden dari partai Golkar pada Agustus 2002 namun menarik pencalonannya beberapa hari sebelum konvensi partai di bulan April.[31][32] Beberapa hari kemudian, ia mundur dari posisi menteri di kabinet dan mengumumkan koalisi dengan Yudhoyono.[28] Kalla sempat berpotensi sebagai kandidat calon wakil presiden mendampingi Megawati.[33]
Kombinasi dari dua calon dengan latar belakang yang berbeda menambah ketetarikan dari pasangan calon tersebut. Yudhoyono, yang dibesarkan di daerah padat penduduk di Jawa, dilihat sebagai tokoh sekuler dan memiliki latar belakang militer. Di sisi lain, Kalla merupakan seorang muslim yang taat yang dibesarkan di daerah pinggir provinsi Sulawesi Selatan dan berlatar belakang sipil.[28]
Wakil Presiden Petahana Hamzah Haz dicalonkan sebagai presiden oleh Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Ia ditemani oleh Menteri Perhubungan Agum Gumelar sebagai calon wakil presiden. Pasangan calon tersebut mendapatkan nomor urut 5 pada surat suara.[11]
Hamzah Haz terpilih sebagai wakil presiden oleh MPR setelah mengalahkan Ketua DPR Akbar Tanjung ketika MPR memakzulkan Presiden Abdurrahman Wahid dari jabatannya di tahun 2001. Walaupun BBC melaporkan bahwa Hamzah Haz pernah menyatakan bahwa "tidak ada perempuan yang cocok untuk memimpin negara dengan Muslim terbanyak", ia menjabat sebagai wakil dari presiden perempuan Indonesia pertama. Haz menjabat di kabinet Presiden B. J. Habibie dan menjadi menteri pertama yang mengundurkan diri pada masa pemerintahan Abdurrahman Wahid. Hamzah Haz diduga melakukan gratifikasi dan nepotisme namun tidak pernah dilakukan investigasi terhadap tuduhan tersebut.[34] Sebagai Wakil Presiden, Haz menjadi pendukung amandemen Konstitusi yang akan memberlakukan Syariat Islam untuk seluruh Muslim di Indonesia. Namun, partai politik lain dan organisasi Islam Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah menolak amandemen tersebut dikarenakan kekhawatiran akan semakin maraknya bentuk Islam ekstrem.[35]
Seorang tokoh yang relatif tidak dikenal di kancah politik, Agum Gumelar menjabat sebagai Menteri Perhubungan di bawah Abdurrahman Wahid dan Megawati.[28] Pada September 2003, Agum merekomendasikan Susilo Bambang Yudhoyono atau Jusuf Kalla sebagai pasangan Megawati dalam pemilihan presiden setelah memprediksi bahwa PDI-P akan kehilangan sejumlah suara dalam pemilihan legislatif di bulan April. Namun, kedua kandidat tersebut pada akhirnya mencalonkan diri dengan berpasangan satu sama lain, dan Agum menolak tawaran calon wakil presiden dari Amien Rais agar Agum dapat bertahan di kabinet. Ia pada akhirnya menerima tawaran dari pimpinan PPP untuk berpasangan dengan Haz dan mundur dari pemerintahan Megawati.[36]
Kedua kandidat berasal dari luar Jawa; oleh karena itu, mereka berkemungkinan menarik suara dari daerah pemilihan di luar Jawa.[28]
1 Juni 2004: Seluruh calon menanda tangani komitmen kesiapan untuk menerima kemenangan atau kekalahan dan untuk menjalankan kampanye secara adil.[37] Masa kampanye dimulai.[38]
1 Juli 2004: Masa kampanye berakhir.
5 Juli 2004: Pemilihan putaran pertama.
20 September 2004: Pemilihan putaran kedua.
4 Oktober 2004: Pengumuman hasil resmi putaran kedua.[39]
20 Oktober 2004: Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih.
Hasil
Putaran pertama
Mantan menteri keamanan Susilo Bambang Yudhoyono memenangkan putaran pertama dengan suara 33%. Presiden Petahana Megawati Soekarnoputri berada di posisi kedua dengan suara 26%, di atas mantan Panglima ABRI Wiranto yang mendapatkan suara 22%. Yudhoyono tidak mendapatkan hasil seperti yang diperkirakan oleh poling pendapat, namun Megawati lebih baik dari poling tersebut. Alasan mengapa hal tersebut terjadi salah satunya disebabkan oleh Yudhoyono yang tidak memiliki mesin partai nasional, seperti Megawati dengan PDI-P dan Wiranto dengan Golkar.[butuh rujukan]
Pemilu putaran pertama diselenggarakan pada tanggal 5 Juli 2004, dan diikuti oleh 5 pasangan calon. Berdasarkan hasil pemilihan umum yang diumumkan pada tanggal 26 Juli 2004, dari 153.320.544 orang pemilih terdaftar, 122.293.844 orang (79,76%) menggunakan hak pilihnya. Jumlah tersebut menjadi tantangan besar bagi penyelenggara, ditambah lagi adanya masalah dengan surat suara. Para pemilih menggunakan hak pilihnya dengan mencoblos surat suara pada foto pasangan calon yang mereka pilih menggunakan paku. Dikarenakan surat suara yang diberikan kepada pemilih dilipat menjadi dua, banyak surat pemilih mencoblos tanpa membuka lipatan surat suara tersebut, menjadikan surat suara tersebut memiliki dua lubang dan tidak sah. Ratusan ribu surat suara tersebut dinyatakan tidak sah sebelum Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyatakan bahwa surat suara tersebut sah.[40] Adanya situasi tersebut menyebabkan harus dilakukannya penghitungan ulang di banyak tempat, memperlambat penghitungan dan menimbulkan kekhawatiran akan adanya sengketa hasil pemilihan.
Hasil Nasional
Dari total jumlah suara, 119.656.868 suara (97,84%) dinyatakan sah, dengan rincian sebagai berikut:
Sumber: Statistik Indonesia;[41] Ananda, Arifin & Suryadinata[42]
Wiranto menolak untuk menerima hasil pemilihan dan melakukan gugatan kepada Mahkamah Konstitusi. Wiranto dan Salahuddin berargumen bahwa dikarenakan ketidakcocokan penghitungan surat suara oleh KPU, mereka kehilangan 5,434,660 suara dari dua puluh enam provinsi. Hasil pemungutan suara tersebut akan membuat total suara populer pasangan tersebut lebih tinggi dibandingkan Megawati dan Hasyim, sehingga menempatkan pasangan Wiranto dan Salahuddin pada putaran kedua. Namun, Mahkamah memutuskan pada 10 Agustus tidak ditemukan kejanggalan dan menguatkan penghitungan akhir KPU.[43]
Karena tidak ada satu pasangan yang memperoleh suara lebih dari 50%, maka diselenggarakan pemilihan putaran kedua yang diikuti oleh 2 pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua, yakni SBY-JK dan Mega-Hasyim.
Putaran kedua
Pemilu putaran kedua diselenggarakan pada tanggal 20 September2004 dengan calon pasangan sebagai berikut:
Pada 1 Agustus 2004, PPP yang sebelumnya mengusung pasangan Hamzah-Agum memutuskan untuk mendukung pasangan calon Megawati-Hasyim setelah mereka mengadakan rapat pleno dewan pimpinan pusat partai di Jakarta. Hamzah Haz mengatakan bahwa jika pasangan Mega-Hasyim kalah pada putaran kedua, PPP akan beroposisi, dan tidak akan ada orang PPP yang masuk dalam pemerintahan. KH Alawy Muhammad, petinggi PPP menyatakan bahwa dukungan PPP untuk Megawati memiliki ketentuan. Ketentuan tersebut diantaranya adalah Megawati harus berkomitmen untuk umat Islam, dan mengeluarkan Abu Bakar Ba’asyir sebelum pemilihan presiden putaran kedua dan sebelum ada bukti.[44][45] Dukungan PPP terhadap Mega-Hasyim menuai perpecahan dalam internal pendukung PPP, sebagian kader PPP menolak untuk mendukung Megawati dikarenakan adanya rekomendasi ulama yang mengharamkan memilih pemimpin perempuan.[46]
Setelah Wiranto-Wahid hanya mampu memperoleh suara terbanyak ketiga pada pemilihan presiden putaran pertama, dan setelah ditolaknya gugatan sengketa hasil pemilihan presiden putaran pertama oleh Mahkamah Konstitusi. Pada 16 Agustus 2004 Golkar memutuskan untuk bergabung ke dalam koalisi PDI-P dan mendukung pasangan Megawati-Hasyim.[47] Sebelumnya, terjadi perbedaan opini di internal partai untuk mendukung pasangan SBY-JK, di mana Jusuf Kalla merupakan kader dari partai Golkar. Atau mendukung pasangan Mega-Hasyim di mana sebelumnya partai Golkar pernah bekerja sama dengan PDI-P dalam pemerintahan.[48]
Setelah kekalahan pada putaran pertama, Amien Rais dan PAN memutuskan untuk bersikap netral pada putaran kedua. Namun ia tidak membantah bahwa sebagian besar kader PAN mendukung pasangan SBY-JK.[51][52] Di sisi lain, PKS dan PBB secara resmi mendukung SBY-JK setelah sebelumnya berkoalisi dengan PAN.[53] PKB, yang sebelumnya diperintahkan oleh Abdurrahman Wahid untuk tidak mendukung salah satu pasangan calon pada pemilihan putaran pertama dikarenakan tidak lolosnya Abdurrahman Wahid sebagai salah satu pasangan calon akibat tidak lolos tes kesehatan, menjadi partai terakhir yang memutuskan sikap untuk mendukung SBY-JK.[53]
Hasil
Berdasarkan hasil pemilihan umum yang diumumkan pada tanggal 4 Oktober 2004, dari 150.644.184 orang pemilih terdaftar, 116.662.705 orang (77,44%) menggunakan hak pilihnya. Dari total jumlah suara, 114.257.054 suara (97,94%) dinyatakan sah, dengan rincian sebagai berikut:
^Setiono, Benny G. (February 2003). "Etnis Tionghoa dan Partai Politik". Indonesia Media. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 December 2008. Diakses tanggal 20 June 2009.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ abFealy, Greg (2007). "The political contingency of reform-mindedness in Indonesia's Nahdlatul Ulama: interest politics and the Khittah". Dalam Reid, Anthony; Gilsenan, Michael. Islamic Legitimacy in a Plural Asia. London: Routledge. hlm. 163. ISBN978-0-415-45173-4.Parameter |name-list-style= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Hadi, Syamsul (2007). Disintegrasi Pasca Orde Baru: Negara, Konflik Lokal dan Dinamika Internasional. Jakarta: Centre for International Relations Studies. hlm. 179. ISBN978-979-461-624-6.
^"Kalla Mundur Sebelum Konvensi". Radar Sulteng. 16 April 2004. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 October 2011. Diakses tanggal 10 September 2009.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Cahyana, Ludhi; Parlan, Tri Mariyani. "Hamzah Haz dan Agum Gumelar". Institute for the Studies on Free Flow of Information. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 July 2011. Diakses tanggal 12 September 2009.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Перша Івуарийська громадянська війна Івуарійсько-французькі зіткненняІвуарійсько-французькі зіткнення Дата: 19 вересня 2002 року — 4 березня 2007 року Місце: Кот-д'Івуар Результат: Тимчасова мирна угода, за якою послідувало відновлення конфлікту Сторони Кот-д'Івуар, Урядові в…
Class of 17 diesel-electric locomotives that was used by Portuguese Railways This article does not cite any sources. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: CP Class 1930 – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (May 2020) (Learn how and when to remove this template message) Class 1930Locomotive 1943 heading an Inter City passenger train at Évora station…
Italian freestyle skier Debora PixnerDebora Pixner in 2015Personal informationBorn (1992-09-24) 24 September 1992 (age 31)Meran, South Tyrol, Italy[1]SportCountry ItalySportfreestyle skiing Debora Pixner (born 24 September 1992) is an Italian freestyle skier. She competed in the 2018 Winter Olympics, in ski cross.[2] References ^ Profile at the FIS portal ^ Athletic profile - Debora Pixner. pyeongchang2018.com. Archived from the original on 28 February 2018. Retrieved 2…
Still LifeUna scena del filmTitolo originale三峡好人Sanxia haoren Lingua originalemandarino standard, mandarino sichuanese, cinese jinyu Paese di produzioneCina Anno2006 Durata111 min Rapporto1,77:1 Generedrammatico RegiaJia Zhangke SoggettoGuan Na e Sun Jiamin SceneggiaturaJia Zhangke ProduttoreTianyan Wang, Pengle Xu, Jiong Zhu Casa di produzioneShanghai Film Studios, Xstream Pictures Distribuzione in italianoLucky Red FotografiaLik Wai Yu MontaggioKong Jing Lei Effetti specialiEddy Wong, …
Seorang anak memeluk temannya yang terluka. Pelukan dalam seni. Pelukan, dekapan, atau rangkuman adalah sebuah bentuk keintiman fisik yang biasanya dilakukan dengan menyentuh atau memegang erat seputar bagian badan seseorang, beberapa orang sekaligus, ataupun hewan peliharaan. Pelukan merupan tanda dari perasaan cinta atau kasih sayang maupun penghargaan. Pelukan bisa di lakukan oleh setiap orang tanpa memandang umur, jenis kelamin, maupun antar pria dan wanita. Lihat pula Kampanye Pelukan Grati…
1999 novel by Orson Scott Card Ender's Shadow First editionAuthorOrson Scott CardCover artistLisa FalkensternCountryUnited StatesLanguageEnglishSeriesEnder's Game seriesGenreScience fictionPublisherTor BooksPublication dateSeptember 1999Media typePrint (Hardcover & Paperback)Pages379 (Hardcover)480 (Paperback)ISBN0-312-86860-XOCLC41565235Dewey Decimal813/.54 21LC ClassPS3553.A655 E58 1999Followed byShadow of the Hegemon Ender's Shadow (1999) is a parallel science fi…
This article possibly contains original research. Please improve it by verifying the claims made and adding inline citations. Statements consisting only of original research should be removed. (June 2011) (Learn how and when to remove this template message) A group of performers part of the Royal Ballet of Cambodia. This article contains Khmer text. Without proper rendering support, you may see question marks, boxes, or other symbols instead of Khmer script. Theatre of Cambodia known as Lakh…
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini.Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala.Tag ini diberikan pada Januari 2023. KH. Misbahul Munir Kholil, M.A. KH. Misbahul Munir Kholil, M.A. atau Kyai Misbah (lahir 03 Juni 1972) adalah seorang ulama Pakar Ajaran Aswaja (Ahlussunnah Wal Jamaah). Ia merupakan pengasuh Pondok Pesantren Ilmu Qur’an (PIQ) Al-Misbah Jakarta.[1 …
Sebuah contoh keliling dunia menggunakan sebuah tiket keliling dunia. Perjalanan dimulai di London, berkeliling ke timur menuju India, Indonesia, Australia, Selandia Baru, Brasil, dan Afrika, kemudian kembali ke London, semuanya menggunakan tiket yang sama dengan persekutuan maskapai penerbangan yang sama pula. Sebuah tiket keliling dunia (TKD) adalah sebuah produk yang memungkinkan turis untuk terbang dan bepergian mengelilingi dunia untuk sebuah harga yang relatif rendah. TKD ini telah ada unt…
Hamida Banu BegamHamida Banu BegumPadshah BegumMasa Jabatan1556 – 1604PendahuluBega BegumPenerusSaliha Banu BegumInformasi pribadiKelahiran1527Kematian29 Agustus 1604 (aged 77)Agra, Kekaisaran MughalPemakamanMakam Humayun, DelhiNama anumertaMaryam MakaniAyahShaikh Ali Akbar JamiIbuMah Afroz BegumPasanganHumayunAnakAkbarAgamaIslam Syiah Hamida Banu Begam, 'Maryam Makani' (1527 – 29 Agustus 1604) adalah istri dari Kaisar Mughal kedua Humayun, dan ibu dari Kaisar Mughal, Akbar.[1] Ia me…
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini.Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala.Tag ini diberikan pada September 2016. Matthieu Sans Lens-Niort (2019)Informasi pribadiNama lengkap Matthieu SansTanggal lahir 16 Juni 1988 (umur 35)Tempat lahir Toulon, PrancisTinggi 1,91 m (6 ft 3 in)Posisi bermain BekInformasi klubKlub saat ini SC BastiaNomor 20Karier …
Environmental management paradigm focusing on entire ecosystems Ecosystem-based management is an environmental management approach that recognizes the full array of interactions within an ecosystem, including humans, rather than considering single issues, species, or ecosystem services in isolation.[1] It can be applied to studies in the terrestrial and aquatic environments with challenges being attributed to both. In the marine realm, they are highly challenging to quantify due to highl…
Dieser Artikel behandelt die Arbeiter-Zeitung der österreichischen Sozialdemokratie in Wien. Für weitere Publikationen dieses Namens siehe Arbeiter-Zeitung (Begriffsklärung). Arbeiter-Zeitung, AZ/Tagblatt, Neue AZ Beschreibung österreichische Parteizeitung (bis 1989); unabhängiges Tagblatt (1989 bis zur Einstellung) Fachgebiet „Organ“/„Zentralorgan“ der österreichischen Sozialdemokratie Sprache Deutsch Verlag zuletzt Druck- und Verlagsanstalt „Vorwärts“, Kommanditgesellschaft …
Partai Revolusi Chama Cha Mapinduzicode: sw is deprecated (Swahili)SingkatanCCMKetua umumSamia SuluhuSekretaris JenderalDaniel ChongoloJuru bicaraSophia MjemaWakil KetuaAbdurahman Omar KinanaPendiriJulius NyerereAboud JumbeDibentuk5 Februari 1977 (1977-02-05)Lambang pemiluCangkul dan paluBendera Chama Cha Mapinduzi (CCM; Swahili: terj. har. 'Partai Revolusi') adalah sebuah partai pemerintahan dominan di Tanzania dan partai pemerintahan terlama kedua di Afrika, hanya se…
Indo-Aryan language spoken in Assam, India AssameseAsamiyaÔxômiyaঅসমীয়াThe word Ôxômiya in the Assamese alphabetPronunciation[ɔxɔmija] ⓘNative toIndiaRegionAssam, Arunachal Pradesh, Meghalaya and NagalandEthnicityAssameseNative speakers15 million (2011 census)[1]Language familyIndo-European Indo-IranianIndo-AryanEasternBengali–AssameseKamrupaAssameseEarly formsMagadhi Prakrit Magadhan Apabhraṃśa Kamarupi Prakrit Abahaṭṭha Old Assamese …
Something 'Bout LoveSingel oleh David Archuletadari album The Other Side of Down[1]Dirilis20 Juli 2010FormatDigital downloadGenrePopDurasi4:22 (Album Version)4:01 (Radio Edit)LabelJivePenciptaDavid Archuleta, Sam Hollander, Dave Katz, Chris DeStefano[2]ProduserS*A*M and Sluggo, co-produced by Chris DeStefano Something 'Bout Love adalah singel David Archuleta dari album The Other Side of Down yang akan dirilis pada tanggal 5 Oktober 2010.[3] Riwayat perilisan Negara Tangga…
Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini. Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan. Mengganti markah HTML dengan markah wiki bila dimungkinkan. Tambahkan pranala wiki. Bila dirasa perlu, buatlah pautan ke artikel wiki lainnya dengan cara menambahkan [[ dan ]] pada kata yang bersangkutan (lihat WP:LINK untuk keterangan lebih lanjut). …
Untuk kegunaan lain, lihat Paron (disambiguasi). Paron Paron atau landasan adalah alat pengolahan logam yang berupa sebongkah logam besar (biasanya baja tempa atau cor), dengan permukaan atas yang datar. Di atas alat ini, objek lain ditempa atau dikerjakan. Paron sangat praktis dan sangat masif digunakan, karena makin lembam, makin efisien pemindahan energi dari alat pemukul ke benda kerja. Dalam banyak kasus, paron digunakan sebagai alat tempa. Sebelum ditemukan las modern, alat ini adalah alat…
The Dilemmas of Lenin: Terrorism, War, Empire, Love, Revolution PengarangTariq AliSubjekNonfiksiPenerbitVerso BooksTanggal terbit2017Jenis mediaCetakHalaman384 halaman The Dilemmas of Lenin: Terrorism, War, Empire, Love, Revolution adalah sebuah buku tahun 2017 yang ditulis oleh aktivis dan Trotskyis Tariq Ali, yang berfokus pada kehidupan revolusioner Bolshevik Rusia Vladimir Lenin.[1][2] Referensi ^ Ali, Tariq (2017). The Dilemmas of Lenin: Terrorism, War, Empire, Lov…
Walter Ulbricht Sekjen Komite PusatPartai Persatuan Sosialis JermanMasa jabatan1950–1971 PendahuluPembentukan baru (Tidak ada)PenggantiErich HoneckerPemimpin Republik Demokratik JermanMasa jabatan1960–1973 PendahuluWilhelm Pieck sebagai Presiden PenggantiWilli Stoph Informasi pribadiLahir(1893-06-30)30 Juni 1893Leipzig, Kerajaan Saxony, Kekaisaran JermanMeninggal1 Agustus 1973(1973-08-01) (umur 80)Groß Dölln dekat Templin,Jerman TimurKebangsaanJermanPartai politikPartai Persatuan Sosi…